Hurt

Pulang dari kuliah Anna dan Safa segera menuju restoran yang kemarin mereka tuju . Sebuah restoran bernama KAMMA milik pengusaha dari London . Mereka dengar nama itu diambil dari nama putra sulung pemilik restoran itu .

Dan Dewi Fortuna tampaknya selalu mengiringi langkah mereka . Tanpa ada kesulitan mereka langsung diterima menjadi pegawai part time di restoran itu . Mereka akan bekerja saat sore ketika pulang kuliah hingga menjelang malam .

Anna berharap gajinya setidaknya bisa menghidupi dirinya sendiri karena selama ini Vio masih saja rutin mentransfer uang saku kepadanya . Dia ingin berusaha sendiri untuk memenuhi kebutuhannya .

" Sudah gelap An , kau berani kan pulang sendirian ?? Mau daftar kerja saja ngantri banget hisshh .... "

" Anna berani kok Kak , Kakak hati hati juga ya pulangnya "

Untung saja Anna tidak pulang terlalu malam hingga suasana jalan masih sangat ramai . Sampai di mansion dia melihat pria yang sangat tidak ingin ia lihat sudah berdiri di ujung tangga .

Anna berhenti karena mau tidak mau dia harus melewati tangga yang saat ini terhalang oleh tubuh tinggi besar Abbio . Kepalanya menunduk tak berani menatap pria yang selalu menatapnya dengan penuh kebencian itu .

" Kenapa berhenti !!??? "

Anna kembali merutuki pria di depannya , jelas jelas dia tidak bisa lewat karena jalannya terhalang oleh tubuh besar itu . Tapi dengan entengnya Abbio malah menanyakan kenapa ia menghentikan langkahnya .

" Tatap dan jawab aku .... "

" Emmhhh ... saya berhenti karena jalan saya terhalang oleh Tuan " jawab Anna dengan kepala masih menunduk .

" Apa ?? Ulangi sekali lagi ??!!! "

" Saya berhenti karena Tuan menghalangi jalan saya !!! " kali ini Anna berkata dengan tatapan sebal pada pria di depannya .

" Aku akan terus menghalangi jalanmu , aku tidak akan pernah mengijinkan kau menginjak rumah ini jika kau melakukan sesuatu yang memalukan untuk keluarga ini . Aku sudah memindahkan semua barangmu ke bangunan belakang !! "

Anna menghela nafasnya dalam dalam , dari pertama pria itu memang ia ingin tinggal bersama para maid di gedung belakang mansion . Anna sangat sadar bahwa dirinya memang tidak pantas tinggal di rumah megah ini .

" Baik saya akan turuti semua yang tuan minta . Tapi tolong ingat ini ! Saya akui saya adalah orang miskin , tapi bukan berarti saya miskin akhlak . Saya akan menjaga kehormatan saya bahkan jika taruhannya adalah nyawa saya "

Setelah berkata seperti itu Anna segera ke gedung belakang tanpa sekalipun menoleh ke belakang . Jika saja hari ini belum terlalu malam maka ia akan nekat keluar dari mansion ini . Dengan uang yang tersisa di tabungannya ia rasa bisa bertahan untuk satu bulan ke depan .

Disini ia merasa terus saja di rendahkan , posisinya hanya menumpang . Jadi apapun yang ia lakukan tidak akan dianggap benar .

Sementara itu Abbio mendengus kesal ketika gadis menyebalkan itu malah dengan tenangnya melenggang meninggalkannya . Sebenarnya bukan itu yang ia harapkan . Seharusnya gadis itu bertanya kenapa dia bisa mengatakan semua itu , kenapa dirinya bisa menghinanya .

Tadi pulang kerja dia melihat gadis itu sedang berjalan di pusat keramaian dengan seorang gadis yang berpakaian sangat seksi . Dan dua wanita itu menjadi pusat perhatian kaum Adam yang lewat di jalan itu . Dari pakaiannya Abbio yakin bahwa gadis yang berjalan bersama Anna bukanlah gadis baik baik .

Mau tidak mau Anna masih menjadi tanggung jawabnya karena Vio dan Daddynya sendiri yang menitipkan padanya . Jika gadis itu tidak menurut aturannya maka terpaksa dia akan mengeluarkan Anna dari rumahnya .

Lagipula akan menguntungkan untuknya jika dia tak lagi melihat gadis itu , setidaknya jerat Adipraja tidak akan lagi mengganggu hidupnya .

" Nona ... "

" Rose ... "

Anna melihat koper besar dan beberapa barangnya sudah ada di tangan gadis maid di depannya . Rose terlihat sangat tidak bersemangat dengan wajah sedihnya .

" Hei kenapa ?? "

" Maaf Nona ... jika saja kabar kepindahan ini saya dengar dari pagi maka saya akan bisa menyiapkan kamarnya . Tapi perintah itu baru tadi saya dengar dari kepala pelayan "

" Tidak apa apa , aku masih bisa membersihkannya sendiri Rose "

" Tapi .... "

" Tunjukkan saja kamar yang akan aku tinggali , aku bisa segera membersihkannya dan tidur setelahnya "

" Itu ... " hati telunjuk Rose menunjukkan sebuah tempat yang tak jauh dari tempat mereka berdiri .

" Ya Allah .... "