TRANSFORMASI SILUMAN SERIGALA

Rose bangkit sembari membuang benda kecil itu ke tong sampah. Lalu ia keluar dari kamar mandi dan membongkar isi lemari. Rose bertekad untuk pergi, namun sebelum dia pergi. ROSE ingin Antonio tahu mengenai calon dedek bayi mereka.

>>>

Segala upaya Rose lakukan agar bisa bertemu ataupun bicara via telepon dengan Antonio. Tapi semua usaha nya sia-sia.

Rose pun sempat berkunjung ke rumah Antonio, sayang nya dia diusir oleh satpam. Padahal satpam itu kenal siapa Rose.

Rose sangat putus asa, ditambah lagi kedua orang tua Rose murka setelah mengetahui jika Rose sudah pergi. Sampai Ayah Rose mengutuk Rose dan tidak menganggap dia sebagai anak lagi.

Rose benar-benar terpuruk, dia sendirian di Bumi yang luas ini. Antonio yang sangat ia cintai telah mencampakkannya, orang tua yang selalu ia perjuangkan dari segi finansial hingga mampu hidup setara kini juga membuang nya bagaikan sampah yang tidak berguna.

Tidak ada rasa toleransi, tidak ada yang perduli bagaimana posisi nya. Mungkin jika dia mati pun tidak akan ada yang menangisi kematian nya.

Di lain tempat, Dika dan beberapa orang suruhan nya berhasil menyusup ke rumah besar keluarga Lesmana. Mereka melancarkan serangan dikala Tuan Lesmana sudah berangkat ke Jerman.

Bukan lah hal yang sulit bagi Dika, sebab dia juga pernah tinggal di rumah besar itu.

Dika membuka pintu kamar Dito menggunakan kunci serep, Dengan sangat hati-hati ia dan orang-orang suruhan nya masuk ke dalam kamar Dito.

Untuk berjaga-jaga, Salah satu orang suruhan Dika membius Dito yang tengah tidur. Lalu Dika membuka pintu kamar Dara, ia tahu jika sejak menikah Dara dan Dito tidak pernah tidur bersama.

Mendengar suara pintu dibuka, Dara langsung terjaga. Ia kaget melihat begitu banyak orang datang, namun sayang nya belum sempat Dara melawan Dika sudah menyemprotkan obat bius ke wajah Dara. Sehingga gadis itu pingsan.

Dika tersenyum puas, ia memberikan arahan supaya orang-orang suruhan nya cepat menggotong tubuh Dara.

Setelah efek obat bius nya hilang, Dara tersadar. Ia kaget mengetahui dirinya tengah menggelantung dengan posisi terikat. Sedangkan dibawah nya menyalak beberapa ekor serigala yang kelaparan.

Dara berontak, berusaha melepaskan diri dari tali yang melilit tubuhnya.

" Eh, kau sudah sadar ?" Sebuah seruan membuat Dara mendongak. Rupanya itu adalah Dika.

" Kau???"

Dika menyeringai, ia duduk dengan satu kaki menopang di kakinya yang lain.

" Lepaskan aku keparat!!!" Teriak Dara marah.

" Sabar, memang kamu akan ku lepaskan kok" Balas Dika.

Tak lama kemudian Lindu datang bersama dengan Yunita dan Anindita. Ketiganya tersenyum puas dan nampak tak sabar menyaksikan bagaimana tubuh Dara disantap oleh gerombolan Serigala lapar.

" Cepat lepaskan dia Kak " Ucap Anindita girang.

" Sabar sayang, sebentar lagi " Jawab Dika.

" Kalian memang bajingan!!!"

Dara memperhatikan para gerombolan Serigala di bawah nya yang berebut untuk bisa meraih tubuh Dara lebih dulu.

Apakah mereka yang sudah menyerang Dito?

Pikir Anjani dalam sanubari nya.

Tapi kenapa bisa di hutan tempat tinggal ku Dito diserang ? Jika benar ini ulah mereka?

Eh??? Apa kalian mendengar dia bicara ?"

Tiba-tiba terdengar suara perempuan, Dara mencari asal suara tersebut. Tapi yang jelas itu bukan suara Anindita ataupun Yunita.

Dara merasa jika para serigala itulah yang tengah bicara, buktinya mereka sudah tidak menggonggong lagi. Justru menoleh ke arah satu ekor Serigala yang berdiri sedikit ke belakang.

Benar... Dia bisa bicara bahasa kita?

Dara tersenyum lega, Anjani yang berada di dalam tubuh Dara langsung bersuara di sanubari.

Kalian dari klan mana? Kenapa bisa berada disini ?

Tanya Anjani.

"Kami dari Klan Pandan wangi " Jawab Serigala betina itu " Namaku Puspa, kau siapa?"

" Aku Anjani dari Klan hutan pakis "

"Hutan pakis ???"

Semua kompak terkejut.

" Apa kalian pernah ke tempat itu?" Tanya Anjani.

" Beberapa waktu yang lalu kami dibawa ke kawasan tempat itu, Kami diberi makanan manusia hidup-hidup. Tapi ternyata manusia itu cukup tangguh, dia melawan meskipun terluka parah " Jelas seekor serigala jantan.

Kini Anjani tahu jika yang dimaksud pasti Dito. Pantas Tuan Lesmana murka dan membantai seluruh kawanan serigala di Hutan Pakis. Jadi semua otak dari kejadian musnah nya kaum Anjani itu disebabkan oleh Lindu. Semakin murka lah Si Anjani. Seharusnya dia mengambil nyawa keluarga Lindu, bukan Tuan Lesmana.

" Waaah dia nampak marah sekali Pa" Seru Anindita, hatinya sangat puas sekali.

Lindu tersenyum miring.

" Cepat lepaskan dia Dika, aku sangat tidak sabar " Titah Lindu, tangan nya mencengkram jeruji kandang Serigala milik Anaknya.

" Baiklah Pa, aku juga sudah tidak sabar " Jawab Dika. Kemudian dia memerintahkan pelayan nya untuk menekan tombol yang bisa secara otomatis membuka ikatan di tubuh Dara.

Pelayan itu patuh, dan dengan sekali tekan tubuh Dara langsung menggelinding ke bawah diantara kawanan Serigala.

Lindu, Dika, Yunita serta Anindita sama-sama menahan nafas untuk menyaksikan pemandangan yang cukup mengerikan sekaligus menantang.

Tapi ekspresi wajah mereka langsung berubah, dan mereka saling berpandangan satu sama lain.

" Kok mereka diam?" Tanya Yunita.

Dara bangkit, ia membersihkan tubuhnya yang sedikit kotor. Kawanan Serigala itu hanya diam tak bergeming.

Dara melangkah maju, tanpa sengaja kakinya menginjak tulang belulang manusia. Sontak ia kaget, ia mendapatkan pandangan siapa pemilik tulang tersebut. Rupanya dialah sang kepala proyek yang dicari oleh Dito.

Jadi, ini memang bersangkutan dengan takdir Anjani sendiri. Dari itu dia sama sekali tidak bisa tahu dimana si kepala proyek dibu-nuh. Hanya ia melihat seperti apa rencana Lindu untuk menghabisi si kepala proyek.

" Hey!!! Cepat paksa mereka untuk memakan perempuan itu !!!" Teriakan Dika menyadarkan Dara dari pikiran Anjani.

Bola mata Dara menyala kemerahan, Apalagi ditambah dengan beberapa orang suruhan Dika yang menyodorkan tongkat listrik untuk menyiksa kawanan Serigala. Semakin tersulut emosi dalam jiwa Anjani.

Ia merampas tongkat listrik itu kemudian menyerang balik orang-orang suruhan Dika. Kemudian ia mematahkan tongkat itu menjadi dua bagian.

" Terimakasih "

Satu ekor Serigala menyahut, Dara mengangguk sambil tersenyum.

" Sial!!!" Dika menyambar pistol yang berada di dalam laci, kemudian ia menembak ke arah Dara.

DOR!!

Dara terperangah kaget, rupanya Serigala betina yang tadi pertama kali mendengar suara Anjani telah melompat untuk menahan tembakan Dika.

Tentu tubuh Serigala betina tersebut langsung terkapar.

Dada Dara bergemuruh, ia memegang pintu jeruji kandang lalu berusaha untuk keluar.

" Cepat !!! Buka pintunya !!!" Teriak Dara lantang.

Anindita dan Yunita berjalan mundur, suara Dara begitu menggelegar ngeri.

Namun tidak dengan Dika, sekali lagi dia akan melepaskan tembakan ke arah Dara. Perempuan itu harus mati sekarang juga, itulah ambisi Dika saat ini.