NovelToon NovelToon
Titik Balik Kehidupanku

Titik Balik Kehidupanku

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Ibu Pengganti / Cinta Paksa / Beda Usia
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Aufklarung

Di sebuah kota yang tampak tenang, Alvin menjalani hidup dengan rutinitas yang seolah-olah sempurna. Seorang pria berusia awal empat puluhan, ia memiliki pekerjaan yang mapan, rumah yang nyaman. Bersama Sarah, istrinya yang telah menemaninya selama 15 tahun, mereka dikaruniai tiga anak: Namun, di balik dinding rumah mereka yang tampak kokoh, tersimpan rahasia yang menghancurkan. Alvin tahu bahwa Chessa bukan darah dagingnya. Sarah, yang pernah menjadi cinta sejatinya, telah berkhianat. Sebagai gantinya, Alvin pun mengubur kesetiaannya dan mulai mencari pelarian di tempat lain. Namun, hidup punya cara sendiri untuk membalikkan keadaan. Sebuah pertemuan tak terduga dengan Meyra, guru TK anak bungsunya, membawa getaran yang belum pernah Alvin rasakan sejak lama. Di balik senyumnya yang lembut, Meyra menyimpan cerita duka. Suaminya, Baim, adalah pria yang hanya memanfaatkan kebaikan hatinya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aufklarung, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

Matahari siang bersinar terik ketika Alvin dan Meyra tiba di sekolah untuk menjemput Rheana dan Cessa. Di antara kerumunan orang tua yang menunggu, terlihat dua gadis kecil melambai riang ke arah mereka. Wajah Rheana dan Cessa seketika berseri-seri ketika melihat kedua orang tua mereka datang bersama.

“Papi! Mommy!” seru Cessa, berlari kecil menuju Alvin dan Meyra. Rheana mengikuti di belakangnya dengan langkah cepat. Alvin membuka kedua lengannya lebar, menyambut mereka dalam pelukan hangat.

“Besok-besok papa dan mommy jemput kami lagi kan?” tanya Rheana sambil menatap Alvin penuh harap.

Alvin tersenyum dan mengusap rambut Rheana dengan lembut. “Mulai sekarang panggil papi, ya. Papi lebih suka dipanggil begitu.”

“Baiklah, papi!” jawab Rheana dan Cessa bersamaan, membuat Alvin tertawa kecil. Meyra hanya bisa tersenyum tipis, meski dalam hatinya ia tahu Alvin sering kali memaksakan keinginannya.

Meyra kemudian berjongkok, merapikan seragam sekolah Rheana dan Cessa. “Rhe, papi tidak bisa selalu menjemput karena papi harus kerja. Tapi kalau ada waktu, papi pasti jemput. Ya kan, papi?” Meyra menoleh pada Alvin.

Alvin mengangguk sambil tersenyum. “Iya, sayang.”

Mendengar jawaban itu, wajah Meyra seketika memerah. Ia merasa malu mendengar panggilan mesra Alvin di depan anak-anak. Rheana dan Cessa tertawa riang, menggoda mommy mereka.

“Papi, di mana kita makan siang?” tanya Alvin sambil menggandeng tangan Cessa.

Meyra berpikir sejenak. “Di rumah saja, papi. Mommy tadi sudah masak.”

Alvin mengangguk setuju. “Kalau begitu, nanti malam kita makan di luar. Papi yang traktir,” ujarnya.

“Apa papi gak keluar malam lagi?” tanya Rheana polos.

Meyra tersenyum mendengar pertanyaan anak sulungnya. Alvin tertawa kecil dan menjawab, “Enggak, sayang. Mulai malam ini dan seterusnya papi di rumah terus. Mommy yang minta papi untuk tidak keluar malam. Mommy itu penguasa rumah, jadi papi harus nurut.”

Meyra melirik Alvin dengan pandangan tak percaya. Alvin selalu tahu bagaimana membalikkan keadaan untuk memenangkan hati anak-anak. Meyra hanya bisa menggeleng tanpa protes.

Setibanya di rumah, keluarga kecil itu duduk di meja makan bersama. Alvin merasa ada yang berbeda hari itu. Kebersamaan seperti ini terasa begitu hangat dan nyaman. Ia memandangi Meyra yang telaten menyuapi anak-anak mereka dan kemudian menyajikan nasi untuknya.

Di sela-sela makan, Alvin memperhatikan Rheana dan Cessa yang mulai mandiri. Setelah selesai makan, mereka membawa piring kotor ke dapur. Alvin semakin kagum pada Meyra yang berhasil mendidik anak-anak dengan baik.

“Jangan lupa tidur siang, ya,” pesan Meyra setelah mereka menyelesaikan makan siang.

Anak-anak bergegas menuju kamar masing-masing. Meyra pun masuk ke kamarnya, diikuti Alvin dari belakang. Ia membaringkan tubuhnya di tempat tidur, menikmati sejenak ketenangan siang itu.

Alvin yang melihat kesempatan itu langsung berbaring di samping Meyra dan memeluknya dari belakang. Meyra terkejut dan berusaha melepaskan diri.

“Pa, jangan. Nanti anak-anak lihat,” bisik Meyra dengan wajah memerah.

Alvin hanya tertawa kecil, memeluknya lebih erat. “Ah, mereka sudah tidur. Anggap saja ini pemanasan sebelum kau melayaniku. Tiga hari lagi, kan?”

Meyra tak bisa berkata apa-apa. Dan tubuh meyra menegang karena tangan alvin sudah menyentuh bukit kembarnya dna mulai menciumi Meyra. Alvin berkata: aku sudah tidak sabar mendengar desahan mu sayang. apakah nanti berteriak karena nikmat ular pitonku. meyra hanya bisa pasrah dengan yang dilakukan Alvin, kemudian alvin ke kamar mandi untuk menuntaskannya. di kamar mandi meyra mendengar alvin menyebut namanya disebut pada saat Alvin bersolo ria. Meyra merasa terkejut. akhirnya setelah alvin menuntaskan nafsunya, dia keluar dari kamar mandi dan melihat meyra yang menatapnya. lalu alvin berkata : lihat tubuhmu sudah kutandai dna sebentar lagi ular pitonku akan beraksi. siap- siap ya sayang. kata alvin dengan nada menggoda. meyra hanya terdiam

Malam harinya, mereka sekeluarga makan di luar. Mereka tiba di sebuah restoran yang cukup ramai. Suasana restoran terasa hangat dengan lampu-lampu redup yang menciptakan suasana nyaman. Saat sedang menikmati makanan, Rheana memperhatikan seseorang di sudut ruangan.

“Mommy, itu Pak Brian, wali kelas Rey!” seru Rey, menunjuk ke arah seorang pria yang sedang makan bersama teman-temannya.

Rey yang melihat itu segera menyapa Pak Brian. “Selamat malam, papi baruku!” kata Rey dengan nada menggoda.

Alvin menatap Rey dan Pak Brian dengan tajam. Meyra yang duduk di sebelah Alvin merasa kebingungan melihat tingkah Rey dan ekspresi Alvin yang mulai berubah.

“Mommy, ini Pak Brian, wali kelas Rey,” kata Rey, mencoba memperkenalkan Pak Brian lebih lanjut.

Meyra tersenyum dan menyapa Pak Brian dengan sopan. “Selamat malam, Pak. Senang bertemu di sini.”

Pak Brian membalas senyum Meyra dan berkata, “Oh iya, Bu. Besok jangan lupa ya, tugas-tugas dan catatan Rey diserahkan ke saya karena Rey masih diskors selama seminggu.”

Sebelum Meyra sempat merespons, Alvin langsung memotong pembicaraan. “Saya saja yang akan datang ke sekolah besok, Pak. Tidak perlu istri saya datang.”

Rey yang mendengar itu tertawa kecil dan menimpali, “Tapi kan papi kerja. Apa nanti gak ganggu kerjaan papi?”

Alvin dengan percaya diri menjawab, “Papi pemilik perusahaan. Papi bisa mengatur waktu.”

Pak Brian tersenyum kaku dan mengangguk. “Baiklah, Pak. Besok bisa berikan saja di meja piket, nanti saya berikan ke guru bidang studi masing-masing.”

Alvin menatap Pak Brian dengan tajam. “Terima kasih, Pak.”

Setelah itu, Pak Brian pamit untuk kembali bergabung dengan teman-temannya. Meyra menatap Alvin dengan pandangan tak percaya.

“Papi, jangan seperti itu ngomong sama Pak Brian. Dia wali kelasnya Rey, loh,” ucap Meyra dengan suara pelan.

Alvin menatap Meyra dengan senyum tipis. “Oh iya, Mommy. Tapi kuperingatkan, jangan biasakan tersenyum manis pada laki-laki lain.”

Rey tertawa kecil melihat tingkah papi-nya yang tampak posesif.

“Pa, itu Pak Brian, wali kelasnya Rey. Mommy rasa senyum mommy biasa aja,” kata Meyra berusaha menenangkan Alvin. Dalam hatinya, Meyra tahu Alvin hanya tidak ingin kehilangan perhatian keluarganya.

alvin menatap meyra tajam dan dalam pikirannya dia kan menghukum Meyra nanti di tempat tidur. rey kemudian berkata: mommy peka dikit dong. papi itu sedang cemburu. lalu alvin menatap tajam rey: rey..... akhirnya mereka melanjutkan makan malam mereka dan tibalah mereka di rumah mereka. mereka mengucapkan selamat malam pada papi dna mommy nya dan mereka langsung ke kamar mereka masing- masing. alvin menarik meyra setelah anak- anaknya ke kamar. meyra mulai merasa takut dengan tindakan Alvin. lalu alvin mengunci kamar dan alvin berkata: buka bajumu meyra. meyra semakin ketakutan. karena meyra hanya terdiam maka alvin mulai membuak baju meyra satu persatu. meyra hanya bisa pasrah karena jika tidak menuruti suaminya maka rey akan dipindahkan dari rumah ini. alvin melihat pemandangan yang luar biasa indahnya. tubuh meyra yang sempurna membuat celana alvin sesak. alvin pun sekarang dalam keadaan tak berbusana. dia mulai menciumi meyra. meyra muali berontak: perjanjiannya kan tunggu keluar hasil lab nya pak? lalu alvin berkata : kau harus kuhukum karena raamah pada pria lain. kalau kamu tidak mau sayang maka bukan hanya rey saja yang kupindahkan sekolah tapi rheana dan cessa akan menyusul. meyra mulai pasrah dengan ancaman alvin. alvin melahap bukit kembar meyra degan rakus dan tidak bisa dipungkiri meyra bahwa perlakuan Alvin membuatnya mendesah. tangan alvin sudah ke lubang kenikmatan dan membaut meyra semakin mendesah dan membuat alvin semakin semangat. hanya dengan tindakan Alvin tersebut meyra sudah sampai puncaknya. Meyra terlihat lemas dan membuat Alvin semakin bergairah. Lalu Alvin mulai memasukkan ular pitonnya dan meyra merasa punya Alvin sangat besar yang membuat meyra mendesah kembali. Meyra menutup mulutnya karena alvin memompanya dengan kencang. alvin tersenyum di atas Meyra. alvin berkata: punyamu nikmat sekali sayang, alvin kemudian memeluk meyra drri belakang dan terus memompa ke lubang kenikmatan milik Meyra sambil memegang bukit kembar meyra. meyra semakin berteriak karena Alvin melakukannya dengan buas. meyra kembli mencapai puncaknya. dan akhirnya setelah beberapa lama Alvin menyemburkan isi ular pitonnya ke rahim meyra dan setelah berakhir penyatuan tersebut alvin terus memeluknya dan berkata: aku mencintaimu dan kau pasti tau kan sayang. jadi mulai sekarang kau harus belajar mencintaiku. jangan pernah sekalipun kulihat kau ramah pada laki- laki lain. jika itu terjadi maka aku akan menghukummu lebih buas dari ini. meyra muali takut dengan suaminya yang posesif. meyra hanya diam saja. lalu alvin berkata: bilang iya sayang. lalu meyra berkata : iya sayang. alvin tersenyum puas dengan jawaban meyra. lalu meyra tidur karena sudah lelah digempur suaminya. beberapa jam kemudian suaminya mulai melakukan aksinya dan suaminya sangat bisa membuat meyra mendesah lagi. dan mereka melakukannya hingga pagi. jam 5 sudah tiba, rheana mulai mengetuk pintu kamar mommynya. dia heran mengapa mommy nya belum juga bangun.

1
Anastasia Silvana
Baik,bisa diikuti alurnya.
Anastasia Silvana
Akhirnya satu persatu menemukan jalannya
Happy Kids
rasain tuh kesepian. salah sendiri diajak jd pasanhan normal saling berbagi gamau. rasain aja tuh. ga perlu sedih sedih
XimeMellado
cerita ini sudah bikin saya merinding dan ingin tahu terus plotnya. Bravo thor!
paulina
Keren banget gambaran tentang Indonesia dalam cerita ini, semoga terus mempromosikan budaya! 🇮🇩
Reana: terima kasih atas dukungannya🙏🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!