Gabrielle Shaquille Ma, pria tampan dengan nama keren, kekayaannya membuat semua wanita tergila-gila dengannya, bahkan banyak dari mereka berharap bisa tidur dengannya satu malam saja.
Tidak disangka, hati pria yang dingin dan suka menyendiri ini akan tergerak oleh seorang pelayan restoran yang sedang dipermalukan di depan umum.
Sejak detik itu juga, gadis ini telah tertancap di hatinya.
Halo gengsss, selamat datang di dunia ke-uwuan kita. Novel ini adalah pecahan dari novel History Of Liang Zhu(Reinkarnasi Kedua). Di sarankan banget buat baca novel itu dulu sebelum lanjut baca ke novel yang ini biar kalian nggak bingung. Selamat membaca dan semoga terhibur ya 😉😉
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rival
Gabrielle melangkah dengan terburu-buru begitu dia sampai di perusahaan. Ini sudah malam, istrinya pasti sudah sangat kelelahan karena menunggunya.
"Sial, kenapa aku bisa lupa kalau Elea masih berada di sini" gumam Gabrielle sambil berjalan masuk ke dalam lift.
Ares hanya diam mendengarkan Tuan Muda-nya yang tidak berhenti mengomel sejak tadi.
"Kenapa lift ini lambat sekali, Res? Suruh mereka untuk menggantinya besok!" kesal Gabrielle karena tak kunjung sampai.
"Baik Tuan Muda",.
Ares dengan santai mengiyakan keinginan pria yang sedang gelisah di depannya. Cari aman, itu yang dia pikirkan.
"Astaga, perlu berapa lama lagi aku terjebak di dalam lift sialan ini, Ares!".
"Bersabarlah sebentar, Tuan Muda. Ruangan anda berada di tingkat paling atas gedung ini!" sahut Ares sembari menghela nafas.
Gabrielle berdecak. Tangannya terus mengetuk-ngetuk dinding lift tidak sabar menunggunya terbuka.
Ting
Pintu lift terbuka. Gabrielle segera berlari keluar meninggalkan Ares yang sedang menatapnya sambil menggelengkan kepala.
"Hmmmmmm. Cinta memang sangat mengerikan",.
Sementara itu di dalam ruangan, Levi tengah duduk sambil memandangi Elea yang sedang terlelap. Sesekali dia nampak terkekeh pelan saat mendengar suara dengkuran.
"Kau sangat menggemaskan, Elea. Aku ingin sekali membawamu pulang ke apartemenku" gumam Levi.
Braakkkkkk
Pintu ruangan terbuka dengan begitu keras. Elea yang sedang tertidur langsung terduduk kaget, tapi sedetik kemudian dia kembali berbaring dan memejamkan mata.
Levi yang melihat kelakuan aneh Elea hanya bisa terdiam dengan mulut yang terbuka lebar. Dia bahkan sampai lupa untuk melihat siapa orang yang telah mendobrak pintu ruangan ini.
"Kenapa kau masih ada di sini?" tanya Gabrielle dingin.
Dengan langkah tergesa Gabrielle berjalan mendekat kearah sofa. Dia lalu mendorong tubuh Levi agar menjauh dari istrinya.
"Cihhh, kau pikir aku suka berada di tempatmu yang buruk ini apa!" sahut Levi dongkol.
Ucapan Levi di abaikan oleh Gabrielle. Dia sibuk membelai wajah istrinya yang sedang terlelap.
"Sayang",.
Elea menggeliat saat tidurnya terganggu. Bibirnya mengerucut sambil menggumam tidak jelas.
"Jangan mengganggunya!" tegur Levi ketus.
"Dia istriku, apa hakmu melarangku?" sahut Gabrielle sengit.
Bibir Levi komat-kamit menyumpah serapahi pria yang menjadi rivalnya dalam memiliki Elea. Ingin sekali rasanya dia menendang bokong Gabrielle kemudian menjambak rambutnya dengan kuat.
"Gabrielle, kau menikahi makhluk kecil ini hanya untuk memanfaatkan tubuhnya saja kan? Licik sekali kau!" tuduh Levi.
"Hati-hati dengan mulutmu!" kesal Gabrielle tak terima.
"Kau itu yang harus hati-hati, beraninya kau memperdayai kebodohan Elea. Dengan kekuasaanmu memangnya kau tidak bisa menikahi wanita yang sudah matang apa? Elea itu masih bocah, dia tidak seharusnya terjebak pernikahan sesat seperti ini!",.
Gabrielle mendengus. Dia sangat tersinggung dengan tuduhan yang di lontarkan oleh Levi.
"Pergi dari sini. Ares akan mengantarmu nanti!" usir Gabrielle sambil menekan suaranya agar tidak mengganggu tidur istrinya.
"Enak saja. Aku hanya akan pergi bersama Elea!" sahut Levi.
Rahang Gabrielle mengetat. Dia kemudian berbalik menatap Levi yang sedang berdiri sambil menatapnya penuh benci.
"Jangan coba-coba memancing kemarahanku. Elea adalah istriku, dia hanya akan tinggal bersamaku, bukan dengan orang lain!",.
Mata Levi melotot lebar. Dengan jengkel dia menendang tulang rusuk Gabrielle hingga membuatnya mengaduh kesakitan.
"Akkhhhhh, kau gila ya!" umpat Gabrielle.
Levi menyeringai. Rasanya puas sekali bisa menganiaya pria paling berkuasa di tempat ini.
"Kau yang gila, tuan pedofil. Sangat tidak tahu malu seorang Gabrielle Shaquille Ma menikahi gadis di bawah umur. Ckckck, menjijikkan!" ejek Levi.
Elea yang mendengar suara ribut-ribut akhirnya membuka mata. Dia diam melihat dua orang di depannya yang sedang saling menatap dengan begitu sengit.
"Coba saja kalau kau berani menyebarkan berita seperti itu. Tidak hanya karirmu, tapi nasib keluargamu juga akan tamat jika hal itu sampai terjadi!" gertak Gabrielle jengkel.
Gadis ini benar-benar. Berani sekali Levi mengancamnya.
"Lakukan saja, aku tidak peduli. Lagipula karirku juga sudah kau hancurkan!" sahut Levi santai.
"Kak Levi,Kak Iel, kalian sedang mengobrol atau sedang bertengkar?".
Levi dan Gabrielle menoleh cepat kearah gadis kecil yang baru saja bertanya pada mereka. Cepat-cepat keduanya duduk berjongkok di samping sofa.
"Sayang, kau sudah bangun?",.
"Makhluk kecil, kau sudah bangun?",.
Kening Elea mengernyit bingung melihat Gabrielle dan Levi yang saling membuang muka setelah bertanya.
"Kalian sedang bertengkar ya?" ucap Elea mengulang pertanyaannya.
"Tidak!" sahut Levi dan Gabrielle berbarengan.
Elea tersenyum. Lucu sekali melihat dua orang dewasa yang sedang merajuk seperti ini.
"Kalau tidak bertengkar kenapa kalian saling membelakangi?",.
Gabrielle dan Levi keki. Perlahan-lahan keduanya berbalik.
"Sayang, gadis bar-bar ini melukaimu tidak?" tanya Gabrielle lembut sembari membantu istrinya duduk.
Bugghhhhh
"Rasakan!" ucap Levi sambil menjulurkan lidah.
Tangan Gabrielle terkepal kuat. Jika tidak memikirkan keberadaan Elea di sini, Gabrielle pasti akan langsung meminta Ares untuk melemparkan Levi dari atap gedung. Beraninya dia memukul punggungnya sembarangan.
"Kak Levi kenapa kau nakal sekali? Bagaimana kalau punggung Kak Iel patah?" tanya Elea cemas.
Sunyi.
Gabrielle dan Levi terdiam seperti orang bodoh setelah Elea mengeluarkan kata-kata ajaibnya. Bagaimana mungkin punggung seorang pria dewasa patah hanya karena pukulan dari seorang wanita yang jelas-jelas tidak jauh lebih kuat darinya? Hanya Elea yang sanggup berfikir seperti itu.
"Ekhmm sayang, aku tidak selemah itu. Punggungku sangat kuat, pukul saja kalau kau tidak percaya!" ucap Gabrielle sambil mendekatkan punggungnya.
"Benarkah? Tapi suara pukulan itu terdengar sangat kuat seperti buah nangka yang jatuh dari pohon!" sahut Elea dengan wajah polos.
Mulut Gabrielle langsung terkunci rapat. Dia kehabisan kata-kata.
"Elea?" panggil Levi sambil menarik nafas.
"Ya Kak, ada apa?".
"Bisa tidak kau jangan membuat kami terlihat seperti orang bodoh?".
"Memangnya kapan Kakak berubah jadi orang bodoh?" Elea membeo bingung.
Levi menjambak rambutnya frustasi. Kesabarannya mulai terkikis. Gabrielle yang melihat rivalnya menderita tersenyum tipis. Dia merasa menang.
'Rasakan. Tanpa aku harus repot-repot membalas kelakuanmu kau sudah mendapat balasannya terlebih dahulu. Nikmati saja bagaimana cara istriku menyiksamu. Dasar gadis bar-bar!',.
"Elea, aku mohon pintarlah sedikit. Kepalaku bisa botak kalau kau terus seperti ini!" ucap Levi kesal.
"Lalu aku harus bagaimana, Kak Levi? Bukan aku yang membuat kepalamu botak!" sahut Elea semakin bingung.
"Aku menyerah. Aku benar-benar menyerah!" teriak Levi sambil mengangkat kedua tangannya keatas.
Gabrielle menahan diri untuk tidak tertawa. Dia melirik kearah istrinya yang sedang kebingungan mendengarkan Levi yang terus mengucapkan kata menyerah.
"Tidak usah pedulikan dia. Dia tidak waras!" bisik Gabrielle.
"Jadi Kak Levi gila?" tanya Elea kaget.
'Ya sayang, rivalku menjadi gila karena kepolosanmu',.
"Iya, dia gila!",.
Levi yang melihat Gabrielle sedang berbisik pada Elea memicingkan mata curiga. Dia sangat yakin kalau pria itu sedang mencuci otak teman kecilnya.
"Jangan terhasut oleh ucapan pria gila ini, Elea. Apapun yang dia katakan itu tidak benar!" ucap Levi sambil melirik tajam kearah Gabrielle.
Elea mengangguk. Dia menoleh saat tangannya di genggam erat oleh suaminya.
"Jangan percaya pada wanita sinting itu, sayang!" ucap Gabrielle dingin.
"Elea, aku akan marah padamu kalau kau sampai mempercayainya. Singkirkan tangannya dari tanganmu sekarang. Kau akan tertular virus jika bersentuhan dengannya!" teriak Levi sengit.
Genggaman Gabrielle semakin menguat saat Elea merespon perkataan Levi.
"Sayang, jangan dengarkan wanita gila itu ya?" bujuk Gabrielle panik saat Elea ingin melepaskan genggaman tangannya.
"Kak, tolong lepaskan tanganku" ucap Elea dengan wajah seperti sedang menahan sesuatu.
"Kau melakukan hal yang benar, Elea. Minta dia untuk menjauh darimu!",.
"Diam kau sialan!" hardik Gabrielle jengkel.
Levi terus menghasut Elea agar menjauh dari Gabrielle. Dia bahkan tidak mempedulikan tatapan membunuh yang di layangkan oleh rivalnya.
"Kak Iel, lepas!" ucap Elea lagi.
"Tidak akan!" bentak Gabrielle tak sadar.
Mata Elea berkaca-kaca.
"Kak Iel, aku ingin buang air besar. Tolong lepaskan tanganku dulu".
Gabrielle dan Levi seperti tersambar petir setelah mendengar kata keramat yang terlontar dari mulut Elea. Keduanya diam mematung saat gadis kecil itu berlari masuk ke dalam kamar mandi sambil memegangi perutnya.
"Kau ingin mati tidak?" tanya Gabrielle sedih.
"Aku sudah mati berkali-kali karena makhluk kecil itu" jawab Levi pilu.
Keduanya mendesah pasrah. Mereka meratapi nasib karena terus di permainkan oleh seorang gadis kecil bernama Elea.
🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄🍄
🌻VOTE YANG BANYAK YANG GENGSSS...
LIKE, COMMENT, RATE BINTANG LIMA
🌻IG: nini_rifani
🌻FB: Nini Lup'ss
🌻WA: 0857-5844-6308
.