Dituduh mencelakai sang kakak, Shani di usir dan dihabisi oleh orang yang tidak menyukainya.
Datang kembali membawa dendam setelah bertahun-tahun untuk menghabisi pengkhianat itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
32
Tuan Rayhan sudah sampai di restoran.
"Makasih ya Mbak," kata Tuan Rayhan pada pelayan.
Antoni baru saja memasuki area parkir.
"Aku jadi penasaran, mau apa dia."
Tuan Rayhan melihat Antoni yang sudah masuk, ia pun berdiri.
"Selamat siang Tuan Antoni," sapa Tuan Rayhan sambil menjabat tangan Tuan Antoni.
"Siang juga Tuan Rayhan," sahut Antoni membalas jabatan tangan dari Tuan Rayhan.
Mereka berdua pun duduk.
"Ekhem, ini pertama kita bertemu ya Tuan." Antoni berujar sambil merapikan jaz.
"Benar sekali Tuan Antoni padahal kita sudah sering satu gedung saat memperebutkan proyek."
"Itu sudah sangat lama Tuan, ngomong-ngomong mau bicara apa?" tanya Antoni.
"Sebenarnya ini masalah anak kita masing-masing."
"Masalah rekaman itu."
"Salah satunya, ini saya cuma mau minta tolong dengan kekuasaan Tuan Antoni."
"Kenapa?"
"Ternyata laki-laki yang dihajar sama anak anda itu bukan laki-laki biasa, dia mafia."
"Benarkah?"
"Iya Tuan, saya sebagai seorang Ayah sangat takut terhadap keselamatan anak saya Julia Afgina."
Antoni menghela nafasnya dengan kasar.
"Iya saya juga merasakan itu, nanti beberapa anak buah saya akan datang ke kantor polisi."
"Saya benar-benar tidak menyangka salah satu cucu dari Arizaya sangat tidak berpendidikan."
"Iya, anda benar." Kemudian Antoni tampak berpikir dalam hatinya, 'Sepertinya aku juga harus mencabut saham di perusahaan itu.' Antoni membatin.
Pertemuan Tuan Rayhan membuahkan hasil karena membahas masalah Fathar adalah seorang King mafia.
***
Gea dan Fini resmi dikeluarkan dari sekolah karena Tuan Antoni dan Tuan Rayhan tidak terima anak mereka dijahati.
"Gue gak nyangka, Shani itu dari keluarga William."
"Gue sih dah tahu."
"Terus lu cuma diam gitu dan masih gangguin dia."
"Gue gak ganggu dia, anjing."
"Sabar babi."
"Kalian itu ngomongnya gak tertata apa, kayak gak sekolah aja."
"Diem lu Fa, ngapain lu kesini ini tempatnya The Boys." Aevan jadi kesal dengan Sifa.
"Lu gak berhak yah usir Sifa," sahut Bima.
"Kenapa lu belain nih anak."
"Terus alasan lu suka sama Shani apa, pernah gue nanyak? enggak, kan. Jadi kita sama, gak usah banyak bacot lu."
"Eh yang sopan lu yah sama gue," tunjuk Aevan mulai terpancing.
"Lu gak usah nunjuk-nunjuk jijik gue," tepis Bima.
Sifa sangat takut dan langsung melerai keduanya.
"Stop, gue tau salah udah masuk kesini."
"Engga Fa, lu gak salah karena gue yang ngajak lu kesini."
"Emang cocok kalian berdua," sinis Aevan.
Bugh ...
"Gue selama ini sabar ya, Van. Mulai sekarang gue keluar dari The Boys, lu ingat baik-baik gue gak akan pernah anggap kita sahabatan lagi! ayo Fa kita pergi dari sini, banyak anjing disini yang menggonggong padahal cuma satu anjingnya."
Bima langsung menarik tangan Sifa keluar.
"Lu beneran keluar dari The Boys Bim," kata Sifa.
"Iya, kenapa emang?"
"Artinya lu keluar gara-gara gue dong."
"Enggak," sahut Bima yang menarik tangan Sifa menuju tempat sepi disamping sekolah. "Kita duduk disini aja," ajak Bima.
"Tapi gara-gara gue lu berantem, kan sama Aevan."
"Enggak Fa, gue pernah berantem sama dia sebelumnya. Jujur aja gue dah enek banget sama kelakuannya, makanya gue mutusin keluar."
"Tapi-"
"Udah gak usah dipikirin."
Bima tersenyum pada Sifa begitu juga dengan Sifa tersenyum simpul pada Bima.
'Cantik.' Bima membatin mengagumi kecantikan Sifa.
***
Laras menelpon Ken karena Gea sedang jadi borunan.
"Kenapa sih gak di angkat-angkat," maki Laras.
Laras kembali menelpon Ken.
"Akhh ... gak di angkat, apa aku minta tolong aja yah sama Jhon."
Laras kemudian menelepon Jhon.
“Akhirnya kamu angkat juga Jhon," kata Laras dalam telponnya.
“Iya sayang, aku selalu ada buat kamu kenapa? apa ini ada hubungannya dengan Gea hemmm ...“
“Kamu dah lihat beritanya Jhon.“
“Tentu saja aku sudah melihatnya, sayang.“
“Baguslah kalau begitu, sekarang kamu bantu anak kita.“
“Tanpa kamu suruh pun pasti akan aku bantu untuk anakku sendiri, kamu tenang saja Gea dan temannya aman.“
“Maksud kamu?“
“Mereka berdua ada padaku.“
“Oh tapi aman, kan.“
“Aman sayang, oh ya aku kangenin olahraga kita.“
”Hummm ... kamu kangen Yang sama goyangan pinggul aku.“
“Tentu saja sayang, gak ada yang bisa mengalahkan goyangan kamu itu.“
“Kamu tentukan saja tempat olahraganya.“
“Nanti aku sharelok yahh, ingat jam 7 malam.“
“Ok sayangku, jangan lupa hadiahnya.“
“Iya sayang, emmuah.“
Laras pun menutup telponnya.
"Huh, untung ada Jhon emang sih dia yang paling bisa ku andalkan. Berbeda sama si Ken itu, letoy!"
***
Shina tidak sengaja bertemu dengan Citra di pusat perbelanjaan.
"Eh Citra," panggil Shina.
"Eh Shina, ya ampun ketemu disini kita."
"Iya nih, bosen dirumah."
"Kemarin aku lihat rekaman anak sekolahan terus gimana sama Shani, aku khawatir."
"Udah aman kok Cit, udah di urus sama Tuan Rayhan."
"Oh bagus deh kalau gitu, kamu habis ini mau kemana?" tanya Citra.
"Emm laper sih, ke kafe aja yuk."
"Ayok."
***
Shani terus melatih ilmu bela dirinya dari tadi setelah membantai Aldo.
"Apa dari tadi Queen latihan?" tanya Dara.
"Iya," sahut Arga.
"Setiap pukulan Queen sangat mengena, apa ada yang mengganggu Queen."
"Dia marah karena gagal menangkap mangsanya."
"Hah, mangsa Queen kali ini cukup kuat."
Bugh ...
Bugh ...
Bugh ...
"Fyuhhhh ... Arga," panggil Shani.
"Iya Queen."
"Beberapa hari ini Aevan sangat suka menggangguku, beri dia pelajaran tapi jangan sampai mati."
Arga mengangguk tanpa menjawab lalu keluar.
Sedangkan Dara tampak kikuk.
Shani mendekati Dara dan memintanya untuk resign dari kantor William Utama Group.
"Kakak masih kerja di William Utama Group?" tanya Shani.
"Iya Dek," sahut Dara.
"Sebaiknya Kakak resign aja dari situ nanti masuk ke kantor PT. Miziana Group."
"Hah, apa tadi maksudnya?"
"Kakak melamar kerja di PT.Miziana Group, jelas."
"Oh jelas tapi bukannya itu perusahaan besar juga emang saya bisa masuk."
"Bisa, karena itu punya gue."
"Hah! ah maaf Queen."
Shani menatap Dara sepertinya ingin memangsa.
'Duh matanya menyeramkan.' Dara berujar dalam hatinya sambil tersenyum canggung.
"Aku kasih kamu waktu satu minggu sudah harus keluar."
"Baik Queen."
Shani mengkode Dara untuk pergi dari sini.
"Huh, aku harus cari mereka dan memastikan sendiri siapa yang menolong mereka."
***
Ken sangat pusing karena banyak investor yang mencabut sahamnya.
"Akhhh ... kenapa jadi kacau begini, ekhh ... ini namanya sama aja gak berguna perusahaan!" maki Ken.
Kazio dari luar mendengarkan karena penasaran.
'Apa maksud dia tidak berguna.' Kazio membatin.
"Sialan kamu Cit, lihat saja aku pasti bakalan singkirin kamu!" kata Ken sambil mengepalkan tangannya.
Kazio terkejut mendengar ucapan Ken.
'Kazio, apa maksudnya menyingkirkan Citra? sangat mencurigakan, aku harus menyelidikinya lagi.' Kazio kembali membatin dan cepat-cepat pergi dari situ supaya tidak ketahuan.
***
♥️ DUKUNG KARYA INI DENGAN LIKE KOMENTAR SERTA VOTE KEMUDIAN FOLLOW AKUN AUTHOR ♥️
semoga ada season 2 nya
dari awal sampek sini padahal Arga dan Dara yang selalu ada disisi Shani
untung aku nya mudeng sama alur ceritanya..