Ditinggalkan beberapa jam setelah pernikahan?? pasti menyakitkan bukan?? Itulah yg dialami Melody. Dirinya menikah dengan kekasihnya setelah mempersiapkan semuanya. Tapi tepat setelah resepsi pernikahan suaminya menghilang, dan pada malam hari dirinya ditalak melalui pesan singkat.
Akankah Melody mampu melewati semua ini dan menemukan cinta sejatinya??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hunny24, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab.23 Sebuah Fakta tersembunyi
Arthur pun menasehati Zayn agar temannya itu tak larut dalam emosi sesaat yg tak perlu. Karena hanya akan akan membuang tenaga dan mempermalukannya.
Kemudian Arthur bertanya soal Melody dan benar Zayn akan segera menikahinya sebagai wujud tanggungjawabnya. Tapi sayangnya meski sudah hamil keduanya tak saling mencintai. Apalagi Melody terlihat pasif pada Zayn.
"Kenapa hidupmu sangat tidak beruntung, dicintai tapi diselingkuhi saat ini akan punya anak dan menikah tapi tak saling cinta." ucap Arthur.
"Sudahlah jika ingin mengejekku kau pergi saja." ucap Zayn.
"Sudahlah kawan, bagaimana jika malam ini kita ke club dan menghilangkan semua penat ini." ajak Arthur.
"Baiklah." ucap Zayn.
"Wah tumben kau mau, berarti kau saat ini sedang stres.." balas Arthur.
"Aku kesal pada Ditya." ucap Zayn.
....
Malam harinya Zayn pun pergi ke club bersama Arthur. Mereka berdua nampak kompak malam ini. Dan Arthur hanya ingin menghibur Zayn saja karena banyaknya masalah yg dilaluinya akhir-akhir ini.
"Kawan santai sajalah disini." ucap Arthur.
"Hmm." balas Zayn.
Zayn pun minum dengan perlahan dan membatasi jumlah alkohol yg ia minum. Apalagi mengingat besok dirinya harus pergi bekerja. Saat sedang duduk, Arthur pun bangkit dan ingin mengobrol dengan seorang wanita.
"Bro, ada mangsa, santai ya." ucap Arthur.
"Ck.. Dasar kadal air tawar." ucap Zayn.
"Ayolah jangan bilang begitu, aku ini masih tampan." ucap Arthur.
Sementara Zayn pun duduk sendirian menikmati minumannya. Saat ini Zayn berusaha menenangkan pikirannya dari fakta kehamilan Ditya yg disembunyikan darinya. Tentunya Zayn sangat terpukul jika memang benar Ditya melakukan ab**si pada janin mereka.
Saat sedang melamun, Zayn pun mendengar suara Deva dan Ditya di club yg sama. Zayn pun terkejut karena setahunya Ditya adalah wanita baik-baik yg tak mungkin kemari. Tapi lihat kini wanita itu berubah 180° sejak bersama Deva. Pakaiannya sudah terbuka dan seksi, lalu datang ke club dan minum alkohol.
"Sayang, akhirnya kita bisa santai juga." ucap Ditya.
"Iya sayang, maaf ya aku sibuk belakangan." ucap Deva.
"Ditya.. Deva." ucap Zayn.
"Oh Zayn." ucap Ditya datar.
"Zayn adikku, apa kau sendirian kemari?" balas Deva.
"Tidak aku bersama temanku, Deva aku akan bicara pada Ditya sebentar." pinta Zayn.
"Bicara apa? Bukankah semuanya sudah selesai?" tanya Deva.
"Hanya beberapa hal yg menggangguku akhir-akhir ini. Hanya 5 menit." ucap Zayn.
"Katakan saja disini." ucap Deva.
"Baiklah." ucap Zayn.
"Oke Zayn, katakan apalagi maumu?" balas Ditya.
"Coba kau jelaskan ini.." ucap Zayn seraya menunjukkan foto hasil usg miliknya.
"Ini.." ucap Ditya.
"Apa sayang.?" tanya Deva lalu ikut melihatnya.
"Itu janin milik siapa?" tanya Zayn.
"Oh itu, bukankah kita sudah sepakat sayang." ucap Deva.
"Yah, itu memang janin kita Zayn, tapi kondisiku tak baik dan Deva menolongku." ucap Ditya.
"Menolong??" tanya Zayn.
"Ya.. Karena kau sangat miskin sampai tak mampu memperhatikan Ditya. Hingga akhirnya Ditya harus merelakannya demi kondisinya." ucap Deva.
"Ditya kenapa kau tidak memberitahuku?? Kau pikir aku tak punya uang untukmu.?" tanya Zayn emosi.
"Lepaskan tanganmu dari tunanganku.." ucap Deva memisahkan Zayn.
"Lagipula kau itu dulu gila bekerja, sedangkan Ditya butuh perhatian dan tentunya perhatian membutuhkan banyak uang." balas Deva.
"Setidaknya aku sebagai ayahnya tahu kalau dia pernah ada. Tapi kau tak pernah sekalipun memberitahuku." ucap Zayn kesal.
"Pergilah, sebelum kita berakhir di kantor polisi dengan tampang babak belur." ucap Deva.
"Ck.. Baiklah, aku hanya ingin tahu hal itu. Maaf jika aku mengecewakanmu Ditya." ucap Zayn lalu berlalu.
Begitu sakitnya hati Zayn mendengar fakta menyedihkan tersebut. Bahkan Ditya yg hamil tak memberitahukannya pada Zayn yg dulu masih suaminya. Parahnya justru Deva yg lebih tahu soal kondisinya.
Padahal Zayn bekerja keras untuk memenuhi tuntutan Ditya yg ingin selalu hidup mewah. Dan wanita itu selalu meminta uang setiap minggunya untuk berbelanja dan jalan-jalan. Hingga Zayn harus banting tulang membahagiakan istrinya. Tapi justru berbalik menyakitinya dan berselingkuh dengan Deva kakak tirinya.
Zayn pun kembali ke mejanya, disana masih kosong karena Arthur masih mendekati seorang wanita. Zayn pun memesan beberapa jenis menuman dan menikmatinya secara berlebihan. Emosi yg memuncak di hatinya pun membuatnya tak bisa mengontrol diri.
Untungnya Zayn tak memukul Deva dan membuat keributan di club malam tersebut. Zayn hanya duduk sendirian dan menikmati minumannya. Beberapa wanita malam pun menghampirinya dan menggodanya. Tapi Zayn justru membentaknya dan mengusirnya secara kasar.
"Tuan apakah anda sendirian.. Boleh aku teman??" ucap seorang wanita manja.
"Pergilah.. Aku ingin sendiri." ucap Zayn.
"Ayolah tuan, mana ada yg nyaman sendirian.. Kita bisa berduaan selaman. Di sekitar sini ada banyak hotel." ucap wanita itu.
Brakkk..
"Kubilang pergi ya pergi..!" bentak Zayn kasar.
"B-baiklah." ucap wanita itu langsung gemetaran dan beberapa orang sekitar melihat Zayn.
"Apa lihat-lihat, aku sudah menolaknya tapi dia terus bersikeras..!" ucap Zayn kesal.
Orang-orang pun kini tak berani memandangnya. Sementar Arthur dari kejauhan melihat Zayn yg sudah mabuk parah padahal katanya Zayn hanya ingin minum secukupnya.
"Nona, simpan saja nomorku.. Jika kau sakit aku akan mengobatimu dengan sepenuh hatiku." rayu Arthur.
"Kau dokter yg manis.."
"Tidak, hatiku sangat sakit jika melihatmu sakit." balas Arthur terus melemparkan gombalan maut.
"Aahh.. Kau baik sekalu, aku akan menghubungimu nanti."
"Tentu, saat ini aku harus membawa temanku pulang sebelum membuat masalah." ucap Arthur.
"Hati-hati di jalan, jika aku masih disini kau boleh kemari lagi."
"Benarkah.. Tunggu aku ya nona manis." ucap Arthur segera pergi mengurus Zayn.
Arthur pun menuju ke meja Zayn yg saat ini sudah menghabiskan beberapa botol.
"Ck..Ck.. Kau ini pembohong besar." ucap Arthur.
"Untuk apa kemari, bukankah kau sedang berburu." ucap Zayn.
"Ayo pulang, kau akan membuat masalah jika kubiarkan." ucap Arthur.
"Aku masih ingin minum." ucap Zayn.
"Sudah, diam bayar dan pulang." ucap Arthur.
Zayn pun akhirnya membayar tagihannya dan Arthur mengantarnya pulang ke apartemen. Setelah tiba, Zayn pun masih dalam kondisi sadar.
"Kau bisa masuk ke dalam sendiri kan? Aku sedang buru-buru." ucap Arthur tak sabar ingin menjemput nona manis yg ditemuinya tadi.
"Cih, memangnya aku kakek-kakek yg tak bisa jalan sendiri." balas Zayn lalu keluar dari mobil Arthur dan masuk ke dalam.
Zayn pun masih sanggup berjalan dan mengingat lantai kamarnya. Tapi dirinya justru masuk ke apartemen Melody karena kondisinya yg mabuk. Melody pun terkejut melihat kondisi Zayn. Dan pria itu tanpa canggung ataupun malu langsung menuju ke ranjang dan berbaring. Sembari melepaskan sepatunya, Zayn pun tergeletak di ranjang Melody.
Sementara saat itu Melody sedang bekerja dan Zayn tak bisa dibangunkan meski Melody sudah berusaha. Hingga Melody menyerah, sebelum Zayn menariknya untuk tidur di sampingnya.
"Zayn bangun." ucap Melody.
"Hmm.. Tidurlah di sampingku, apa apartemenmu bermasalah?" gumam Zayn.
"Astaga, dia malah mengigau." ucap Melody pasrah dan meninggalkannya.
Melody pun lanjut bekerja dan akan tidur di sofa malam ini.