"Aku kecanduan dengan tubuh mu, Nona." Juan berbisik sensual di telinga Syera.
"Kau begitu kurang ajar, mana ada pengawal yang menikmati tubuh anak majikan nya heh!" Ketus Syera sambil mengeratkan selimutnya.
Syera Alana Lurious gadis yang nakal dan susah di atur di pertemukan dengan Juan Karessa Mahendra yang di pekerjakan oleh ayah nya menjadi pengawal nya.
Karena suatu kejadian, membuat Syera dan Juan terlibat hubungan terlarang yang membuat sang ayah murka.
Bagaimanakah kisah cinta antara anak majikan dan pengawal nya? Apakah kedua nya bisa meluluhkan hati ayah Syera? Simak hanya disini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sendi andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4 - TGSP
Juan melirik Syera yang sedari tadi hanya terdiam, tak bicara sepatah kata pun.
"Nona.."
"Apa?" Tanya Syera singkat, membuat Juan kebingungan sendiri, dia ingin mengajak gadis itu bicara tapi entah apa topik nya.
"Kenapa kau diam, Ju?"
"Eemm, tidak Nona."
"Aku ingin ke tempat yang sejuk dan tenang, kau punya rekomendasi?" Tanya Syera lirih.
"Bagaimana kalau kita ke taman, Nona?"
"Boleh."
"Baik, Nona." Jawab Juan, dia punya rekomendasi taman yang nyaman dan menenangkan, dia selalu ke tempat ini jika suasana hati nya sedang memburuk.
Juan mengemudikan mobil nya ke taman, setelah beberapa menit kemudian, akhirnya mobil yang di tumpangi Juan dan Syera sampai di taman yang cukup sepi.
"Sepi sekali, Ju."
"Kata Nona tadi ingin temlat yang menenangkan bukan?" Tanya Juan.
"Hmm, iya juga." Syera keluar dari mobil setelah mobil nya terparkir rapi, Juan mengekor di belakang punggung gadis itu.
Semilir angin terasa sejuk, hingga membuat Syera mengusap lengan nya. Tiba-tiba saja, Juan memakaikan Syera jaket yang dia pakai.
Syera berbalik dan menatap Juan, pemuda itu nampak sangat gagah dengan kaos putih yang mencetak jelas postur tubuh nya yang tegap.
"Kenapa, Nona? Maaf kalau saya lancang, tapi saya melihat Nona seperti kedinginan, jadi.."
"Sudahlah, terimakasih Ju." Jawab Syera lirih, membuat Juan membeku seketika.
'Hah? Aku tak salah dengar kan? Dia mengucapkan terimakasih? Padaku?' Batin Juan.
"Kenapa bengong, ayo kita kesana."
"H-ah, baiklah Nona." Jawab Juan, dengan langkah cepat dia menyusul Syera yang sudah lebih dulu berjalan lebih dulu di depan nya.
"Apa kau pernah punya kekasih?" Tanya Syera pelan.
"Pernah, tapi sudah cukup lama. Mungkin sekitar dua atau tiga tahun yang lalu." Jawab Juan jujur.
"Kenapa kau tak punya pacar sekarang?"
"Saya miskin, Nona." Jawab Juan sambil terkekeh. Syera menatap Juan dalam, nampak nya pria ini cukup menyenangkan juga untuk di ajak bicara.
"Hmmm.."
"Kenapa Nona?"
"Kau putus dengan nya karena apa?" Tanya Syera lagi.
"Alasan nya simpel, Nona. Dia menginginkan saya."
"Maksudnya?"
"Dia ingin saya meniduri nya, Nona." Jawab Juan, raut wajah nya terluhat setenang air kolam, membuat Syera kebingungan. Apakah pemuda ini jujur atau tidak.
"Lalu, kenapa kau tidak melakukan nya?"
"Saya tidak berminat untuk hal itu."
"Kalau aku yang mengajak mu, apa kau mau, Juan?"
"H-aah, apa Nona?" Tanya Juan gelagapan, tak menyangka kata semacam itu akan meluncur dari mulut Syera.
"Tidak, lupakan saja."
"Apakah kekasih Nona sering melakukan hal itu secara paksa?" Tanya Juan, kedua nya sudah duduk di bangku panjang yang ada di tengah-tengah taman.
"Hmm.."
"Kenapa Nona diam saja?"
"Apa aku bisa menolak? Dia selalu mengancam ku kalau sampai kami putus." Jawab Syera.
"Lalu, Nona takut akan hal semacam itu?" Syera diam, tentunya dia sangat takut karena ini berhubungan dengan sebuah aib yang Martin ketahui.
"Ckk, hanya pria lemah yang berani nya mengancam seorang gadis."
"Kau punya aib?"
"Haha, Nona. Tentu saja punya, di dunia ini semua orang pasti punya aib."
"Apakah kau akan takut jika aib itu tersebar, Ju?"
"Tidak, karena tak ada seorang pun yang tahu aib itu." Jawab Juan sambil tersenyum kecil.
"Maksud mu?"
"Nona, tak semua orang bisa menjaga rahasia. Jangan pernah percaya pada orang lain, karena kita tak tahu seperti apa hati manusia."
"Hmm, andai saja kau mengatakan hal itu sebelum dia mengetahui aib ku." Gadis itu bergumam lirih. Bahkan Juan pun tak dapat mendengar gumaman yang keluar dari mulut Syera.
"Kau pernah ciuman, Ju?"
"Tentu, pernah beberapa kali." Jawab pria itu santai, wajah nya nampak sangat tenang.
"Kau tak ingin mencium ku?"
"Jangan menggoda saya, Nona. Walaupun saya hanya pengawal anda, tapi saya tetap pria normal." Jawab Juan tanpa menatap ke arah Syera.
Tiba-tiba saja, Syera menarik kepala Juan dan mencium bibir nya, tentu saja hal itu membuat Juan terkejut.
"Maafkan aku, Juan." Juan hanya menatap wajah cantik Syera dengan tatapan penuh arti. Sedetik kemudian, pria itu menarik tengkuk gadis itu dan melayangkan ciuman yang lembut namun menuntut.
Syera mengalungkan kedua tangan nya di leher kokoh Juan, kedua mata nya terpejam rapat menikmati ciuman Juan. Aneh, selama ini dia tak pernah menikmati ciuman nya dengan Martin. Tapi dengan Juan?
Juan melumaat dan memagutt bibir bawah dan atas secara bergantian, membuat bunyi decapan terdengar lirih.
"Hmmphhh.." Syera menepuk-nepuk dada bidang Juan, di kehabisan nafas karena Juan benar-benar tak membiarkan nya menghirup oksigen sedikit pun.
Juan yang tau pun, langsung melepaskan ciuman nya. Pria itu tersenyum kecil, lalu mengusap sudut bibir Syera yang basah karena ulah nya itu dengan ibu jari nya.
"Juan.."
"Maafkan saya, Nona. Tapi anda sendiri yang memulai nya, saya hanya melanjutkan." Ucap Juan, dia pikir Syera akan marah saat dia dengan berani mencium nya.
"Kau sangat pandai berciuman ternyata." Puji Syera membuat Juan menatap tak percaya pada gadis di samping nya.
"Baiklah, aku rasa suasana hati ku mulai membaik. Ayo kita pulang." Ajak Syera.
"Baik, Nona." Jawab Juan, dia kembali bersikap seolah tak terjadi apa-apa, seperti yang di lakukan Syera.
Juan mengemudikan kendaraan roda empat nya menjauhi taman dengan perasaan yang bercampur aduk.
Syera duduk dengan nyaman di samping Juan, bersama pria itu kenapa membuat nya sangat nyaman? Rasanya sangat jauh berbeda saat dia berada di dekat Martin, padahal dia kekasih nya. Tapi rasa nya dia selalu tak aman ketika bersama nya, tapi saat dengan Juan dia merasa aman.
"Kalau papa bertanya, bilang saja tak ada apa-apa ya, Ju."
"Baik, Nona." Jawab Juan menurut pada perintah gadis itu.
Hanya setengah jam saja, saat ini kedua nya sudah sampai di rumah. Roberts menyambut kedatangan sang putri dengan senyum kecil nya. Sejak dia mempekerjakan Juan sebagai pengawal, Syera sering pulang tepat waktu atau paling telat hanya satu atau dua jam.
Tapi Roberts maklum, karena mungkin ada kemacetan. Berbeda dengan saat sebelum Juan yang mengawal Syera, putri nya itu sering pulang larut malam dan pulang dalam keadaan mabuk berat.
"Sore, pah."
"Sore, sayang. Bagaimana kuliah mu?"
"Seperti biasa, berjalan lancar." Jawab Syera, gadis itu menggelayut manja di lengan sang papa.
"Ju, apa dia berbohong?" Syera langsung mengode Juan lewat tatapan mata nya.
"Tidak, Tuan."
'Hufftt, syukurlah..' Batin Syera.
"Kenapa dengan dagu mu, apa itu lebam?" Tanya Roberts, dia mengangkat dagu sang putri. Benar saja, terdapat lebam disana.
"Ini hanya kepentok meja tadi, aku ketiduran pah, hehe."
"Hmmm kebiasaan." Ucap Roberts sambil mengusap puncak kepala putri nya.
"Ju, tolong bantu obati luka nya ya?"
"Baik tuan." Jawab Juan dengan senyum manis nya, berbeda dengan Syera yang mendadak pucat. Jujur saja, setelah ciuman di taman tadi, hati nya selalu berdebar jika berdekatan dengan Juan.
"Mari Nona, saya bantu obati."
"Tidak perlu, aku bisa mengobati nya sendiri, Ju."
"Baiklah, kalau begitu saya keluar dulu."
"Hmmm ya." Jawab Syera, dia menatap punggung tegap Juan dengan tatapan penuh arti. Lalu segera berlari ke kamar nya, dia langsung melompat ke kasur dan menyembunyikan wajah nya di balik bantal.
......
🌷🌷🌷🌷🌷