Arsyila Maharani harus terpaksa melalui hari- hari yang sulit, hanya karena sebuah kesalahan satu malam yang di luar kendalinya.
Arsyila menjadi korban dari bos tempat Ia bekerja yang pada saat itu sedang terpuruk, kehilangan mahkota yang sangat berarti dua hari sebelum pernikahan mereka.
Mampukah Arsyila melalui hari- harinya ke depan, bukan hanya masalah dari keluarga nya dan juga masyarakat yang memandang dirinya hina.
Bagaimana Ia menghilangkan rasa trauma berat dalam hidupnya, apakah ada cinta tulus yang akhirnya menghampiri nya. Yuk simak kelanjutan nya disini....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💘 Nayla Ais 💘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Orang jahat dan baik dalam waktu bersamaan
" Lakukan dengan rapi, jangan sampai meninggalkan jejak sedikit pun !. "
" Baik. "
Seorang pria melirik sekilas pada dua orang lainnya, kedua orang itu pun mengerti isyarat dari pria itu. Mereka langsung meninggalkan tempat itu menuju ke sebuah tempat.
Sementara di sudut kota, Alvaro masih menunggu Dokter kepercayaan nya datang untuk melakukan beberapa hal. Sudah dua jam berlalu namun orang yang di tunggu tidak kunjung datang.
Terakhir di hubungi katanya sudah mendekati alamat yang di tuju, namun sudah satu jam berlalu tak kunjung tiba.
" Bagaimana Jo. " Tanya Alvaro pada asisten kepercayaan nya.
" Maaf Tuan, biar saya hubungi lagi. " Ucapnya sembari meninggalkan ruangan pribadi Alvaro.
Alvaro duduk seorang diri, sesekali Ia melirik penunjuk waktu yang melingkar di pergelangan tangannya.
" Darius, kamu berani membuat ku menunggu. " Ucapnya penuh penekanan.
" Hm kenapa ngantuk sekali, ya sudahlah lebih baik tidur. "
Perlahan mata itu terpejam dengan posisi duduk, Jonathan yang baru mendapatkan kabar dari luar bergegas menemui Alvaro.
Ketika pintu terbuka, pria itu mengerutkan kening karena mendapati Tuan nya sedang tertidur.
" Tumben Tuan bisa tidur nyenyak bahkan tanpa obat yang biasa Ia konsumsi. Ah sudah, biarkan saja. Sepertinya tidur nya sangat nyenyak, lebih baik aku tunggu saja sampai Tuan bangun. " Gumamnya.
Dari luar seorang dengan pakaian putih lengkap dengan penutup wajah memasuki halaman rumah mewah itu, di susul satu orang lainnya.
Keduanya melangkah dengan cepat, seperti sudah tau arah mana yang harus di tuju, keduanya menaiki anak tangga hingga tiba ke lantai dua.
Pintu berderit setelah berhasil di buka oleh salah satu dari mereka, keduanya saling pandang sebagai bentuk kesepakatan.
Sementara itu Arsy antara sadar dan tidak, seolah merasakan kehadiran orang lain di kamar nya.
Perlahan Ia membuka mata dan terkejut melihat kehadiran dua orang yang tidak Ia kenal. Hampir saja Ia berteriak namun seseorang langsung membekap mulut nya.
" Tolong Nona kerja sama nya, saya akan melepaskan tangan saya asal Nona janji untuk tidak mengeluarkan suara. "
Mata indah Arsy mengerjab indah, ucapan salah satu dari kedua pria itu sedikit menenangkan nya hingga membuatnya mengangguk.
Kedua pria itu membungkuk memberi hormat sebelum meminta maaf atas kelancaran mereka.
" Maaf Nona atas kelancangan saya, kami disini di tugaskan untuk membawa Nona pergi dari sini dengan selamat. Tolong Nona berikan kepercayaan pada kami kalau memang Nona ingin keluar dari tempat ini dengan selamat. "
Arsy menatap pria yang tengah berbicara padanya, mencari kejujuran disana. Ia akhirnya memilih percaya, dan berpikir kalau ini adalah jawaban dari do'a- do'a yang di langit kan nya sebelum nya.
Ketiga nya bergegas keluar setelah mendengar arahan dari seseorang.
" Nona, sebaiknya kita segera pergi sebelum mereka menyadari keberadaan kita. "
Arsy mengangguk dan kemudian ikut berlari kecil, ternyata di ruang tengah Ia menemukan tas miliknya. Tanpa membuang waktu tas itu di raih nya lalu kembali berlari keluar.
Sebuah mobil berwarna hitam terparkir beberapa meter dari gerbang. Seseorang membukakan pintu untuk Arsy.
" Silahkan masuk Nona. "
Arsy yang masih sedikit bingung akhirnya memilih masuk karena tidak punya pilihan lain, di sepanjang jalan Ia hanya berharap orang- orang yang membawanya saat ini memang benar- benar orang baik, bukan orang jahat yang sengaja menculik nya.
Kalau sampai itu terjadi, maka apa bedanya Ia berada di tahanan Alvaro dengan berada di tangan orang yang sama sekali tidak Ia kenal.
" Nona, silahkan hubungi orang yang bisa Nona percayai sekarang. Kami tidak bisa mengantarkan Nona sampai ke tujuan. "
Kini mereka sudah tiba di kota, Arsy yang masih bingung pun hanya bisa mengangguk.
Ia rogoh ponsel nya lalu melakukan panggilan, terlihat ragu ingin bertanya namun salah seorang pria itu menyebutkan dimana Ia harus di jemput.
" Nona tunggulah disini sampai jemputan datang, maaf kami tidak bisa berlama- lama disini. Tapi Nona jangan khawatir, ada orang- orang kami yang berjaga di sekitar sini, mereka akan memastikan Nona aman sampai jemputan datang. Pesan saya, tolong Nona cari tempat yang aman untuk saat ini. Karena selain dari pria itu, ada orang lain yang saat ini juga menginginkan nyawa Nona. Jangan terlalu mudah percaya pada orang lain, karena tidak semua yang terlihat baik itu baik untuk Nona. Maaf kami harus pergi. "
Arsy berdiri mematung, mendengarkan dengan seksama ucapan dari salah satu pria yang sudah menyelamatkan nya.
Ketika mereka semua masuk kedalam mobil, Arsy menghentikan langkah mereka.
" Tunggu !" Langkah mereka terhenti namun tidak ada yang menoleh.
" Maaf, kalau boleh tau, siapa kalian. " Tanya Arsy ragu bercampur takut.
" Kami hanya orang suruhan seseorang yang sangat peduli pada anda Nona. " Jawab nya.
" Peduli. " Gumam Arsy. " Tapi siapa. " Lagi- lagi Ia bergumam.
" Nona tidak perlu tau siapa beliau, yang jelas beliau adalah orang yang selalu ingin melihat Nona bahagia. Ingat pesan saya Nona, carilah tempat yang aman, setidaknya untuk beberapa bulan kedepan, sampai Nona melahirkan. "
Selesai berucap, mereka bergegas masuk ke dalam mobil, seolah sedang di kejar sesuatu.
" Terima kasih. " Ucap Arsy sedikit berteriak karena mobil di depan nya langsung melaju kencang, hingga dalam sepersekian detik saja sudah lenyap dari pandangan Arsy.
Lagi- lagi Arsy bergumam seorang diri, mengenai siapa para pria misterius yang tiba-tiba datang menyelamatkan nya.
Baru akan melangkah sebuah mobil berhenti di pinggir jalan, tepat di samping Arsy.
Seorang keluar dari kursi kemudi, di susul dua orang lain nya di bangku penumpang.
" Neng Arsy. "
" Arsy. "
Nampak oleh Arsy raut wajah orang-orang yang menjemput nya. Masih terlihat ke khawatiran, namun juga rasa bahagia yang tidak bisa di sembunyikan.
" Bude, Rissa. "
Lastri dan Larissa berhamburan memeluk tubuh Arsy, keduanya menangis haru.
" Mbok, Neng. Sebaiknya kita segera pergi dari sini. "
Ucapan Pak Bejo menyadarkan mereka kalau saat ini mereka tengah berada di keramaian.
Lastri mengangguk dan menarik pelan tangan Arsy, membawanya masuk kedalam mobil.
Mobil pun perlahan melaju, menjauh meninggalkan tempat itu. Melewati beberapa pria yang langsung memberi kabar pada atasan mereka.
" Nona sudah aman Tuan. " Terdengar sahutan dari ujung sana. " Baik Tuan. "
Arsy terdiam, memikirkan apa yang di katakan oleh pria yang menyelamatkan nya beberapa waktu lalu.
" Siapa yang begitu jahat, menginginkan nyawaku. Apa itu benar, tapi untuk apa. Rasanya aku tidak pernah menyakiti orang lain selama ini, kenapa mereka begitu membenci ku dan menginginkan nyawaku. Lalu siapa orang yang mereka maksud, siapa orang yang begitu peduli padaku dan menginginkan aku bahagia. Sungguh semua ini membuat ku bingung, ada orang yang ingin melindungi ku dan juga orang yang ingin melihat ku lenyap di muka bumi ini, kenapa semuanya hadir dalam waktu bersamaan. "
Raut wajah Arsy yang berubah-ubah terlihat oleh Larissa dan juga Lastri, keduanya saling pandang seolah ikut penasaran apa yang sedang di pikirkan Arsy.
Mereka memang penasaran mengenai apa yang terjadi pada Arsy selama beberapa hari menghilang, tapi keduanya berusaha menahan diri. Mungkin nanti saat tiba di rumah akan mereka tanyakan mengenai hal itu.
lope lope dah pokoknya ini mah cantik habis othor. next visual yang lain ya jangan lupa wiliam juga oke