Follow ig author yuk🙌🏻 @hhnsaaa_
___
Dijodohkan memang tidak enak, maka dari itu Bella memilih jalan nya sendiri, dan untung nya Gevano menerima kenyataan itu dan memilih membantu Bella untuk menikah dengan lelaki pilihan nya.
Saat usai menikahkan Bella dengan lelaki yang di mau nya, Gevano pun mendapat keberuntungan yang begitu berharga dan sangat bernilai. Andina Putri.
Wanita 22 tahun, yang menjadi pelampiasan lelaki pilihan Bella, memilih untuk pasrah dan menerima takdir nya yang ditinggal pergi.
Tetapi tak berselang lama, datang bak pangeran berkuda, Gevano melamar nya.
Akankah mereka hidup bahagia? Sanggup kah Gevano dengan tingkah laku Andin yang begitu di luar kepala?
___
Cerita ini berdasarkan khayalan author semata jadi jangan baca deskripsi, cukup baca tiap bab dan jangan lupa tinggalin jejak berupa like & komen.
Mohon pengertiannya ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hanisanisa_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 9
"Oke aku duluan ya" ucap Andin di angguki oleh Gevano yang akan mendengarkan dengan seksama dan tanpa terlupakan satu pun.
"Aku Andina Putri, orang tua ku bernama Raka Aditya Nugraha dan Andina Pangestu Puteri, aku anak tunggal yang gagal menjadi Kakak karena adek ku ikut sama Ibu waktu masih di dalam kandungan dan nggak sempat di tolong"
"Aku anak yang manja kata Bapak jadi kamu harus sabar hadapin sifat ku. Aku nggak bisa masak, tapi kalau di ajarin masak aku bakal bisa"
Saat Andin sibuk mengoceh memberitahu Gevano kehidupan mereka dan segala hal, Gevano menarik tubuh Andin untuk merebahkan diri.
"Ibu ku dulu nya berprofesi sebagai penjual kue kering yang begitu enak pada masa-masa nya dulu. Kalau Bapak Pemimpin di Tentara Angkatan Darat"
"Itu lah kenapa badan Bapak masih tetap atletis dan kekar walau usia nya udah mau 60 tahun"
Gevano mengangguk-angguk mendengarkan semua yang Andin katakan.
"Kehidupan ku selama ada Ibu itu benar-benar berjalan mulus walau dari keluarga Bapak sering gangguin kehidupan kami karena nggak setuju sama pernikahan Ibu sama Bapak"
"Oh ya, Bapak sama Ibu menikah sekitar 23 tahun sudah, jadi sebelum aku lahir 1 tahun mereka baru menikah"
"Bapak seorang duda awal nya, duda tanpa anak. Istri pertama nya itu dokter ahli jantung tapi karena mandul Bapak milih buat cerai"
"Terus menduda sampai 10 tahun baru ketemu sama Ibu yang posisi nya sama kayak aku, jadi pelampiasan dan selalu di janji-janjikan bakal di nikahi"
Gevano mendengarkan sembari mengelus rambut Andin, dan tanpa Andin sadari dia mulai nyaman dengan sentuhan itu.
"Waktu Ibu udah tiada, aku di bawa sama Bapak ke desa B. Kata nya biar dapat ketenangan dan nggak ada gangguan dari Mbah Putri sama Mbah Kakung"
"Dan benar aja, selama di desa kami benar-benar aman. Bapak urus pasukan Angkatan Darat dari jauh dan nggak pernah ninggalin aku sendiri"
"Mungkin karena aku dari kecil kalau apa-apa selalu bilang ke Bapak, aku jadi manja, bahkan aku nggak pernah di bolehin buat bantu Bapak kalau masak, katanya itu bukan tugas perempuan"
"Oh yaa, aku baru pacaran sekali itupun langsung kena amuk sama Bapak karena ketahuan pacaran, hehe" cengir Andin menampilkan gigi putih nya.
Andin mengakhiri cerita nya dan menoleh ke samping menatap Gevano.
"Udah selesai?" tanya Gevano di angguki oleh Andin.
"Sekarang giliran ku, tapi sebelum itu kamu minum dulu. Seret pasti habis ngomong panjang lebar" ucap Gevano memberikan cangkir berisi air putih biasa.
"Aku emang suka ngomong, jadi jangan bosan ya dengar aku tiap hari ngoceh" balas Andin setelah nya ia meminum air itu.
Gevano terkekeh dan mengangguk. Sembari terus mengelus rambut Andin yang lembut.
"Oke sudah, aku mau dengar cerita tentang kamu lagi"
"Kita mulai ya?" Andin mengangguk antusias dan menatap Gevano tak berkedip.
"Kamu pasti udah tau nama ku kan?"
"Nggak, aku nggak tau nama panjang mu" Andin menjawab menghentikan cerita Gevano.
Gevano terkekeh kecil. "Aku Gevano Candra Banyu, aku anak kedua dari dua bersaudara. Kakak aku udah menemukan tambatan hati beberapa tahun yang lalu"
"Kamu juga udah nemu"
Gevano kembali tersenyum dan mengecup kening Andin secara tiba-tiba membuat Andin terdiam.
"Aku seorang CEO di perusahaan Candra GAB"
"Oh jadi karena itu kamu tadi bilang kalau kamu berpengaruh" Gevano mengiyakan seruan Andin.
"Mama Papa ku udah lama pisah, Mama nggak mau di madu sama orang berdarah kerajaan. Mama ku itu orang Itali jadi ya bisa di bilang bukan selera Oma Opa ku"
"Sedih nya, kuat-kuat ya mertua ku walau kita belum ketemu" Andin ikut sedih.
"Tapi semua hak asuh anak ada di Mama jadi aku sama Kakak aku selama ini sama Mama, dan ngurus perkantoran yang memang dari warisan keluarga Mama ku"
"Syukur lah"
Gevano mengangguk. "Aku kalau di keluarga Papa ku jadi cuek bahkan kalau ketemu kayak orang asing, beda kalau sama keluarga Mama yang memang selalu ketemu pasti udah akrab banget"
"Mereka ramah nggak?"
"Ramah kok, cuma.. Grandma aja yang sedikit sensitif, tapi tenang aja ada aku, aku akan lindungi kamu kok. Tapi itu waktu awal-awal aja lama kelamaan Grandma pasti mudah di deketin"
Andin mengangguk sesekali menguap menahan ngantuk nya.
"Aku takut deh"
"Tenang aja, selama ada aku, Grandma nggak akan bisa apa-apain kamu"
Andin kembali mengangguk. Gevano kembali bercerita tentang kehidupan nya.
"Aku pernah dekat sama seseorang.. Tapi aku nggak berani nyatain perasaan ku karena aku ragu dan lagi Mama sering nasehat kalau suka dan yakin baru nyatain kalau masih ragu dan gugup mending kubur dalam-dalam rasa itu"
"Dan benar aja, aku udah nggak ada perasaan apapun sama seseorang. Jadi bisa di bilang aku belum pernah pacaran"
Gevano mengernyit, tumben sekali tidak ada sahutan dari Andin. Kenapa?
Gevano melirik Andin yang bersandar di lengan nya dan terlihat mata Andin yang tertutup rapat.
"Astaga tidur ternyata, berasa di dongeng in ya?" Gevano terkekeh sembari bergumam kecil.
"Oke lah, kita sudahi perkenalan nya. Good night and sweet dreams my wife"
Gevano pun menyusul Andin tidur sambil mendekap Andin seakan-akan Andin adalah guling kesayangan nya.
"Pengganti guling ku" lirih Gevano sebelum benar-benar terlelap mengikuti jejak Andin.