Jianying adalah seorang permaisuri dari dinasti Han yang sangat dibenci oleh suaminya sendiri, yaitu Kaisar Han.
Semua itu karena Jianying adalah putri dari kaum kafir, kaum yang dari dulu selalu menentang kedaulatan Kerajaan.
Jianying yang cinta mati pada Kaisar melajukan segala cara untuk menarik perhatian Kaisar sampai harus berbuat hal kejam dengan mencelakai selir kesayangan Kaisar yaitu Limei.
Kaisar yang marah besar lantas menghukum mati Jianying dan seluruh keluarganya.
Tapi bagaimana jika Jianying yang telah di penggal kepalanya oleh Kaisar ternyata di beri kesempatan hidup ke dua?
Apa yang akan dilakukan oleh Jianying untuk merubah nasibnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tuduhan Kaisar
Hari terus berlalu, perubahan di dalam diri Jian Ying juga semakin nyata. Wanita itu benar-benar menutup diri dari siapapun. Menurutnya, berdiam diri dengan pikirannya sendiri jauh lebih baik daripada harus berurusan dengan orang;orang yang tak menyukainya.
Meski mereka semua sudah tau perubahan pada diri Jian Ying, tapi tatapan meremehkan itu masih saja dia dapat bahkan dari kalangan dayang istana.
Mereka selalu menganggap Jian Ying mempunyai nasib yang buruk. Tidak dicintai oleh suaminya, kemudian menjadi anak durhaka hanya karena cinta.
Tapi Jian Ying sama sekali tak peduli. Mau melakukan pembelaan apapun juga tak akan merubah padangan orang lain kepadanya.
Sekarang harinya hanya disibukkan dengan memetik bunga, melukis dan menghadiri rapat penting Kerajaan yang melibatkan dirinya, selebihnya Jian Ying hanya akan mengurung dirinya di kamar.
Seperti saat ini, Jian Ying sedang menghadiri rapat tentang lembaga pemberdayaan wanita di seluruh Kerajaan Han.
Lembaga yang dulunya didirikan oleh Ibu Suri Agung itu terus membuat wanita-wanita di Kerajaan Han semakin teladan dan terpelajar yang saat ini di kendalikan oleh Ibu Suri.
Lembaga ini memang berjalan dengan begitu baik karena mejadikan wanita-wanita di sana memiliki pendidikan yang setara dengan pria. Tak hanya itu, mereka juga di ajarkan mengembangkan keterampilan mereka masing-masing. Semua itu bertujuan agar para wanita di seluruh penjuru kerajaan Han tak mempunyai keterbelakangan pendidikan.
Jian Ying kembali menduduki singgasana Selir Li Mei. Dia tak peduli lagi dengan tempat di samping Kaisar itu. Tindakannya jelas tak terlihat mengejutkan lagi bagi orang-orang yang ada di sana. Tak ada perdebatan apapun yang di timbulkan Permaisuri untuk memperebutkan singgasana itu.
"Rapat kita mulai sekarang!" Ucap Kaisar setelah melihat Jian Ying duduk agak jauh di sisi kirinya.
Rapat itu juga dihadiri oleh Ibu Suri selaku pemegang kendali saat ini, kemudian para menteri juga ada di sana.
Rapat itu memang akan menentukan siapa yang paling pantas menggantikan Ibu Suri untuk memimpin lembaga itu.
"Bagaimana Ibu Suri? Apa ada kandidat yang menurut Ibu Suri pantas untuk menggantikan tempat itu?" Kaisar menatap Ibu Suri yang duduk tepat di sisi kiri Kaisar.
"Mohon tentukan kandidat yang terbaik Ibu Suri!" Ucap seluruh menteri yang ada di sana.
"Untuk menggantikan ku di lembaga wanita, tentu saja bukanlah hal yang mudah. Siapapun itu yang memegangnya harus menjadi wanita yang tegas, tanggap dan cerdas. Aku tidak mau lembaga yang telah susah payah didirikan oleh Ibu Suri Agung justru hancur begitu saja karena tidak ada tanggungjawab dan minat dalam mengemban tugas ini!" Ibu Suri Yu Wen menatap ke seluruh peserta rapat.
"Kalau begitu, siapakah orang yang memiliki kriteria itu menurut Ibu Suri?"
"Permaisuri Jian Ying!" Sahut Ibu Suri yang membuat semuanya menjadi terkejut.
Mengingat hubungan Permaisuri dengan Ibu Suri yang tidak terlalu baik, maka mereka semua mengira jika Ibu Suri pasti akan memilih Li Mei menjadi penggantinya.
"Apa Ibu Suri yakin?" Kaisar tampak tidak setuju dengan keputusan Ibunya.
"Aku yakin, memangnya kau punya kandidat tersendiri Kaisar?"
Kaisar menatap ke arah Jian Ying dan Li Mei secara bergantian. Dari tatapan mata itu pun Juan Ying sudah tau sebenarnya apa yang Kaisar inginkan.
"Maaf Ibu Suri, sepertinya saya tidak pantas menggantikan Ibu Suri. Lebih baik tugas ini Ibu Suri berikan saja pada Selir Li Mei. Hamba rasa Selir Li Mei lebih baik daripada saya!"
Penolakan dari Jian Ying itu memicu perdebatan dari para menteri, memang banyak yang tidak setuju dengan keputusan Ibu Suri. Tapi mereka tak menyangka jika Jian Ying akan menolaknya sendiri.
"Keputusanku sudah bulat. Lembaga ini di buat oleh Ibu Suri Agung yang telah dilimpahkan kepadaku, jadi keputusan apapun tetap berada di tanganku!"
Jian Ying tak kuasa menolak lagi meski dirinya sangat tidak menginginkan jabatan itu.
Kini dia pun bisa melihat tatapan sinis dari Shun Yuan kepadanya. Entah apa yang sedang pria itu pikirkan, tapi Jian Ying yakin kalau pria itu pasti menganggap dirinya telah menghasut Ibu Suri.
"Jadi iki tujuan perubahan dalam dirimu?" Kaisar menemui Jian Ying di taman kediaman Permaisuri.
"Maksud Kaisar?"
"Jangan pura-pura tidak tau Permaisuri, aku tau kalau kau pasti sengaja mengubah penampilan serta sikapmu untuk menarik perhatian Ibu Suri kan?
Jian Ying malah terkekeh mendengar tuduhan dari Shun yuan.
"Kalau itu yang Kaisar pikirkan, maka salah besar. Saya sama sekali tidak menginginkan apapun, bahkan saya rela melepaskan gelar saya saat ini juga jika Kaisar menginginkannya. Jangankan jabatan sebagai pemimpin lembaga itu, gelar Permaisuri pun sudah tak penting lagi untukku Kaisar" Jian Ying menatap lurus manik mata tersorot tajam milik Shun Yuan.
"Silahkan kalau Kaisar ingin memilih Selir Li Mei untuk menggantikan saya. Dengan senang hati saya akan memberikannya" Imbuh Jian Ying dengan tenang namun berhasil menohok hati Kaisar.
Pria yang sebenarnya sama angkuhnya dengan Jian Ying itu tampak terdiam tanpa bisa membalas ucapan Jian Ying sama sekali.
"Kalau tidak ada lagi yang ingin Kaisar sampaikan, lebih baik Kaisar segera pergi dari sini. Hamba sedang ingin berkebun" Jian Ying mengambil beberapa bibit bunga yang sudah ia siapkan sejak tadi.
"Kau mengusirku?" Kaisar sampai tak percaya karena ada yang berani mengusirnya di istananya sendiri.
Namun Jian Ying hanya mengedikkan bahunya saja dan terlihat tak peduli sama sekali. Dia malah asik menanam bunga di tamannya yang sekarang terlihat asri dengan berbagai tanaman yang indah.
tapi apapun itu, terimakasih untuk cerita yg indah dan sangat sarat makna..
bahagia mmg hrs diciptakan bukan diangankan saja
kayaknya bakal mirip bara bere nggak ya...???
hayo Lo... bakal dihajar lagi nggak tuh...udah hamilin anak kesayangannya...