NovelToon NovelToon
Married With Ketos

Married With Ketos

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:47.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: Riria Raffasya Alfharizqi

Mempunyai paras cantik, harta berlimpah dan otak yang cerdas tidak membuat Alsava Mabella atau gadis yang kerap di sapa Alsa itu hidup dengan bahagia.

Banyak yang tidak tahu kehidupan Alsa yang sesungguhnya. Mereka hanya tahu Alsa dari luarnya saja.


Sampai akhirnya kehidupannya perlahan berubah. Setelah kedua orang tuanya memutuskan untuk menikahkannya di usianya yang terbilang masih sangat muda itu dengan lelaki yang sangat di kenalinya di sekolah.


Lelaki tampan dan juga memiliki otak yang cerdas seperti Alsa. Bahkan Dia juga menjadi idola di kalangan siswi di sekolahnya.


Mau menolak? Jelas Alsa tidak akan bisa. Bukan karena dia memiliki rasa, tetapi keputusan kedua orang tuanya adalah mutlak.

Follow ig riria_raffasya ✌️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riria Raffasya Alfharizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Alsava VS Ninda

Selesai upacara semua siswa/i masih berhambur menuju kelas masing-masing. Ada yang masih di lapangan karena di jam pelajaran pertama sudah mendapat keberuntungan jamkos. Dan ada juga yang kumpul bersama teman-temannya di depan kelasnya.

Begitu juga dengan kelas Alsava yang juga tidak dimasuki oleh seorang guru satupun. Tampaknya semua kelas di jam pertama ini kosong karena para guru akan mengadakan rapat.

"Al, Ki!" panggil Icha membuat Alsa dan Kia menoleh ke arah Icha.

"Paan?" tanya Alsa dengan nada malas.

"Kalian ingat nggak sih kalau tuh siswi baru cewek yang kemarin kita lihat di cafe?" tanya Icha memastikan apa yang dia pikirkan.

Kia tampak terdiam dan mengingat kejadian kemarin dimana dia juga melihat Gerald bersama dengan kedua sahabatnya dan salah satu gadis.

"Iya gue tahu," jawab Alsa santai dan sukses membuat Icha menatap Alsa tidak percaya.

"Lo ingat Al?" tanya Icha yang mendapat anggukan kepala dari Alsa.

"Kok lo nggak bil-" kalimat Icha terputus karena Alsa sudah buru-buru pamit ke toilet.

"Gue ke toilet bentar ya?" pamit Alsa kepada kedua sahabatnya.

"Mau dianterin nggak?" tawar Kia yang mendapat gelengan kepala dari Alsava.

Alsa keluar dari kelas. Lalu berjalan dengan sedikit tergesa menuju ke toilet. Jarak antara kelas Alsa dan toilet sekolah lumayan jauh. Bahkan Alsa harus melewati kelas 12 untuk sampai ke toilet.

Terlihat di depan kelas Gerald banyak Kakak kelas yang sedang bercanda. Alsa sebenarnya malas karena harus melewati beberapa kerumunan Kakak kelas yang sudah pasti akan menggodanya. Tetapi jika Alsa tidak melewati kelas Gerald jarak ke toilet akan semakin jauh karena harus memutar.

Alsa menyesal karena menolak Kia untuk mengantarnya. Tetapi Alsa juga enggan untuk kembali berbalik menuju ke kelasnya.

Dengan berjalan masih tergesa Alsa melewati kerumunan beberapa siswa yang sedang berada di depan kelas.

"Eh si cantik Alsava mau kemana dek?"

"Wuih primadona sekolah mau lewat guys beri dia jalan."

"Alsa kalau malu makin cantik deh."

Lontaran demi lontaran dari Kakak kelasnya memuji Alsava membuatnya merasa malu dan juga kesal rasanya. Tetapi dia sendiri sekarang dan siswa di depan kelas itu lumayan banyak. Alsa tidak mau di bilang shok jagoan atau pemberani. Alsa lebih memilih diam dan cuek tidak menanggapi godaan-godaan dari Kakak kelasnya.

Sampailah Alsa di depan toilet. Dia bisa bernapas dengan lega sekarang. "Sialan mereka bikin gue mual aja rasanya!" kesal Alsa lalu segera masuk ke dalam.

Alsa berjalan untuk menuju ke kelasnya lagi. Tetapi baru setengah jalan. Tubuhnya terhuyung jatuh karena ada seseorang yang dengan sengaja menabraknya.

Alsa mendongak ke atas. Matanya menajam saat melihat gadis yang selalu mencari masalah dengannya.

"Eh punya mata tuh di pakai, sengaja banget lo nabrak gue!" kesal Alsa seraya mencoba untuk berdiri lagi.

Tidak lama datanglah kapten basket di sekolah mereka. Verrel sahabat dari Gerald yang juga hampir sama dengan Gerald, cuek dan juga cool. Bahkan Verrel lebih irit biacara lagi dari Gerald. Dia membantu Alsa untuk berdiri.

Ninda tampak kesal melihat Verrel yang ikut membantu Alsava. "Ngapain sih lo bantuin dia?" tanya Ninda tidak terima dengan Verrel.

"Ya dia manusia normal lah cabe makanya nolongin gue, nggak kayak lo!" jawab Alsa ngegas.

"Btw thank ya," lanjut Alsa yang diangguki oleh Verrel.

"Lo, lain kali kalau jalan lihat-lihat," ucap Verrel kepada Ninda dan langsung pergi meninggalkan Alsa dan Ninda.

Alsa tersenyum meremehkan ke arah Ninda. Lalu dengan sengaja dia menjulurkan lidahnya ke arah Ninda. Tentu saja hal itu membuat Ninda terbakar emosi. Ninda langsung mengepalkan tangannya kuat.

"Dasar pembuat onar!" teriak Ninda membuat langkah kaki Alsa terhenti.

Alsa berbalik, dan berjalan menghampiri Ninda lagi yang masih berdiri di tempatnya.

"Apa lo bilang?" tanya Alsa sekali lagi.

"Pem-bu-at o-nar!" jawab Ninda menekan setiak kata-katanya.

"Ngaca dong lo, beraninya sembunyi dari kesalahan orang lain," cibir Alsa tidak mau kalah.

Ninda tampak menggeram. Bahkan dia tidak lagi bisa menahan emosinya sekarang. Ninda langsung menarik rambut Alsava. Sampai membuat Alsa terkejut dan berbalik menyerang Ninda.

"Lepasin cabe kalau nggak gue banting lo!" teriak Alsa kesal.

"Apa lo berani sama gue?" tantang Ninda tidak mau kalah.

Semua siswa/i yang melihat kejadian itu langsung mendekat ke arah mereka.Tidak ada yang berani melerai sebelum pawang dari keduanya datang. Mereka malah seakan mendapat pertunjukan gratis dari kedua gadis cantik yang sedang saling menyerang itu.

Sampai akhirnya Abim yang melihat langsung lari mencari keberadaan Gerald. Abim menuju ke ruang osis. Abim yakin Gerald sedang berada di sana. Dan benar saja terlihat Gerald yang sedang sibuk dengan komputer di depannya. Hanya saja Gerald tidak sendiri melainkan dengan Anaya yang baru saja pindah ke sekolah mereka.

Abim cukup paham jika Gerald sekarang sudah mempunyai body guard secara tidak langsung. Dan itu karena kehadiran Anaya.

"Ral gawat Ral!" ucap Abim dengan nada suara yang begitu cemas.

Gerald menoleh ke arah Abim. Begitu juga dengan Naya yang duduk tidak jauh dari Gerald tadi.

"Ada apa?" tanya Gerald masih dengan santainya. Tetapi wajahnya sudah menunjukan jika dia juga penasaran dengan apa yang terjadi sampai membuat Abim tampak begitu khawatir.

"Itu si pembuat onar sama cabe lagi berantem," jawab Abim membuat Gerald menautkan kedua alisnya bingung.

"Yang bener kalau ngomong!" tegas Gerald.

"Aduh salah, maksud gue Alsa sama Ninda lagi tarik-tarikan rambut Ral, lo mending ke sana deh nggak ada yang bisa pisahin mereka selain lo," jelas Abim membuat Gerald langsung berdiri dan keluar dari ruangannya. Bahkan Gerald meninggalkan Anaya yang masih duduk bingung di tempatnya. Tetapi Naya juga ikut keluar dan menghampiri Gerald. Dia penasaran dengan kedua gadis yang di maksud oleh Abim tadi.

Gerald sampai di tempat kejadian. Bahkan sudah semakin rame dengan para siswa/i di lantai 2. Terlihat kedua sahabat Alsa juga yang sudah mencoba melerai. Tetapi hasilnya nihil Alsa dan Ninda tidak ada yang mau mengalah.

"Stop!!" teriak Gerald membuat semua yang berada di sana terdiam dan menatap ke arah Gerald.

Ninda langsung melepaskan cengkramannya. Begitu juga dengan Alsa. Bukan berati Alsa takut karena kedatangan Gerald, tetapi Alsa malas karena dia yang pastinya akan selalu di salahkan oleh Gerald. si pembuat onar memang julukan untuknya. Bukan untuk Ninda yang si pembuat onar sebenarnya.

Gerald menatap Alsa dan Ninda secara bergantian. "Kalian ikut gue!" ucap Gerald tegas dan berlalu pergi dari kerumunan.

Abim membubarkan teman-teman sekolahnya untuk kembali menuju ke kelasnya.

Terlihat Ninda yang langsung patuh dan mengikuti Gerald dari belakangnya. Berbeda dengan Alsa yang masih berdiri di tempatnya. Alsa malas jika harus mendapat hukuman karena masalah yang sebenarnya Ninda buat terlebih dahulu.

"Al udah cepetan lo ikutin Kak Gerald, apa mau kita temenin?" tawar Icha yang masih melihat Alsa berdiri di tempatnya.

Alsa menatap Icha malas. "Udah sono lo gantiin gue, gue mau ke toilet bentar najis banget rambut gue udah kena tangan nenek lampir!" jawab Alsa kesal.

Kia dan Icha saling pandang, lalu menggeleng. Mereka lebih memilih untuk menemani Alsava ke toilet.

Sedangkan di ruang osis. Gerald menyipitkan matanya melihat adanya Ninda seorang diri tanpa Alsava. Tidak lama anggota osis lain masuk ke dalam.

"Mana Alsa?" tanya Gerald kepada Abim

Abim tampak melihat ke kanan dan kiri. Benar saja tidak ada Alsava di sana. Pantas saja Gerald menanyakannya.

"Tuh cewek bikin pusing aja deh," gumam Abim yang tahu jika Gerald akan menyuruhnya untuk mencari keberadaan gadis itu.

Tetapi di luar dugaan Abim tadi. Gerlad malah menyuruh Abim untuk memberi sanksi kepada Ninda karena tidak bisa memberi contoh yang baik sebagai anggota osis.

"Lo urus Ninda Bim sama yang lain, gue biar cari tuh cewek," ucao Gerald membuat Abim mengangguk patuh.

Mau bagaimanapun juga Abim menyerah rasanya jika di suruh mengurus Alsa. Karena Alsa akan selalu memberontak dan membuatnya kalah dengan seorang gadis.

Berbeda dari Abim yang merasa beruntung karena di suruh Gerald untuk mengurus Ninda. Ninda malah sebaliknya, dia merasa kesal karena tidak mendapat perhatian dari Gerald. Kalau tahu akan seperti itu Ninda tadi juga tidak akan langsung menuruti Gerald untuk masuk ke ruang osis. Dia juga akan pergi entah kemana yang terpenting Gerald mencarinya, sama seperti apa yang Gerald lakukan sekarang kepada Alsa.

Gerald tampak menghela napasnya dalam. Dia tahu sifat Alsa seperti apa, dan Gerald sudah antisipasi nanti disaat Alsa sudah menjadi tanggung jawabnya. Mau bagaimanapun Gerald sudah berjanji kepada kedua orang tua Alsa untuk selalu menjaga anaknya.

Ck semakin brutal lo kalau nggak cepet-cepet dinikahi Batin Gerald seraya menggelengkan kepalanya, lalu berjalan mencari keberadaan Alsava.

1
Anna Kartika Ningrum
bagus cerita nya
Ririn Cahya Anggraeni
Luar biasa
Kholidah Ummah
Lumayan
Bunda Kayla
udah baca kesekian kalinya alsa sama gerald. ceritanya tidak membosankan lagi.
Arif aja
ini udah yang ke sekian kalinya gue baca, gak pernah bosen
fujichen
Masya Allah bagus banget ceritanya makasih,,aku emak 40th berasa masih sekolah
Rubiyah
Luar biasa
fujichen
wkwk
Monica Haan
Luar biasa
Qaisaa Nazarudin
Nah yg ini aku suka,Dan aku lebih suka baca novel alurnya itu komplik keluarga,Dari komplik Pelakor..
Qaisaa Nazarudin
Oh aku tau,Pasti Gerald dapat biasiswa sambung kuliah ke luar negeri kan..
Qaisaa Nazarudin
Ada apa sebenarnya? Apa ada sesuatu terjadi sama Ortunya Alisa ya??
Qaisaa Nazarudin
Akhir nya jebol juga gawang..tinggal nunggu Gerald Junior launching..👍👍👏👏
Qaisaa Nazarudin
Masih aja panggilannya loe gue,Padahal udah pacaran halal dan nyatain cinta masing2 juga..
Qaisaa Nazarudin
Wkwkwkwk Abim keceplosan..🤣🤣🤣😜😜
Qaisaa Nazarudin
Hadeeuuhhh...🤦🤦🤦🤦🙄🙄🙄
Qaisaa Nazarudin
Harusnya dari awal Gerald bersikap Tegas Dan juga Nimas,Ngapain sih nutup2 pin,Kayak sengaja ngasih celah gitu kedlm hubungan anak mantu nya,heran aku sama Nimas..
Qaisaa Nazarudin
Baru aja Naya merasakan terbang tinggi,Tiba2 langsung menjunam je dasar jurang . wkwkwkwk..
Sebenarnya kasian si Naya tapi karena kenekatannya dan jadi cewek yg Lemah,Aku gak suka..
Qaisaa Nazarudin
Orang bilang kalo pasangan yg udah nikah itu,Harus hidup mandiri,Dan aku heran dgn Nimas kok gak ada curiga2 nya ke Naya heran aku..
Qaisaa Nazarudin
Jadi cewek itu jangan Murahan banget,Harus punya Harga diri,Jangan karena Cowok kamu menjual harga diri,yang ubahnya seperti seonggok sampah..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!