NovelToon NovelToon
Jebakan Cinta Pawang Sapi

Jebakan Cinta Pawang Sapi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Teen School/College / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Romansa / Slice of Life
Popularitas:7.2k
Nilai: 5
Nama Author: Realrf

Fakultas peternakan x Fakultas Hukum

Nyambung nggak jelas ngak Nyambung bangetkan, bau sapi sama tumpukan undang-undang, jelas tidak memiliki kesamaan sama sekali. Tapi bagaimana jika terjalin asmara di dalam perbedaan besar itu, seperti Calista Almaira dan Evan Galenio.

Si pawang sapi dan Arjuna hukum yang menjalin hubungan dengan dasar rasa tanggung jawab karena Evan adalah pelaku tabrak lari kucing kesayangan Calista.
Kamu sudah melakukan tindak kejahatan dan masih bertanya kenapa?" Calista sedikit memiringkan kepala menatap Evan dengan tidak percaya, laki-laki yang memakai kaos putih itu pun semakin bingung.

"Nggak usah ngomong macen-macem cuma buat narik perhatian gue, basi tau nggak!" Hardik Evan emosi.

"Buat apa narik perhatian pembunuhan kayak kamu!"

Beneran kamu bakal ngelakuin apapun?" Tanya Calista yang gamang dan ragu dengan ucapan Evan.

Evan mengangguk pasti.

"Hidupin joni lagi bisa?"

"Jangan gila Lu, gue bukan Tuhan!" sarkas Evan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Realrf, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

kantin dan 3 arjuna

Sore ini kantin Fakultas ekonomi cukup ramai, selain karena karena para pengemar tiga Arjuna Nolite mereka juga lapar dan menu di kantin fakultas ini termasuk yang paling lengkap, terutama soto Bu inayah yang menjadi legend di sana. Bobby baru saja memesan tiga mangkok soto dan kembali dengan membawa tiga gelas es teh sekaligus. Dua gelas yang ia bawa di tangan kanan Bobby letakan secara bersamaan lalu ia menaruh satu yang ia bawa di tangan kiri, sialnya gelas itu tidak mendarat dengan baik dan malah tumpah merata semeja.

"Aelah Bob, sehari nggak bikin basah celana gue kayaknya bakal sawan Lu," keluh Rian sembari mengibaskan air teh yang menetes dari meja membasahi celan kain yang ia pakai.

Bobby hanya menyengir memamerkan giginya, pegawai kantin yang sigap langsung membawa kain pel dan lap ke meja yang basah. Bobby hendak mengambil lap yang pria paruh baya itu bawa tapi pria itu menggeleng cepat.

"Ndak usah mas biar saya saja, mas Bobby sama yang lain ganti ke meja sana saja dulu ya," ujar pria cepat, dia tidak mau dua kali kerja, karena pasti akan ada bencana lain jika membiarkan pelanggan satu ini turun tangan.

"Mas-masnya pindah saja, monggo." Sedikit memaksa bahkan sampai melipat tangan agar bobby yang menatapnya segera pindah.

"Udah Bob duduk aja sana," ajak Evan sambil menepuk bahu Bobby.

"Iya,iya," sahut Bobby pasrah. Bobby memang punya tangan ajaib yang selalu saja punya cara tersendiri untuk bercanda, pegawai kantin dan dua sahabatnya itu sudah sangat hafal dan tidak kaget lagi jika apa yang disentuh Bobby bisa pindah alam dalam beberapa detik saja.

Ketiga Arjuna itupun pindah ke meja yang ada di samping meja yang basah tadi. Tak lama mereka duduk soto pesanan mereka pun sampai. Seorang wanita paruh baya dengan senyum ramah membawa tiga soto dengan isian berbeda, dua soto daging dengan isian komplit dan satu soto dengan isian full daging dan kuah saja, tanpa kentang, tomat dan pelengkap lain.

"Ini silahkan dinikmati sotonya," ucap wanita itu dengan meletakkan soto milik mereka masing-masing, tak lupa dia juga membawakan teh milik Bobby untuk mengantikan tehnya yang tumpah tadi.

"Terima kasih Bu," ucap Rian dengan sopan.

"Terma kasih Bu inayah, maaf juga soal tehnya," tutur Bobby dengan canggung dengan rasa bersalahnya.

Wanita itu tersenyum tipis dengan menggeleng pelan." Ndak apa-apa, udah biasa."

"Tuh Bob, Bu inayah aja sampe apal banget kelakuan Lu," tukas Rian, Bobby hanya menyengir saat rian menyikut lengannya.

Evan hanya fokus pada layar ponselnya, sesekali ia menyendok daging dari soto miliknya. Rian mendengus lucu melihat tingkah sahabatnya yang tidak biasa itu, biasanya Evan akan makan dengan anteng tanpa memperdulikan ponsel. Tapi hari ini dia malah fokus ke ponsel bukan ke makanan.

"Ehem, yang udah berpawang emang beda ya. Dunia cuma ada dilayar doang kalau ayang nggak dalam pandangan," sindir Rian dengn lirikan julidnya.

Rahang Evan yang tadinya memutar cepat mengunyah daging melambatkan gerakkannya. Pria berkemeja hitam dengn motif garis di bagian depan itu mengarahkan pandangannya tajam kearah Rian yang memutar matanya ke arah lain pura-pura tidak melihat.

"Sirik pertanda jomblo," sindir Evan balik.

"Sialan Lo!" umpatan yang meluncur dengan sedotan kearah Evan.

Bobby tergelak puas melihat wajah kesal Rian karena lemparannya yang meleset.

"Diem, Lu juga jomblo. Nggak sadar Lo," ketus Rian pada bobby yang masih tertawa lepas sampai menyenggol gelas tehnya lagi.

"Anjir bangsat Lu Bob, tu tangan bisa diem bentar nggak!" pekik Rian yang segera melompat menjauh menghindari tumpahan es teh Bobby untuk ke dua kalinya.

Hari ini Rian memakai outfit warna putih hari ini, akan sangat terlihat jika terkena noda.

"Hais!" kali ini Evan juga berdiri karena tumpahan kali ini lebih banyak.

Si tersangka juga berdiri sambil mengusap tengkuknya. Tiga pria itu memutuskan untuk pindah ke meja sebelumnya yang sudah di bersihkan. Mereka pun memutuskan untuk menikmati soto mereka dengan kusyuk setelah berdoa agar tidak terjadi bencana untuk yang ke tiga kalinya.

Ponsel yang Evan letakkan di meja bergetar, pria itu segera mengalihkan atensinya dari mangkok soto ke layar. Jemarinya dengan lincah mengetik beberapa kata untuk membalas pesan yang masuk. Tanpa Evan sadari raut wajahnya sedikit berubah, ada senyum tipis yang menghiasi bibirnya Evan.

Bobby yang menyadari hal itu memberi kode pada Rian dengan menyenggol lengannya.

"Apa njir, soto gue tumpah anjir," ketus Bobby kesal, karena senggolan sikat Rian sendok berisi kuah soto sepotong daging dan secuil tomat itu gagal mendarat di mulut Bobby, mereka semua malah jatuh berceceran.

Mendapatkan lirikan sinis dari si Bobby, Rian hanya menyengir tanpa dosa. Bukannya minta maaf dia malah mengerakkan dagu kearah Evan yang terpantau masih tersenyum.

"Van? Sehat?"

Evan yang mendapatkan pertanyaan absurd dari Bobby pun mengerutkan keningnya.

"Dia sehat Bob, cuma rada miring aja kesambet virus cinta," seloro Rian, Bobby dan Rian tertawa saat Evan memberikan tatapan tajam pada mereka.

"Tapi gue nggak nyangka banget Lo bakal jadian sama Calista. Cewek bawel dari Fapet itu, masih belum bisa dicerna otak banget Van. Dia bukan tipe Lo bangetkan? Maksud gue, bukannya Lu nggak suka cewek berisik kayak Calista itu?" Cerca Rian lalu menyuapkan sisa soto yang msih tersisa di mangkok ke mulutnya.

Evan mendengus santai." Gue nggak punya kriteria khusus masalah cewek, dan Lu juga pada tau kenapa gue jadian sama dia."

Bobby dan Rian mengangguk bersamaan, Evan memang sudah memberi tahu mereka alasan detail kenapa dia dan Calista bisa menjadi sepasang kekasih untu dua bulan ke depan di grup chat yang cuma berisi mereka bertiga. Dan mereka sepakat untuk tidak membahas itu di luar grup.

"Ya tetep aja aneh, apalagi dia itu bawel, Van. B-A-W-E-L, capslock nyala! Gue heran, kuping lo masih sehat?"

"Bukan cuma bawel, bro. Dia tuh... apa ya, kayak sapi. Eh, bukan, maksud gue kayak penggembala sapi. Liat aja dia ngomong, napasnya kuat banget. Pernah dia ngomel ke gue pas acara BEM, gue hampir nangis. Nggak kuat banget gue dibawelin pekara gue nggak sengaja nginjek ekor kucing." Bobby mengedikkan tubuhnya yang tiba-tiba merasa merinding sebadan mengingat kala Calista mengomelinnya.

"HAHAHA! Gue bisa bayangin sepanik apa muka Lu sampe mau nangis Bob, kalau gue mungkin udah nangis beneran. Hahahaa!"

Ria tertawa ngakak membayangkan wajah Bobby kala kejadian itu terjadi, tidak hanya tertawa tangan Rian sudah mendaratkan pukulan di lengan Bobby. Rusuh sekali kalau Rian sudah dalam mode seperti ini.

"Sakit bangsat!" Umpat Bobby sambil mengusap bekas pukulan Rian.

"Sorry ... Sorry ..."

"Tapi Van, meski Calista tuh bawel banget tapi dia baik njir. Masakan dia juga enak banget, sayang banget kalau kalian nggak langgeng. Apalagi setahu gue dia juga nggak pernah deket sama cowok manapun, kayaknya Lu pacar pertama dia deh," seloroh Bobby tiba-tiba.

Dahi Evan seketika berkerut bertumpuk saking herannya mendengar apa yang Bobby katakan. Dari mana Bobby tahu hal sebanyak itu tentang Calista? Apa mereka pernah dekat? Sedekat apa sampai merasakan masakan Calista?

"Lu kok bisa tau sebanyak itu Bob? Lu naksir sama Calista?" Pertanyaan yang Rian lontarkan sangat mewakili kegelisahan Evan.

"Atau jangan-jangan Lu stalkingin dia, wah parah Lu Bob. Cari cewek lain lah, jangan nikung cewek temen Lu," lanjut Rian lagi.

Evan hanya diam sambil menikmati teh miliknya. Namun, dalam diamnya Evan memperhatikan dengan seksama apa yang Bobby dan Rian obrolkan.

"Otak Lu, jahat amat. Dia kan temennya Laura, tetangga gue. Ya ada kali waktu itu Laura bawa pulang masakan Calista terus gue ikut ngicip dikit, beuh sumpah enak banget. Kalau dijual mau banget gue beli," sahut Bobby menjelaskan.

"Aelah gitu doang, gue dah nunggu Lu bilang naksir Bob. Biar ada drama cinta segitiga! Hukum-Fapet-Ekonomi, seru banget dah, hahahahaha!"

"Aduh nggak dulu deh. Gue belum siap jadi bahan gibah sapi-sapinya Calista!" Tukas Bobby sambil mengangkat kedua tangannya.

"Berisik amat Lu pada," ujar Evan dengan mengeleng pelan.

Tawa ketiga Arjuna itu pecah seiring candaan absurd mereka yang terus mengalir. Salah satu cara mereka melepaskan kepenatan menjadi mahasiswa menjelang tua yang mulai sibuk, dengan praktikum dan nilai yang tentu akan mendukung skipsi mereka nanti. Ah, skripsi ya mendengar kata itu saja membuat Evan dan genk arjunanya itu puyeng.

Soto yang sudah tandas tapi ketiga cowok ganteng itu msih belum beranjak dari kantin, mereka masih ingin bersantai dan menghabiskan sedikit waktu sebelum pulang, lebih tepatnya Rian dan Bobby sedang menemani Evan menunggu kedatangan pacar bawelnya. Dan tiba-tiba, suara lantang terdengar dari belakang mereka.

"HALO, PACAR!" teriak calista dengan smangat penuh.

"UHUK! Caca?! Apaan sih tiba-tiba begitu?" Evan mendelik tajam pada gadis dengan jepitan panda yang duduk di sampingnya dengan bibir manyun

Rian langsung ngakak sambil tepuk meja, karena kalau menepuk Bobby nanti dia minta ganti rugi.

"HAHAHAHAHA! Gila, Van! Cewek lo terang-terangan banget, nih! Gue suka energinya!"

"Hah, sumpah, suara lo bikin gue deg-degan. Gue kira ada dosen masuk kantin." Bobby memegang erat gelasnya yang hampir terguling untuk yang ke tiga kalinya.

"Tenang, Bob, mulai sekarang Lu harus membiasakan diri dengann suara si Caca." laura mendaratkan bokongnya di samping Bobby dengan jarak tas ransel yang ia letakkan diatara mereka.

Laura juga menarik kursinya sedikit menjauh agar tetap menjaga jarak aman dengan Bobby. Bukannya apa-apa, laura tidak mau menjadi bahan gosip dan bullyan para fans fanatik tiga arjuna Nolite ini.

"Kan mau nyapa pacar, nggak boleh ya?" tanya Calista memasang wajah memelas yang di kombinasikan dengan bibir yang sedikit manyun.

"Boleh Ca, tapi nggak harus teriak juga."

"Itukan mengekspreikan rasa senang kan bahagianya aku bisa bertemu dengan pacar aku setelah lelah dengan kelas aku," tutur Calista dengan wajah mengeyel.

Evan sambil elus dada, masih mencoba tenang, helaan nafas dalam juga terdengar dari pria tampan itu. Evan harus benar-benar punya kesabaran extra untuk pacar sementaranya ini.

"Iya, iya, tapi nggak usah segede itu juga suaranya, Ca. Kita kan di kantin, tempat umum. yang lain bisa aja keganggu."

"Jadi kalau nggak di tempat umum boleh?" tanya calista dengan manik mata berkedip manja.

"Terserah!" tukas Evan yang langsung menenggak tehnya hingga habis tak bersisa.

Rian tertawa lebar melihat wajah Evan yang tertekan, sungguh sebuah hiburan tersendiri. Seorang Calista yang notabenya gadis biasa bisa membuat Evan menujukan ekspresi seperti itu, padahal seorang rektor saja bisa di debat sama Evan. Tai calista yang baru di kenal kemarin sudah bisa membuat Evan menyerah.

"HAHAHA! Udah, Van, terima nasib. Lo punya pacar yang kayak toa masjid. Jelas, lantang, nggak ada editan!" Rian sampai memegangi perutnya yang kaku karena terlalu banyak tertawa.

"Eh, tapi gue salut sama Calista. Cewek yang percaya diri tuh keren. Coba Laura, lo gitu juga," tantang Bobby sambil menatap laura yang terlihat jengah.

"Gue kayak gitu ke siapa? ke Elu? cih najis," sarkas Laura sembari membuang muka.

"Najis najis ntar jodoh lho," celetuk Calista yang membuat Bobby dan laura saling berpandangan sesaat sebelum membuang muka di waktu yang sama.

"Jangan ngawur deh Ca, nggak mau gue sama cowok model begini, au ah males gue pulang dulu deh ca, Lu udah aman sama cowok Lu." Laura bangkit dari kursinya mengambil tas ransel miliknya lalu melangkah dengan wajah kesal.

"Lha sapa juga yang mau sama Lu!" pekik Bobby pada punggung Laura.

"Gue juga balik deh, Lo bareng gue Yan?" tanya Bobby memastikan, Rian mengangguk dengan mulut yang masih menghisap teh lewat sedotan.

Dua anggota arjuna sudah meninggalkan meja, sekarang hanya sepasang sejoli yang ngaku pacaran tapi belum ada rasa, mungkin ada ding walau masih sebiji sawi.

1
Jasmine
Ciee so sweet uluh uluh, cueknya Evan itu aslinya dia perhatian banget lho sama Caca . Fix sih ada perasaan Evan sama Caca😍🤭
Aishiteru❤‍🔥
wahhh si gaby mulutnya kayak. gak di sekolah in. padahal anak hukum loo bisa2 nya di merendahkan fakultas lain. yaa sama saja di menjelekkan kampusnya sendiri dong
Aishiteru❤‍🔥
cara ngebahagiain Caca gampang banget.
cukup dengan memberi makan kucing saja Caca udah bahagia banget
Aishiteru❤‍🔥
mau ngakak tapi takut bikin evan tambah bad mood. bisa2 nya si evan di kira kang maling burung 🤣🤣🤣🤣
Aishiteru❤‍🔥
miris banget kehidupan kamu Ca.
semoga kebahagiaan cepat menghampiri kamu
Desi Sari
gk enak bgt jd caca harus bisa menahan sakit hati yg tiap hari di kasih oleh Bibi nya, ini paman nya kmn kh gk tanggung jwb bgt minta caca disana tp dikasarin dan di kejamin sm istrinya diem2 bae
Desi Sari
kan bner evan udh beneran suka dan cinta tp blm mau ngaku itu cinta tp sekedar tanggung jwb pdhl perlakuan evan je caca udh ky org pacaran beneran loh bukan pura2
Desi Sari
syukurin gaby mlah menuai kritikan harusnya bikin dia sadar mlah mah sombong dan gk merasa bersalah
Aishiteru❤‍🔥
di mulut bisa gak khawatir sama Caca ehh di hati dia mengkhawatirkan caca
Aishiteru❤‍🔥
entah apa yang di sembunyikan sama caca. kok dia kekeh banget gak mau di antar pulang sama evan
Aishiteru❤‍🔥
helehhhh....
kalau pas lagi bawel saja bilang cerewet lah, berisik lah.
coba nanti kalau si caca diem. pasti kelimpungan tuh si evan
Jasmine
Ciee Evan pasti lama2 jatuh cinta beneran nih sama Caca wkwk
Caca tuh cerewet karena peduli sama kamu Evan . Ada ada Evan masa dari dulu belum pernah makan sayuran . Sayuran sehat tauuu
Desi Sari
evan omongannya bikin diabetes manis bgt ini dr dlm hati ngomong nya ap cuma buat nyenengin caca sih.
tp keknya evan udh cinta ke caca tp gk sadar deh
Aishiteru❤‍🔥
itu si Bobby mau makan apa gelut kok rusuh banget/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Desi Sari
wah ini evan beneran ngebela krn cinta ap krn harga diri calista
Desi Sari
evan nnti klo putus kebayang2 sm kelakuan unik caca gk sih
Risty Hamzah
Mungkin di balik ceria dan bawelnya caca buat nutupinn hidup nya menyedihkan
Fitri HY
.waowww Gaby "lucu"

.ciyeee Evan ciyeee🥰🥰🥰
Risty Hamzah
Hebat ya caca padahal kelihatan nya seperti cewek manja dan cengeng eh gk tau nya dia cewek mandiri dan pekerja keras
Riri Fafa
aku curiga di gaby ini kalau makan lauk nya pake batako sama semen
gak pernah makan daging deh
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!