Sinopsis: Namaku Ebby Zahran. aku seorang OB di sebuah rumah sakit besar, aku selalu di salahkan oleh kakak tiriku, bahkan aku selalu di jadikan layak nya seorang babu. padahal aku putra kandung keluarga mamah. aku putra kedua dari mamah, papah ku sudah tiada, aku kira setelah mamah menikah lagi aku akan bahagia mempunyai kakak tiri . kakak tiriku putra kandung dari papah tiriku. mamah dan papah tiriku belum di karuniai anak.
aku juga belum pernah mendapatkan kebahagiaan dari kakak ku. dia selalu acuh, aku tak tau apa yg membuat nya seperti itu.
Ikuti kisah ku ini, semua tak mudah untukku.
hanya untuk hiburan semata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon delita bae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ep 15" Capek
Aku tengah duduk di Gazebo, angin malam ini sangat dingin, karna sore tadi hujan turun dengan deras, pepohonan tumbang, jalan becek, hingga waktu aku pulang sepeda ku ban nya kotor semua tapi sudah aku bersihkan.
Bahkan sempat mati listrik juga, tapi setelah satu jam nyala kembali. Saat mati listrik aku di kamar , sedang menyisir rambut aku baru saja beres mandi.
Langkah kaki seseorang terdengar jelas , aroma minyak angin itu sangat segar, rupa nya nenek menghampiriku membawa satu piring donat buatan nya.
" Jangan ngelamun terus" Nenek menyodorkan piring berisi donat itu sambil tersenyum , menghela nafas berat nya , lalu duduk di samping ku, tongkat nya selalu setia menemani.
" Nek, aku capek, pengen bahagia, aku pengen punya keluarga yg saling menyayangi, aku juga nggak yakin kalo aku bisa memiliki Ellena." Aku berbisik sambil celingak- celinguk karna takut kak Adi dengar. lalu memakan pelan donat itu.
"Harus yakin dong, nenek dukung, walau Adi nggak terima" Nenek mengecup keningku sambil tersenyum, senyum nya terlihat manis.
"Aku capek nek, Raga ku selalu di salahkan, padahal aku nggak pernah bikin onar, malu tapi aku selalu saja salah, angin malam ini nggak sedingin sikap kakak dan mamah nek, Aku ikhlas kalau aku pergi duluan dari dunia ini, karna aku udah lelah, aku punya bekal buat di akhirat nanti, dari pada aku kek gini terus capek nek" Aku menunduk, sambil mengunyah suara ku mulai memudar karna angin nya begitu kencang membuat suara ku hilang.
" Jangan pernah bicara seperti itu, takdir akan memberikan sebuah kebahagiaan untuk mu sayang" Papah mendekati membawa segelas susu hangat lalu menyimpan nya di kursi, lalu beliau melingkari perut ku sambil tersenyum,dagunya di pundak ku.
" Aku sangat bersyukur pah memiliki nenek , papah ,mamah , kak Ryan dan kak Adi, tapi aku udah bener - bener lelah dengan semua ini" aku meminum susu hangat itu sambil tersenyum.
Papah dan nenek hanya tersenyum memeluk tubuh ku, mereka paham akan luka hati ku, maka dari itu mereka tidak pernah membuatku menangis.
Sementara di rumah, Ellena sedang duduk di kursi rotan, sambil memandangi indah nya malam ini, posisi nya ada di balkon .
Dalam pikiran nya terlintas wajah ku dan kejadian kemarin , yg membuat nya sedikit kesal.
" Hayo aku tau pasti tante lagi mikirin om imut ya?Irwan membuat Ellena kaget, langsung mengalihkan fokus nya pada Irwan.
" Tau aja sih, om imut itu ganteng, tante suka, menurut Irwan gimana pantes nggak buat jadi imam tante?" Ellena menunggu jawaban Irwan sambil memainkan hidung kecil Irwan.
" Pantes, cocok, aku juga setuju kalo om imut jadi imam tante, lagian sama - sama masih jomblo" Irwan nyengir sambil duduk manis di pangkuan Ellena..
" Setuju banget tuh, abang liat dia emang baik- baik, pekerja keras lagi, semoga bisa memiliki nya ya, abang dukung buat memperjuangkan cinta mu untuk nya" Eza menghampiri dengan jalan nya tertatih- tatih karna kakinya masih terasa sakit.
" Aku seneng kalo abang setuju, tapi masalah nya Mas Ebby tidak mau menerima aku, terus Adi kakak tirinya sangat membenci nya, aku aja di ancam, tapi aku akan memperjuangkan cinta ini, karna bagi ku dia istimewa. entah mengapa hati ku nyaman bila di dekat nya, aku juga sangat mencintai nya lebih dari waktu aku mencintai mantan kekasih ku dulu" Ellena menarik kursi rotan yg ada di samping nya untuk Eza duduk.
" Terus lah perjuangkan cinta mu, abang yakin suatu hari nanti kebahagiaan akan memihak cinta kalian, walau akhir nya tidak bisa di pastikan akan bahagia atau sebalik nya, tetapi jika sudah berusaha maka hasil nya pun tak akan mengecewakan" Eza membelai lembut rambut panjang Ellena.
Ellena hanya tersenyum, dia senang karna abang nya mendukung, tapi dia juga sedih karna aku selalu menghindar terus dari nya , tapi semua itu tidak memadamkan api semangat nya karna cinta nya sangat besar untuk ku.