NovelToon NovelToon
Menikah Di Atas Perjanjian

Menikah Di Atas Perjanjian

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:15.3k
Nilai: 5
Nama Author: Merpati_Manis

Diputuskan begitu saja oleh orang yang sudah menjalin kedekatan dengannya selama hampir tujuh tahun, membuat Winda mengambil sebuah keputusan tanpa berpikir panjang.
Dia meminta dinikahi oleh orang asing yang baru saja ditemui di atas sebuah perjanjian.
Akankah pernikahannya dengan lelaki itu terus berlanjut dan Winda dapat menemukan kebahagiaannya?
Ataukah, pernikahan tersebut akan selesai begitu saja, seiring berakhirnya perjanjian yang telah mereka berdua sepakati?

Ikuti kisahnya hanya di lapak kesayangan Anda ini.
Jangan lupa kasih dukungan untuk author, ya. Makasih 🥰🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Merpati_Manis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Batal Menikah

Winda mengelak dengan apa yang dikatakan Bisma barusan. Dia bahkan bersumpah jika sudah tak ada lagi nama Leon di hatinya.

"Lagipula, saya sedih bukan karena masih cinta dan belum bisa melupakan laki-laki itu. Tapi, saya sedih dan sangat menyesal karena telah menyia-nyiakan waktu saya yang begitu berharga, serta mengorbankan banyak hal untuk lelaki yang salah," imbuhnya, lalu beranjak.

"Apa Anda berubah pikiran lagi dan hendak membatalkan perjanjian yang telah kita sepakati?" tanya Winda kemudian seraya menatap Bisma.

"Jangan, Ayah! Ayah nggak boleh membatalkan rencana untuk menikahi Bunda Winda. Ayah tadi 'kan udah janji sama Arsen."

Arsen yang sedari tadi berdiri tak jauh dari Winda, langsung menyahut. Bocah itu sepertinya takut jika Bisma akan berubah pikiran seperti semalam.

"Ayahmu nggak akan berubah pikiran, Boy. Karena kalau sampai dia nggak mau menuruti keinginanmu, maka Om nggak akan membantu ayahmu lagi," ancam Nicholas seraya menatap Bisma.

Mendapati tatapan dari tiga orang itu yang kesemuanya menuntut, mau tak mau Bisma akhirnya mengangguk. "Baiklah. Ayo, kita berangkat!"

"Good job, Bro," kata Nicholas seraya meninju pelan lengan Bisma.

"Kalau ada apa-apa, kabari gue segera," lanjut Nicholas dan Bisma hanya melirik laki-laki itu, lalu mendengkus.

Nicholas tertawa kemudian mendapati respons dari Bisma yang sepertinya kesal terhadapnya. Nicholas bahkan masih saja tertawa meski Bisma dan yang lain sudah keluar dari unit apartemen itu.

Bisma segera melajukan mobilnya keluar dari area basemen apartemen, setelah Winda dan Arsen duduk dengan nyaman di bangku belakang. Dia menambah kecepatan dan hampir mencapai batas maksimal ketika mobil memasuki tol yang menuju Kota Kembang. Tak ada yang protes dengan cara berkendara Bisma yang ngebut di jalanan dan kedua penumpang yang duduk di bangku belakang tetap merasa nyaman.

Sepanjang perjalanan menuju kota Bandung itu, Bisma lebih banyak diam dan hanya fokus dengan jalanan di hadapan. Hanya sesekali saja laki-laki itu mengeluarkan suara, yaitu jika Arsen bertanya padanya. Sementara di bangku belakang, tawa renyah sering terdengar. Siapa lagi pelakunya jika bukan Arsen dan Winda?

Suasana kabin baru tenang ketika Arsen mulai mengantuk. Winda lalu berinisiatif menidurkan bocah laki-laki itu dengan kepala Arsen berada di atas pangkuannya. Tak berapa lama kemudian, dengkuran halus mulai terdengar dari bibir mungil bocah laki-laki yang sangat tampan tersebut.

"Berhenti sebentar, ya. Saya mau ke toilet," kata Bisma ketika laki-laki itu mengarahkan mobilnya menuju rest area, setelah cukup lama melaju di jalan bebas hambatan.

Setelah mobil terparkir, Bisma segera turun. Winda pun menyusul turun setelah melihat Bisma melangkah kembali ke mobil.

"Saya juga mau ke toilet sebentar," pamitnya pada Bisma yang hanya ditanggapi laki-laki yang irit bicara itu dengan anggukan kepala.

Ketika Winda kembali ke dalam mobil, bertepatan dengan ponselnya yang meraung di dalam tas. "Ibu," gumamnya setelah mengambil ponsel dan melihat nama si pemanggil pada layar ponselnya.

"Saya terima telepon dulu, ya," pamitnya kemudian, hendak kembali keluar.

"Terima di sini aja. Sambil jalan," cegah Bisma yang kemudian segera melajukan kembali mobilnya.

Mau tak mau, Winda akhirnya menerima panggilan telepon tersebut meski di sana ada Bisma yang kemungkinan akan mendengar pembicaraannya dengan sang ibu.

"Iya, Bu. Ada apa?" tanya Winda setelah menempelkan ponsel di telinganya.

"Neng. Apa berita di televisi yang barusan Ibu lihat itu benar, Neng? Apa benar, Leon akan menikah dua minggu lagi dengan putri dari orang kaya di Jakarta sana? Lalu, bagaimana dengan kamu, Neng? Bagaimana dengan rencana pernikahan kalian yang sudah Ibu siapkan? Ibu tidak mau kalau sampai pernikahanmu batal, Neng. Ibu akan sangat malu. Malu, Neng."

Di seberang sana, sang ibu berbicara sambil menangis hingga membuat Winda ikut mengeluarkan air mata. Bisma yang sedari tadi diam-diam memperhatikan Winda dari kaca spion tengah, mengernyit melihat Winda menangis tanpa bersuara. Untuk beberapa saat, Winda hanya diam mendengarkan sang ibu yang tengah mengeluarkan semua unek-uneknya.

"Ibu jangan khawatir, Winda akan tetap menikah, kok. Ibu jangan sedih lagi, ya," kata Winda setelah tangis sang ibu mereda.

"Bagaimana Ibu bisa tenang, Neng, dan bagaimana mungkin Ibu percaya dengan apa yang kamu katakan? Kamu mau menikah? Menikah dengan siapa? Jangan bohongi Ibu, Neng! Ibu tahu kamu hanya ingin menghibur Ibu saja, 'kan?"

"Winda tidak bohong, Bu. Ini Winda lagi dalam perjalanan pulang bersama ...." Sejenak Winda menjeda ucapannya, lalu menatap Bisma.

"Winda pulang bersama laki-laki yang akan menikahi Winda, Bu," lanjutnya masih dengan tatapan tertuju pada laki-laki yang pura-pura fokus menyetir.

"Sudah dulu, ya, Bu. Kalau tidak ada halangan, sekitar satu jam lagi kami sampai," pungkas Winda sebelum sang ibu mencecarnya kembali dengan banyak pertanyaan mengenai laki-laki yang akan menikahinya.

Setelah menutup ponselnya, Winda termenung. Dia memikirkan kembali, apakah jalan yang ditempuh ini benar atau tidak. Fokus dengan lamunannya, Winda sampai tak menyadari jika seseorang yang duduk di bangku pengemudi, sedari tadi memperhatikannya.

Tepat satu jam kemudian, mobil yang dikendarai Bisma berbelok ke sebuah halaman rumah yang cukup luas. Halaman rumah itu terlihat sangat asri dengan pohon-pohon besar yang tumbuh subur di sana. Ketika penumpang mobil itu turun, seorang wanita paruh baya keluar dari rumah besar dengan tergopoh-gopoh.

"Ibu pikir kamu bohong, Neng," kata sang ibu, lalu memeluk putrinya itu. "Syukurlah kamu benar-benar pulang," lanjutnya setelah mengurai pelukan.

"Mana calon suami kamu, Neng?" tanya Bu Titin sambil melirik Bisma.

"Perkenalkan, Bu. Saya Bisma, calon suami putri Ibu."

Tanpa diminta, Bisma memperkenalkan dirinya dengan sopan. Lalu, Bisma mencium punggung tangan Bu Titin, membuat ibunya Winda tersenyum senang melihat kesopanan laki-laki yang akan menjadi menantunya tersebut.

"Bunda Winda. Apa Arsen juga boleh kenalan dengan Nenek itu?" tanya Arsen dengan berbisik, tapi bisikannya cukup keras hingga Bu Titin dapat mendengar.

"Siapa dia, Neng?" tanya Bu Titin pada Winda, tapi tatapannya tertuju pada Bisma seolah menuntut laki-laki yang datang bersama putrinya itu untuk menjawab.

"Arsen, dia ...."

"Dia putranya Mas Bisma, Bu," sahut Winda, memotong perkataan Bisma.

Bisma menghela napas panjang kemudian karena tak diberi kesempatan untuk menjelaskan sendiri.

"Putra? Jadi, Nak Bisma ini ...." Bu Titin yang saat ini menunjuk wajah Bisma setelah menyambut uluran tangan Arsen, menjeda ucapannya sejenak.

"Nak Bisma bukan laki-laki beristri, 'kan?" lanjutnya bertanya.

Sebagai seorang ibu, Bu Titin tentu harus memastikan status laki-laki yang akan mempersunting sang putri. Bu Titin tidak mau jika nantinya akan ada wanita lain yang mengaku-aku menjadi istri dari sang menantu. Dan gelengan kepala Bisma selanjutnya, membuat Bu Titin dapat bernapas dengan lega.

"Baiklah. Tak masalah jika Nak Bisma seorang duda. Yang penting, putri saya tidak menikah dengan laki-laki beristri. Mari, silakan masuk." Bu Titin lalu membimbing mereka bertiga memasuki rumah semi permanen yang sangat terawat itu.

Arsen terlihat sangat senang karena dia digandeng oleh ibunya Winda yang nampaknya langsung dapat menerimanya. Sementara Winda yang berjalan bersisian dengan Bisma, melirik laki-laki itu dan mencoba mencari tahu bagaimana sikapnya. Namun, kekecewaanlah yang Winda dapatkan begitu melihat wajah datar Bisma.

"Ih, ngapain juga aku kecewa. Bukankah pernikahan kami nanti hanya sebatas formalitas? Wajarlah kalau dia nggak antusias. Lalu, kenapa aku masih berharap lebih?" batin Winda merutuki dirinya sendiri.

"Kalian langsung istirahat saja karena nanti malam, akad nikah kalian akan dilaksanakan," kata Bu Titin begitu mereka tiba di ruang dalam.

Kata-kata sang ibu bukan hanya mengurai lamunan Winda, tapi sekaligus berhasil membuat gadis itu terkejut setengah mati.

"Ibu tidak mau menunda lagi karena Ibu takut, kamu akan batal menikah jika ditunda-tunda," lanjut Bu Titin yang memutuskan secara sepihak, tanpa meminta persetujuan Winda dan Bisma terlebih dahulu.

bersambung ...

1
Atik Marwati
apapun yg dilakukan Lisa Bisma wis emoh.... hidup saja diditu selama nya Lis...
Hafifah Hafifah
semoga tuh istrinya yg dateng
Hafifah Hafifah
nah kan bener si arsen tuh adiknya bisma bukan anaknya
Sonya Kapahang
Nah kan bener klo Arsen itu adeknya Bisma.. Ih om duda ternyata ga duda.. malah jadi hot brother.. 😍😍😍
Zayyin Arini Riza
Cie cie... Neng Winda.... sepertinya tidak bertepuk sebelah tangan.... sama sama mau nih Bisma nya...
Deswita
terimakasih up nya Thor
Deswita
terimakasih up nya Thor 🙏
Deswita
terimakasih up nya Thor
Deswita
terimakasih up nya Thor 🙏
Deswita
terimakasih up nya Thor
Nar Sih
satu kebenaran terungkap siapa arsen dan rasa nya ngk percaya kalau arsen ternyata adik nya bisma tpi...yg bikin bingung kok bisa panggil nya kok ayah
Deswita
terimakasih up nya Thor
Murni Zain
😏😏😏pesona apa ???
orang begitu kok d dkasih nafas.. 😠 semoga ada balas ats perbuatan mereka.
Mulaini
Tak kirain si Winda yang menunjukkan pesonanya ke Bisma ternyata si Lisa yang di suruh menunjukkan pesonanya sama Roland.
Putri Chaniago
secepatnya terbongkar Lisa pura-pura gila deh, biar makin benci Bisma pd nya
🤎ℛᵉˣ𝐀⃝🥀OMADEVI💜⃞⃟𝓛
kirain judul nya itu bisma exsekusi 🤣🏃🏼‍♀️🫰
Atik Marwati
semoga konangan.. dasar Lisa untung Bisma udah ga mau lagi
Murni Zain
🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️ 𝚝𝚎𝚛𝚗𝚢𝚊𝚝𝚊 𝚕𝚒𝚜𝚊 𝚝𝚞 𝚋𝚞𝚜𝚞𝚔.. 𝚖𝚎𝚖𝚊𝚗𝚏𝚊𝚊𝚝𝚔𝚊𝚗 𝙱𝚒𝚜𝚖𝚊 𝚞𝚗𝚝𝚞𝚔 𝚌𝚊𝚛𝚒 𝚙𝚎𝚛𝚑𝚊𝚝𝚒𝚊𝚗.
Giandra
ayo viralkan biar tau kebusukan Lisa yang pura' depresi
Zayyin Arini Riza
Ternyata Lisa manusia ular....
Semoga Bisma segera menyadari, biar gak usah bertanggungjawab atas dasar janji kepada orang tua Lisa.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!