Kembalinya Sang Pewaris

Ternyata Berta tidak pergi begitu saja dari kantor Agung, dia segera menuju ke lobi bawah untuk mencari keberadaan Casandra, sesampainya di lobi dia tidak juga menemukan keberadaan Casandra.

"Dimana perempuan itu?" Berta masih terus saja celingukan.

"Maaf ibu Berta, saya dapat perintah dari pak Agung untuk segera membawa anda keluar dari kantor ini!" ucap petugas keamanan.

"Agung! benar-benar kamu sudah membangunkan singa betina yang sedang tidur, lihat apa yang akan aku lakukan setelah ini!" umpat Berta kembali.

Sebenarnya Casandra tidak benar-benar datang kekantor itu, tadi hanya skenario Agung saja untuk membuat Berta segera pergi dari ruangannya, dia sengaja memencet tombol yang ia hubungkan dengan sekretarisnya agar segera datang keruangannya.

Casandra yang di maksud Sekretaris Agung adalah Casandra pemilik toko perhiasan, Agung sengaja menghubunginya agar bisa datang kekantornya, Agung ingin memilih langsung perhiasan yang ingin ia berikan untuk Casandra jika bertemu dengannya kembali.

**

Sementara di tempat lain terlihat Saraswati sedang berbenah untuk segera pindah kerumahnya yang sudah Briyan berikan untuknya, Saraswati berpikir inilah saatnya untuk segera menghilangkan jejak mereka, dia takut kalau Adrian akan segera menemukan putranya.

Saraswati tidak tau kalau sebenarnya dari awal Adrian sudah tau siapa Briyan, hanya saja dia tidak tau kalau yang Briyan kenal adalah putra kandungnya sendiri dengan Saraswati.

"Jangan sampai Briyan tau kalau ternyata Ayahnya masih hidup, sungguh aku tidak mau kalau Briyan sampai tau hal ini, bisa saja dia membenciku karena sudah menutupi semuanya dari dirinya".

Siang ini Adrian berencana ingin mendatangi Perusahaannya, sudah hampir satu pekan dia tidak pernah datang kekantornya, banyak masalah yang mengharuskan dirinya untuk datang kekantornya hari ini juga.

Dengan ditemani pak Sukarjo, Adrian mulai meninggalkan Hotel tempatnya menginap, untuk sementara waktu dia meminta pak Sukarjo untuk terus ikut bersamanya.

"Pak Karjo, kalau sudah sampai di perusahaan, tolong carikan saya penginapan yang tidak jauh dari kantor!"

"Baik Tuan."

Biasanya Adrian ditemani Arka, asisten pribadinya, tapi kali ini Arka sudah ia tugaskan untuk mengurus perusahaannya selama dirinya tidak ada.

Sebenarnya banyak rencana yang sudah disusun Adrian untuk Briyan dan juga kedua anak angkatnya, dia ingin melihat anak-anaknya bekerja dengannya. Adrian ingin melihat siapa dari ketiga anaknya yang menonjol dalam berbisnis.

Bahkan Adrian juga sudah menyiapkan warisan untuk ketiganya, Adrian sadar dia akan berusaha adil dalam membagi hartanya, tapi dia ingin tau siapa diantara ketiganya yang ambisius dalam menginginkan warisan darinya, pastinya nanti akan ada konsekuensinya sendiri.

"Briyan, seandainya kamu tau kalau aku adalah papamu apa kamu masih mau menerimanya?" pertanyaan yang sebenarnya membuat Adrian merasa ketakutan sendiri akhir-akhir ini.

Besok pagi dia akan melihat ketiga anaknya berada di perusahaannya, hari ini dia akan menyiapkan masing-masing ruangan untuk mereka bekerja.

"Arka, bagaimana keadaan perusahaan saat saya tidak ada?" tanya Adrian saat dirinya sudah sampai diperusahaannya.

"Semuanya aman terkendali pak!" jawab Arka.

"Bagus, saya minta tolong besok siapkan tiga ruangan untuk Lilian, Daren dan juga Briyan." dahi Arka langsung menyeringai mendengar nama Briyan disebut.

"Briyan? maksud bapak, apa Briyan juga akan bekerja disini?" tanya Arka penasaran.

"Ya, saya akan meminta Gunawan untuk menugaskan Briyan agar langsung bekerja dari sini." Arka terlihat tidak suka mendengar jawaban bos besarnya.

"Maaf, bukankah yang saya tau bapak tidak menyukai Briyan karena Briyan anak orang miskin?" pertanyaan Arka langsung membuat hati Adrian merasa tertampar.

Memang benar yang diucapkan Arka, selama ini dia sangat membenci Briyan, dia tidak tau kalau Briyan ternyata adalah anak kandungnya dengan Saraswati, bahkan dia tega memisahkan hubungan Lilian dan putranya sendiri.

"Saya minta mulai sekarang jaga ucapanmu saat kamu sedang membicarakan Briyan." Arka kembali menggelengkan kepalanya, sebenarnya ada apa antara Briyan dan juga bos besarnya.

"Memangnya kenapa pak?" Adrian mulai tidak suka kalau Arka semakin ingin tau tentang perintahnya yang membuat Arka sepertinya penasaran.

"Sudahlah ikuti semua perintah saya, kamu mengerti!" ucapan tegas Adrian langsung membuat Arka tidak berani bertanya lagi meskipun di hatinya masih merasa janggal dengan bos besarnya.

**

Sore hari pun tiba...

Briyan baru saja sampai dirumahnya, disana dia tidak mendapati ibunya bahkan lebih terkejutnya lagi dia juga mendapati rumahnya sudah kosong tanpa barang-barang didalamnya.

Saraswati memang belum memberi tahu Briyan tentang pindahnya kerumah yang baru, Saraswati sudah merasa ketakutan kalau saja Adrian kembali lagi kerumah itu dan dia akan bertemu dengan Briyan.

"Kemana ibu? apa ibu sudah pindah kerumah yang baru?" baru saja Briyan mau menghubungi ibunya tiba-tiba saja Surti tetangganya sudah datang menemuinya.

"Briyan kamu sudah pulang?"

"Iya bu Surti, oya, apa bu Surti tau kemana ibu?"

"Nah, bu Surti kesini mau ngasih tau ke kamu Briyan, tadi bu Saras titip pesan katanya bu Saras pindah kerumah yang baru?" benar dugaan Briyan.

Yang menjadi pertanyaannya sekarang kenapa ibunya terlihat terburu-buru pindah tanpa sepengetahuannya, Briyan takut kalau semua ini ada hubungannya dengan dua orang yang malam-malam datang kerumahnya waktu itu.

"Baik bu Surti, terimakasih banyak atas informasinya." ucap Briyan.

"Sama-sama Briyan, apa boleh bu Surti tau kenapa bu Saras seperti terburu-buru pindah dari sini tadi?" kebiasaan bu Surti yang selalu ingin kepo dengan urusan orang lain.

"Kalau itu, nanti saya tanyakan langsung pada ibu." Briyan tidak mau memperpanjang pembicaraan dengan bu Surti, bisa di pastikan kalau dia bercerita langsung satu RT akan tau semuanya.

Setelah bu Surti pulang, Briyan segera pergi menyusul ibunya, dia ingin memastikan sebenarnya ada masalah apa yang sudah membuat ibunya segera pindah kerumah yang baru tanpa memberitahukannya terlebih dahulu padanya.

Motor Briyan segera melaju kejalan raya, Briyan tidak menyadari kalau ada sebuah mobil hitam yang tiba-tiba saja berputar arah setelah melihat Briyan melintasi jalanan didepannya.

"Ikuti motor itu!" perintah Adrian setelah tanpa sengaja dia melihat Briyan bersama motornya baru saja melintas di depannya.

Bersambung....