Adam Xavier, memiliki seorang anak bernama Malvin Xavier. Anak ini baru berusia empat tahun, namun pemikiran nya melebihi orang dewasa.
Malvin Xavier selalu memerintahkan ayah nya untuk mencarikan seorang ibu untuk nya. Namun, Adam selalu menolak permintaan Malvin, dengan alasan, dia masih bisa membesarkan Malvin tanpa kehadiran seorang ibu di hidup mereka.
Pertemuan tak sengaja Malvin, dengan seorang wanita cadar, membuat Malvin memiliki keinginan untuk dekat dengan wanita itu, Malvin berharap jika wanita cadar itu bisa menjadi ibu pengganti untuk nya.
Siapa kah, wanita cadar yang membuat Malvin terus mendesak sang ayah untuk menikahi wanita cadar itu?
Yuk simak di, Wanita Cadar Destiny with Mas Duda !
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malvin hilang
Orang pertama yang di hubungi Novi adalah, Adam ayah nya Malvin.
Saat ini Adam sedang mengikuti rapat di kantor nya, ponsel Adam silent, sehingga ia tidak tahu Novi menghubungi nya.
"Gimana Nov, di angkat enggak?" tanya sopir,
"Tidak kang, seperti nya Tuan sedang rapat, bagaimana ini ya" Novi semakin panik, lalu ia mencoba menghubungi Adam lagi.
Adam langsung membuka laptop nya, lalu ia melirik ke arah ponsel yang tidak jauh dari nya ada panggilan dari Novi.
"Hallo Novi"
[Tuan, Tuan muda hilang]
Adam terkejut, dan langsung berdiri. "Rapat di bubarkan, Alvin siapkan mobil "
"Baik Pak"
Adam sudah memutuskan panggilan Novi, sejak tadi. Tanpa berpikir panjang, pria matang dengan usia genap tiga puluh tahun, dengan langkah besar dia pergi meninggalkan ruangan rapat.
Padahal, saat ini seluruh klien nya masih berada di dalam ruangan tersebut.
"Apa yang terjadi? kenapa Pak Adam begitu panik?"
"Seperti nya ini masalah anak nya, tidak heran sih, Pak Adam lebih mementingkan Anak nya dari pada proyek milyaran ini"
Banyak staf karyawan dan klien yang bergosip karena Adam meninggalkan ruangan rapat, masih dalam keadaan rapat berlangsung.
Adam segera masuk ke dalam mobil, dan meninggalkan perusahaan nya. Sementara, Alvin melaju mobil ke arah yang di perintahkan oleh Adam.
Adam telah meninggalkan perusahaan Property Of Gallery, sejak dua puluh menit yang lalu, Adam masih berusaha menghubungi Novi, untuk bertanya tentang Malvin. Namun, ternyata Novi belum mengetahui keberadaan Malvin, sehingga Adam terpaksa melibatkan polisi kali ini dalam mencari Malvin.
Setelah keluar dari kantor polisi, Adam juga ikut mencari sendiri, dia tidak akan hanya menunggu kabar dari pihak yang berwajib, apalagi anak nya telah hilang selama satu jam berlalu, semakin membuat Adam panik.
Drrt...Drrt...
"Hallo Novi!"
[Tuan, kepala sekolah telah memeriksa cctv, ternyata Tuan muda menyelinap masuk ke mobil seorang guru wanita. Honda jazz dengan plat mobil, N 1532 DH. Mobil bewarna putih] pungkas Novi, kebetulan saat ini Adam sedang berada di lampu merah, dan mobil Romi juga ada tepat di depan mobil mereka.
"Alvin, kejar mobil itu, Tuan muda ada di dalam nya!" titah Adam, dan mematikan panggilan nya dengan Novi.
"Baik Pak!"
"Cepat Alvin, sebelum pria itu keburu pergi" melihat lampu merah telah berganti dengan lampu hijau.
Alvin segera melajukan mobil nya, namun ada mobil lain yang menyalip sisi kanan Alvin, sehingga membuat pria ini tidak dapat mengejar mobil Romi.
"Kenapa lambat sekali, cepat kejar mobil di depan atau kita akan kehilangan jejak!"
"I-iya Pak"
Mobil Romi berbelok ke arah kafe, dan berhenti di sana, tepat di tempat parkir mobil. Romi segera turun dari mobil, dan membawa bungkus kopi bersama dengan nya. Adam yang melihat mobil itu di kendarai oleh seorang pria membuat Adam salah paham.
Ceklek !
Adam segera turun dari mobil, dan menghampiri Romi. Adam menarik bahu Romi, sehingga satu pukulan mendarat di wajah Romi sang Kakak Najwa.
Dugh!
"Apa-apaan ini?" tanya Romi, yang terjatuh ke tanah, akibat pukulan yang di berikan oleh Adam.
"Dasar penculik!" teriak Adam, membuat Romi melongo,
"Siapa yang anda sebut penculik, Haah?" Romi segera berdiri, dan membusung dada ke arah Adam, yang saat ini berdiri di depan nya. Ke dua pria itu terlihat seumuran, dan memiliki badan yang kekar, dan wajah yang sangar.
"Kau, telah menculik anak ku" Adam menarik leher baju Romi, dari dalam arah kafe, Najwa melihat keributan itu, wanita ini segera berlari untuk menolong sang Kakak.
"Anak apa? siapa yang menculik anak mu, Haah?"
Dugh!
Romi membalas memukul Adam, pria ini tidak mau kalah, setelah wajah nya di pukul oleh Adam.
"Alvin, buka bagasi mobil itu!" titah Adam, masih menatap nyalang ke arah Romi,
"Hei, apa - apaan ini, kalian tidak bisa sembarangan membuka mobil orang, ini pelanggaran privasi !" tegas Romi, yang tak membiarkan bagasi mobil nya di buka oleh Alvin, dan Romi berusaha untuk menghalangi nya.
Dugh!
"Kau berani menghalangi ku, sekarang telah terbukti kalau kau benar-benar penculik!" ujar Adam, yang mengunci tangan Romi ke belakang, dan tak lama mobil polisi pun tiba di TKP, karena sebelum mereka tiba di sana, mereka telah menghubungi pihak kepolisian.
"Lepas, kalian salah paham, aku tidak menculik anak mu!" teriak Romi yang berusaha memberontak dari Adam, bagasi mobil berhasil di buka oleh Alvin, dan mendapati Malvin yang sudah pingsan di dalam itu, kehabisan oksigen.
Adam menghempaskan tubuh Romi ke tanah, lalu ia mendekati Malvin, dan melihat wajah anak nya yang pucat, Adam berbalik lagi, dan menghampiri Romi, yang tengah ketakutan saat melihat Malvin benar ada di mobil nya.
Melihat Malvin yang lemas tak berdaya, Adam langsung melayang tangan nya untuk memeluk Romi lagi. Namun, beruntung nya Najwa segera memeluk sang Kakak, dan tangan Adam terhenti tepat waktu.
"Jangan pukul dia lagi, ku mohon !" ucap Najwa, masih dalam keadaan memeluk Romi, dan belum berbalik melihat Adam.
"Minggir!" Adam mendorong tubuh Najwa, hingga wanita itu terjatuh ke sebelah kanan Romi, dan membuat Romi marah, saat melihat adik perempuan nya di kasarin.
"Jika kau mau, kau bisa memukul ku, tapi jangan kau sakiti dia!" teriak Romi, di depan wajah Adam, dan suara lantang Romi membuat Adam mengernyit dahi nya, belum ada orang yang berani berteriak di depan dia sebelumnya .
"Kak, cukup" Najwa mencoba memisahkan Romi dan Adam.
Pandangan Adam dan Najwa bertemu dalam waktu yang sangat dekat, ke dua nya saling pandang satu sama lain, Adam melihat netra Najwa yang cukup cantik dengan bola mata yang bulat, serta alis yang tebal, dan juga bulu mata yang lentik, membuat Adam terpesona akan kecantikan Najwa, meskipun hanya dapat melihat netra nya saja, Adam sudah bisa menebak jika Najwa adalah bidadari surga yang turun ke bumi.
Namun, rasa kagum itu segera di tepis Adam, tatkala ia mengingat tujuan dia datang ke tempat ini.
"Pak, keadaan Tuan muda kritis, kita harus segera membawa nya ke rumah sakit" Alvin yang masih mengendong Malvin, langsung membawa nya ke mobil.
"Pak, bawa pria itu ke kantor polisi, dia telah menculik anak saya" Adam segera berbalik ke mobil, untuk menyusul Alvin. Mobil Adam sudah pergi dari tempat parkir kafe milik Romi, dan kini hanya tinggal Najwa, Romi dan pihak kepolisian.
"Pak, ini salah paham, Kakak saya bukan penculik, tolong jangan bawa dia" Najwa memohon kepada polisi tersebut, namun mereka tidak bisa melepaskan Romi begitu saja tanpa bukti kalau Romi tidak bersalah.
"Maaf, kamu bisa memberikan keterangan nya nanti di kantor polisi, untuk saat ini biarkan kami membawa nya ke kantor dulu"
"Kak Romi"
"Najwa, kamu harus percaya, Kakak tidak melakukan itu"
"Najwa percaya Kak"
Mobil polisi pun pergi meninggalkan tempat itu, Najwa menitip 'kan kafe kepada karyawan Romi, dan ia ikut menyusul Romi ke kantor polisi, dengan mobil nya.