Terbangun dari koma, status Alisha telah berubah menjadi istri Rafael. Saat dia masih terbaring tidak sadarkan diri, ayahnya telah menikahkan Alisha dengan Rafael, laki-laki yang menabraknya hingga koma dan mengalami kelumpuhan.
Alisha tidak bisa menerima pernikahan itu, terlebih sikap Rafael sangatlah jauh dari kata suami idaman. Alisha terus memaksa Rafael untuk menceraikannya. Namun, Rafael dengan tegas menolaknya.
Mampukah Alisha bertahan? Atau Rafael menyerah dan menceraikan Alisha?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ceraikan Aku ~ Bab 28
Saat ini, mereka berada di kamar Alisha. Rafael menggendong istrinya itu dan merebahkannya di ranjang. Rafael lalu berbaring di samping Alisha dan memiringkan tubuhnya sambil memeluk Alisha dengan erat.
"Ayo kita lakukan apa pun supaya kita tetap bersama!" kata Rafael dengan menatap instens wajah istrinya yang sangat cantik.
"La-lakukan apa? Mas, jangan macam-macam ya." Alisha melotot dengan sikap waspada. Dia belum siap jika Rafael meminta haknya sebagai suami, apalagi dengan perasaan Rafael yang masih tidak jelas untuk siapa.
"Apa saja. Begini, kita sudah terlanjur menikah, dan mau diapakan juga aku tetap suamimu. Kenapa kita tidak mencoba saling bertahan. Jadi, tidak perlu memikirkan perceraian dan hidup bahagia denganku," kata Rafael sambil mengusap wajah Alisha dengan lembut.
Alisha kembali bingung dengan sikap suaminya. "Lalu, Melinda?"
"Aku sudah melupakannya. Hanya saja orang-orang selalu menganggap aku masih mencintainya."
Rafael mengubah posisinya. Dia menekuk kedua tangan dan menjadikannya sebagai bantal. Wajah pria tampan itu menghadap langsung pada langit-langit kamar yang dicat biru. Lalu, ia mulai memejamkan mata.
"Benarkah? Bukankah saat bertemu dengannya, kamu terlihat sekali merindukannya, Mas?" ledek Alisha yang juga menatap ke arah langit kamar.
"Tidak, aku hanya bertanya-tanya kenapa dia meninggalkanku, tapi aku tidak bisa membencinya."
"Itu karena kamu memang sangat mencintainya, Mas."
"Lalu, kalau begitu kenapa jantungku berdebar keras saat bersamamu?"
Alisha menatap suaminya yang membuatnya kehilangan kata-kata. Bagaimana bisa laki-laki itu mengatakan hal itu? Apakah benar Rafael mulai menyukainya? Tetapi, bukankah dia sangat terlihat sekali jika masih mencintai mantannya?
"Apa sekarang masih berdebar keras? Coba buktikan sekarang, Mas!"
Rafael tidak menjawab. Namun, dengkuran halus mulai terdengar, Rafael tertidur di kamar Alisha sepagi ini.
***
***
***
Alfaro memutuskan untuk menginap beberapa hari di rumah Rafael. Laki-laki itu bilang bahwa ada banyak hal yang akan didiskusikan dengan Rafael. Karena sang adik menolak untuk tinggal di rumah orang tua mereka, akhirnya Alfaro tinggal di rumah Rafael meskipun adiknya seolah terpaksa.
Keberadaan Alfaro di rumahnya ternyata membawa dampak positif untuk hubungan Rafael dan Alisha. Rafael memutuskan untuk pindah kamar ke kamar Alisha dan istrinya itu juga tidak keberatan.
"Ingat ya, Mas jangan berisik kalau tidur," ketus gadis itu sambil menarik selimut untuk menutupi tubuhnya dan melindungi dari dinginnya AC karena Rafael menurunkan suhunya.
"Iya, kamu yang berisik." Rafael membelakangi Alisha yang sibuk mengatur selimutnya.
Selang berapa lama, Alisha sudah terlelap sedangkan Rafael justru belum bisa memejamkan mata. Dia kini memosisikan diri menghadap Alisha, lalu menatap wajah istrinya yang tertidur lelap.
"Apa benar aku masih mencintai dia? Lalu, bagaimana persaanku sama kamu? Aku tidak rela kamu pergi. Aku ingin kamu bergantung padaku dan hidup di sisiku sampai akhir hayat nanti." Rafael merapikan rambut Alisha yang berantakan. Dia sendiri bingung dan ragu dengan perasaannya.
"Kalau kamu menuntut cerai terus, aku takut kamu nekat dan benar-benar pergi." Rafael mengecup kening Alisha lalu ikut memejamkan mata
***
Alisha terbangun karena aroma tubuh yang cukup asing baginya. Dia terpaksa membuka mata dan melihat Rafael ada di sampingnya dengan posisi telungkup dan bertelanjang dada.
"Kenapa dia tidak pakai baju? Apakah kami ... tidak, tidak mungkin. Aku tidak merasakan apa pun tadi malam, tidak mungkinkan?"
selebihnya mah jelmaan 😈
sadar diri saat sekarat doang
yakin lah pasti dimaafin kok
kan cuma kata maaf doang ya kan.
ogah banget bersimpati sama manusia laknat kayak gitu.
untung alisha tidak memiliki jiwa 😈 dan pendendam seperti saya.