Dia adalah Zaidul Akbar, pemuda yang ingin berdiri tinggi diatas puncak dunia, Mungkinkah dia bisa mewujudkannya dengan dukungan yang diberikan oleh sistem.
Ikuti keseruan nya, jangan lupa Like dan dukungan, serta berkomentar lah yang baik. untuk membangun karya yang baik...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jajajuba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Musuh
Zai pergi tanpa pamit. Sebelum pergi dia tak lupa mengunci pintu dari luar. Dan memasukan kunci itu kembali melalui ventilasi udara di atas pintu.
Setelah nya dia menghidupkan mobil nya. Dan menancap Gas kembali ke rumah yang ada di pesona moderen.
Di perjalanan suara dering telpon berbunyi. Zai langsung menerima nya. "Hallo Bos muda" suara Handoko dari seberang sana menyapa "saya sudah menemukan bukti- bukti tentang kelakuan Julian, saya akan mengirim Rekaman cctv nya kepada Bos sekarang juga"
"Tak perlu, aku serahkan semua urusan kepada mu. Siapa pun yang bersangkutan lapor saja ke polisi dan tuntut dengan hukuman berat" Perintah Zai
"Baik Bos muda" sahut nya cepat lalu bertanya "apakah tuan muda mampir ke Sky Paviliun?"
"Seperti nya tidak, memang nya ada apa?" Zai balik bertanya karna penasaran.
"Tadi ada beberapa dewan direksi dari Sky Pavilun ingin bertemu dengan Bos Muda. Jika Bos bisa hadir. Maka saya akan mengadakan rapat dengan mereka" ucap nya.
Sebenar nya itu hanyalah alasan untuk menaikan pamor Handoko saja dimata dewan yang lain nya, dan Zai mengerti dengan kecerdasan di tingkat lima, mudah bagi nya menganalisa dengan pikiran nya. Namun itu tidak lah salah.
"Baik, Nanti malam aku akan kesana, atur saja acara nya" ucap Zai langsung mematikan sambungan telpon nya.
Lima belas menit kemudian...
Tit.. tiiit...!! Klakson berbunyi dua kali di depan pagar.
Rahman segera berlari membuka pagar lalu bertanya namun sebelum pertanyaan nya keluar, kaca mobil di turun kan dan terlihat wajah Bos pemilik rumah. Rahman pun mendorong pagar lebih lebar.
Lalu Zai memasukan mobil nya ke Garasi. "Hanya sendirian pak Rahman?" Tanya nya kepada satpam itu, setelah keluar dari Garasi mobil.
"Iya Bos...!" Sahut Rahman dengan menunduk
"apakah kau sudah makan pak?" Tanya nya lagi.
"Belum Bos...! Apa bos mau saya pesanin makanan"
"Boleh juga, Pesan kan aku Nasi padang Ayam Gulai, dada nya ya pak Rahman juga minum nya Es jeruk, pak rahman terserah saja mau makan apa." Lalu Zai memberikan Uang dua ratus ribuan dan masuk kedalam rumah.
Pak rahman langsung saja membuka Aplikasi ABANG-JEK dan memesan sesuai permintaan dari bos muda nya, lalu dia memesan makanan kesukaan nya.
Tiga puluh menit kemudian suara bel berbunyi. Zai membuka pintu dan pak rahman sudah menenteng makanan yang di beli nya.
"Kita makan di pos saja Pak" ucap Zai, Membuat pak rahman melongo tak menyangka.
"Memang nya salah Pak?" Tepuk nya di bahu dan pak rahman sadar dari lamunan nya.
"Ti- tidak Bos" sahut nya lalu berbalik kearah Pos jaga.
Mereka berdua pun makan bersama di pos jaga. Dan berbincang santai sambil bercanda. Seperti bukan antara bawahan dan atasan. Lebih kepada teman. Padahal usia jauh berbeda.
Pak rahman sekarang berusia tiga puluh enam tahun. Sedang kan Zai baru awalan sembilan belas tahun...
Malam pun tiba dengan cepat dan saat nya pertemuan dengan dewan direksi sky Paviliun. Zai bersiap dengan pakaian rapi lalu turun dan mengemudikan mobil nya..
Sesampai nya di pakiran, banyak mobil mewah tersusun rapi disana. Zai tidak langsung memarkirkan nya di tempat khusus.
Waktu pertemuan masih ada dua jam lagi, dan waktu itu di mamfaat kan Zai untuk melihat lihat, Dia memasuki kawasan Galeria Mall yang berdiri di samping Sky Paviliun.
Lalu dia mengeluarkan ponsel nya dan memanggil Handoko. Di seberang sana Handoko langsung menjawab panggilan dari Zai lalu bertanya "Ada perintah Bos?"
"Siapa yang bertanggung jawab atas Galeria Mall?"
"Saya akan kirim kan kontak nya untuk anda Bos"
Lalu Zai mengakhiri panggilan nya. Dan semenit kemudian ponsel nya berderit, terlihat notifikasi dari Handoko, Zai langsung membuka dan memanggil kembali kontak yang di kirim oleh Handoko.
Setelah dering terdengar, sebuah suara menyapa "Hallo..."
"Apakah kau yang bertanggung Jawab atas Galeria Mall ini?"
"Iyaa... Pak Zai. Ada keperluan apa dengan saya. Katakan saja" ucap soseorang di seberang sana. Untung saja sebelum nya Handoko sudah memberitahu nya bahwa Bos Sky Paviliun ingin menghubungi nya.
"Aku sekarang berada di lantai dasar, Bantu aku berkeliling Mall"
"Baik Pak... tunggu saya turun dulu" ucap Julfikar yang langsung bersiap menyambut Bos besar.
Sedangkan di bawah terjadi masalah kecil..
"Hai Gembel, berani sekali kau menginjak kan kaki disini" Ucap Tono salah seorang dari kelompok anak orang kaya yang telah mematahkan tangan nya.
Zai menatap tajam kearah Tono. "Ternyata dia tetap mengenali ku, tidak seperti dua orang yang tadi pagi ku tabrak" batin nya.
"Jangan kira, meski kau berpakaian seperti ini. Aku tak kan mengenali mu gembel, dimana kau mencuri, cepat katakan? Sebelum aku panggilkan satpam untuk memukulimu"
Zai menggelengkan kepala nya. Nampak nya dia harus bertindak kali ini, tidak mungkin dia membiarkan kejadian lalu terulang lagi dan lagi. "Bukan urusan mu, dimana aku mendapatkan nya. Mencuri atau membeli tidak ada hubungan nya kan?" Ucap Zai tanpa tertekan. Kepercayaan diri nya sudah terlahir sejak dia mendapat kan sistem sebagai pendukung nya. Jika dia masih seperti dulu, lalu untuk apa sistem ada..
Tono mengernyitkan dahi nya ketika mendengar kalimat dari Zai. "Kau sekarang berani berbicara seperti itu. Tidak kah kau ingat tangan mu patah karna aku, apa kau mau mematahkan satu tangan yang tersisa" ucap nya sambil melihat seluruh tubuh Zai dan berhenti di tangan kiri. Tapi dia tidak menemukan ada nya tangan yang di perban lalu dia melihat kembali kearah kaki. Dia juga tidak menemukan ada nya kecacatan.
"Ini aneh, tak mungkin kan tangan dan kaki nya sembuh hanya dengan beberapa hari" batin Tono.
Zai melihat arah tatapan dan kening yang mengerut dari wajah Tono. "Pasti dia merasa aneh dengan keadaan ku" batin nya lalu dia berkata "Jika kau menggangguku terus, kau tak kan bisa menerima akibat nya" ucap Zai
"Aku memang heran dengan keadaan mu sekarang. Tapi gembel tetap lah gembel, meski berpakaian baik" ucap nya keras mengundang pengunjung di lantai dasar itu untuk berkerumun mengelilingi mereka.
"Aku beri tahu kalian. Hati- hati dengan orang ini, dia ini gembel yang sering mencuri" ucap Tono menunjuk sambil tersenyum senang.
Para pengunjung ada yang mencela Zai "Dasar gembel pura- pura mampu"
"Dasar gembel maling"
"Cepat kau pergi Gembel"
Sebagian orang tidak mencela secara langsung. Hanya bergunjing dan saling berbisik.
"Kalian setuju kan jika aku memanggil satpam untuk memukuli nya? Tanya Tono sambil memutar tubuh nya untuk melihat kerumunan yang mana yang mendukung..