Sheina harus menelan pil pahit karena laki-laki yang dibencinya dari SMA tiba-tiba menuduhnya sebagai wanita malam, dan membuatnya kehilangan mahkota yang selalu dijaganya. Tak cukup sampai di situ, Sheina juga harus menghadapi kenyataan bahwa ia telah hamil tanpa suami.
Akankah laki-laki itu bisa meluluhkan hati Sheina yang sudah terlanjur membatu, demi anak mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TGM Bab 10
Setelah memastikan mobil Bara tidak mengikutinya, Sheina langsung menemui Keyla yang sedang bersama Gabriel. Bocah kecil itu menunduk, takut jika momynya akan marah karena ulahnya kali ini.
"Udah, nggak apa Shein. Gabriel masih kecil, aku tadi panik, dan aku yang salah." Keyla langsung mengoceh sebelum Sheina memarahi anaknya sendiri.
Sheina menatap jengah pada putranya yang kini menunduk, menyembunyikan wajah tapi mulutnya masih menji*lati es krim di tangannya.
"Solly Mommy, Biel salah. Biel minta maaf." Gabriel mengulurkan tangannya ke arah sang ibu, tapi wajahnya masih tertunduk, takut.
"Gitu ya caranya minta maaf? Nggak berani lihat mommy, kayak gitu bener?" tanya Sheina yang sebenarnya berusaha menahan tawa.
Gabriel mengangkat wajahnya. Wajah polos itu sudah memerah karena ketakutan. Ia memang salah, tidak seharusnya ia pergi begitu saja tanpa mengatakan apa-apa pada Keyla. Sampai Keyla kebingungan mencarinya.
"Solly, Mommy. Plomise, Biel nggak akan ngulangi lagi. Biel salah, maafin Biel," ucap bocah itu dengan tangan terulur. Ia berusaha tidak menangia saat menatap wajah maminya, tapi tetap saja air mata itu jatuh juga. "Maafin Biel ya Mommy, Biel emang nakal. Mommy jangan malah ya, Mommy jangan tinggalin Biel,"
Sheina sebenarnya ingin tertawa melihat putranya yang menangis, tapi tetap menji*lat es krim yang mulai meleleh itu. Ia menerima tangan Gabriel, lalu duduk di sebelahnya.
"Oke, kali ini mommy maafin, tapi lain kali, no way!" Sheina memeluk Gabriel dan menghapus air matanya. "Sekarang, cerita sama mommy, kenapa Gabriel tinggalin Onty, padahal Onty Key bilang tunggu! Iya kan Onty?"
"Iya. Onty kan udah bilang, Onty pipis bentar. Eh malah Biel tinggalin Onty, sampai Onty nangis-nangis nyari Biel," kata Keyla yang membuat Gabriel menatapnya dengan sedih.
"Solly Onty. Tadi Biel lihat badut, telus badutnya buka kepalanya. Biel lihat kayaknya nggak selem. Telus Biel ikutin, Biel kila itu Daddy atau temennya Daddy, telnyata bukan," jawab Gabriel dengan suara cadelnya, membuat Sheina dan Keyla saling menatap.
Sheina tentu bingung, pasalnya Gabriel sangat takut dengan badut, tapi kenapa dia menganggap badut itu ayahnya?
"Kok Biel ikutin badutnya? Bukannya Biel takut badut?" tanya Keyla yang tidak bisa menahan penasarannya.
"Kata Om Devan, daddynya Biel kelja jadi badut," jawab Gabriel jujur. Ia memang pernah bertanya pada Devan, daddynya kerja apa, dan ternyata Devan mengatakan bahwa daddynya bekerja jadi badut, karena Devan tahu Gabriel sangat takut dengan badut.
"Om Devan bilang gitu?" tanya Sheina syok. Ia memang selalu mengatakan pada Gabriel bahwa ayahnya bekerja jauh, karena ia sadar suatu hari nanti Gabriel akan bertemu ayahnya. Untuk itulah ia tidak pernah mengatakan bahwa Bara sudah meninggal, meskipun ia sangat ingin mengatakan demikian.
"Iya, kata Om Devan, daddy itu selem kayak badut yang suka bikin Biel nggak bisa tidul."
Sheina tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ia masih terkejut karena baru saja bertemu Bara, dan sekarang Gabriel juga membicarakan laki-laki itu.
"Kalau gitu, Biel nggak boleh ya ngikutin badut atau pun orang lain kayak tadi. Yang tahu wajahnya daddy itu cuma Mommy. Kalau nggak sama Mommy, jangan nyariin daddy ya!" nasehat Keyla.
Gabriel memanyunkan bibirnya, es krim di tangannya sudah meleleh tapi ia mengabaikannya. Padahal ia sangat ingin bertemu daddynya, tapi karena ucapan Keyla, Gabriel tidak berani lagi mencari tahu tentang daddynya.
🥀🥀🥀
Selamat pagi, jangan lupa ritual jejaknya.