SELOW UPDATE!!!
Suka Alhamdulillah tak suka tinggalkan saja tanpa meninggalkan jejak, harap mengerti !! jangan karna komentar jahat kalian membuat Nae sebagai penulis Down....Cuzz cerita karangan semata jangan terlalu disamakan dengan dunia nyata....!!!
SINOPSIS
pernah di khianati membuatnya enggan memiliki pasangan hidup yang hanya menginginkan apa yang ia miliki..
seorang gadis gendut yang sebenarnya multitalenta memiliki segalanya tapi dirinya tak pernah bahagia karna semua orang hanya menginginkan sesuatu dari apa yang dimilikinya..
sejak di khianati oleh sahabat dan kekasihnya, gadis ini meninggalkan semua kebanggaannya keluar Negri dan menurunkan berat badannya setelah berhasil ia malah hidup menjadi gadis culun yang sederhana...
akankah gadis culun ini mendapatkan cinta sejati nya? ikuti kisahnya...
Novel ini hanya karangan semata, apabila ada kesamaan tempat dan nama itu semua murni kesalahan penulis..
harap bijak dalam berkomentar...
selow Update...!!
Happy Reading..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sucii Amidasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
berubah
.
.
Sya terpaksa memasak malam-malam sekitar jam 11 lewat, sesekali Sya menguap lebar.
"ya Tuhan... kenapa aku harus memiliki bos seperti itu? apa aku harus mengundurkan diri aja ya? ck... belum cukup 1 bulan masa iya udah menyerah? sabar Sya... sabar.. kamu bahkan bisa melewati lebih sulit dari hal ini"..gumam Sya mengingat penghiantan sahabat dan kekasihnya beberapa tahun yang lalu.
Sya bahkan bisa melewati hal yang menyakitkan itu apalagi hanya menghadapi tuan yang menyebalkan itu,,
Sya sudah siap menghidangkan masakan ala baratnya untuk Kevin.
Sya membawa nampan beserta minuman untuk Kevin ke ruangan kerjanya,
tok.. tok.. tok..
Sya pun masuk ke ruangan Kevin yang memang sudah terbuka sejak tadi.
"ini tuan.. jangan lupa uang lemburnya". kata Sya menguap lebar menghapus air matanya akibat rasa kantuknya.
Kevin melihat itu jadi sedikit merasa iba, Sya tidak seperti perempuan lain yang berusaha untuk merayunya.
Sya berjalan ke arah Sofa mewah Kevin dan langsung telungkup seperti anak kecil saja, Kevin melihat apa yang Sya perbuat pun menahan tawanya sekuat tenaga,
Kevin bahkan sampai menutup mulutnya sendiri supaya tidak mengeluarkan suara saat wajah Sya tak terlihat karna menubrukkan wajahnya ke sofa itu,
Kevin berdiri lalu mengambil kaca mata besar Sya yang di pegang oleh Sya tadi tapi jatuh karna Sya sudah tertidur.
Kevin meletakkan kaca mata besar itu di samping Sya lalu menyelimuti tubuh Sya,
"apa dia tidak panas? " gumam Kevin keheranan dengan pakaian yang di pakai Sya.
Kevin mengabaikannya saja, ia kembali ke meja kerjanya dan memilih makan disana.
Kevin mengendus makanan Sya yang harumnya sama dengan masakan Sya sebelumnya,
Kevin melihat Sya yang terlihat masih tertidur, tentu ia memakannya perlahan lalu terbelalak merasakan makanan Sya yang sangat pas di lidah sensitifnya.
Kevin melahap habis makanan buatan Sya sedangkan Sya tidur seperti tidak mendengar apa-apa lagi.
.
.
.
ke esokan harinya.
Kevin dan Sya tiba di tempat salon.
"a.. apa..ini tuan? " tanya Sya tergagap.
"apa menurutmu? apa kau fikir ini bengkel? kau tidak lihat tulisannya itu salon? " Kevin entah kenapa bisa saja menjawab pertanyaan Sya walau menyebalkan.
"saya tau ini salon tuan... saya tidak mau..! " tolak Sya hendak berbalik tapi Kevin menarik tas Sya
Sya terpaksa berbalik melihat ke arah Kevin yang dengan santainya masuk ke salon kecantikan itu.
"tamatlah aku... bagaimana jika aku ketahuan? aku tidak mau... ah... tidak.. tidak.. tidak mungkin dia tertarik denganku karna dia bukan pria normal". batin Sya dengan ragu-ragu ia masuk ke salon kecantikan itu.
Sya masuk di serbu banyaknya perempuan-perempuan pekerja Desaigner ternama itu.
Mano... desaigner di toko baju ternama itu seorang pria tapi mengenakan pakaian wanita, semua tubuhnya tercetak jelas.
Sya sempat terkejut melihat Kevin terlihat biasa saja di pegang dan di rangkul oleh seorang perempuan.
"apa dia menipuku? buktinya dia bisa di sentuh oleh wanita itu.. " teriak Sya dalam hati.
Sya di bawa mendekat ke Mano, Sya terbelalak melihat wajah Mano yang sangat cantik tapi tubuhnya terlihat aneh yang pasti Sya tau kalau wanita didepannya adalah pria.
"ok.. Kaca matanya di lepas..! " Mano dengan centil melepaskan kacamata Sya.
Sya mengerjabkan matanya menoleh kiri kanan dengan gelisah.
Mano memegang kedua rambut kepangan Sya dan geleng-geleng kepala.
"rambutmu sangat lembut tapi kenapa harus seperti ini? yang ada nanti rambutmu bakal jadi Keribo.. " Mano berkata dengan gelengan gemasnya.
Sya memaksakan bibirnya untuk tersenyum, ia berusaha mengelak dan hal itu membuat senyum Mano mengembang.
"kelopak ganda matamu sangat indah.. hmm.. hidungmu mancung sangat tajam... dan bibirmu alami ya? sangat sexy...! wow... kamu sangat cantik ya? " Mano tentu tau standar kecantikan perempuan pada umumnya.
Mano cantik tapi matanya berdandan sangat lama karna membuat kelopak mata ganda tidak mudah, sedangkan Sya alami tanpa di bentuk lagi.
"ck.. buat culun ini jadi lebih baik... aku malu membawanya seperti itu ke acara pertemuan antar perusahaanku". kata Kevin dengan acuh dengan fokus baca ipednya.
"baik tuan..! " jawab Mano.
"aku tidak sabar mendandanimu cantik..! " mano menarik pelan lengan Sya yang gelagapan di dorong oleh karyawan bawahan Mano
"ada 3 gaun baru ciptaan saya tuan dan hanya 1 di dunia ini". kata mano sebelum membawa masuk Sya ke ruangan make up nya.
"hm.. pilih asal aja" kata Kevin dengan acuh.
"nomor 1, 2 atau 3 tuan? " tanya Mano dengan nada menggoda hingga Sya geli mendengarnya.
" 1 " jawab Kevin
"anda selalu memilih angka 1.. " kata Mano dengan genit lalu meninggalkan Kevin yang terlihat acuh.
Kevin memang suka angka 1 karna dia suka yang pertama tidak suka menjadi yang kedua, ketiga dan seterusnya.
Mano meminta bawahannya untuk melepaskan kepangan rambut Sya, Sya berusaha melawan tapi di pegang oleh banyaknya pekerja Mano tentu ia tidak bisa melawan,
Mano terperangah melihat Sya yang gerai rambut, jujur ia masih pria normal walau pakaiannya seperti perempuan.
"cantik sekali sayang" Mano mengusap gemas pipi Sya yang tampak kesal.
Mano menjalankan aksinya mendandani wajah Sya yang sudah cantik diawalnya hanya di poles sedikit di mata, dan pakai lensa mata coklatnya supaya mata Sya makin terlihat besar,
Sya di dandani sangat natural yang pasti Sya sangat terlihat cantik padahal rambutnya belum di tata,
Mano bertepuk tangan dan beberapa pelayan mendorong gaun megah di patung nomor 1,
Sya membulatkan matanya tak terima gaun itu dipakaikan di tubuhnya, tapi berkat paksaan pekerja Mano tentu Sya bisa memakai gaun itu, tidak terbuka bagian dadanya tapi leher, bahu dan punggung mulus Sya terekspos sudah.
"woww... rambut belum ditata anda sudah cantik nona... sepertinya anda sengaja menutupi kecantikan anda ya? " goda Mano dengan mentelnya mengusap pipi Sya.
Sya menarik nafas panjang tanpa bisa berkata-kata melihat penampilannya di kaca.
.
.
Sya keluar dari ruangan Mano yang memanggilnya.
Kevin terperanjat melihat penampilan Sya yang berubah drastis.
"Culun ?" tuding Kevin
"huuhh.. iya tuan" jawab Sya menunduk hormat dengan tak bersemangat.
"haha.. kekuatan uang memang luar biasa.. bisa membuat bebek jelek menjadi angsa putih yang bersih" Kevin masih bisa bersikap narsis dengan uang yang ia miliki bisa membeli apapun.
"tuan.. kita su...? Eh...? ini siapa tuan ? " potong Bayu menoleh ke Sya yang terlihat berbeda.
"tuan..! " sapa Sya dengan sopan.
Bayu sampai terjingkat. "Sya? "
"iya tuan" jawab Sya
Bayu tercengang melihat penampilan Sya dari ujung rambut sampai ujung kaki,
Kevin tidak mau terhipnotis dengan make up di wajah Sya yang pastinya hanya palsu belaka,
"cepat berangkat...! " Kevin melempar tas Sya tadi hingga Sya gelagapan menangkapnya.
Sya menghela nafas panjang, ia mengangkat gaunnya dengan tinggi hingga betis mulusnya terlihat jelas, ia harus mengikuti langkah kaki 2 pria di depannya yang tidak punya hati sedikitpun sekedar basa-basi menyuruhnya jalan duluan.
"ck... ampun deh aku punya bos tembok satu ini,, ". batin Sya dengan jengkel.
.
.
.
Double Up... udah ya? besok belum tentu bisa..
.
.
.