Di saat membutuhkan uang tambahan, Roro yang bekerja sebagai perawat mendapat tawaran pekerjaan untuk mengasuh anak yang menderita kanker darah.
Tidak disangka anak itu adalah anak direktur rumah sakit tempat Roro bekerja.
"Ternyata pak direktur adalah duda!" seru Roro.
Direktur sekaligus dokter bedah itu tidak pernah dikabarkan sudah menikah, lantas bagaimana sudah menjadi seorang duda?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Panen Kejahatan
Roro memperhatikan Chila yang masih tertidur setelah meminum obat rutinnya. Dia benar-benar tidak tega melihat kondisi anak itu.
"Apa yang harus aku lakukan?" gumam Roro seraya mondar-mandir.
Sampai akhirnya dia menemukan satu ide.
"Aha!" Roro langsung berlari keluar dari kamar Chila untuk merealisasikan idenya itu.
Sementara Armon yang mendatangi Prada segera mengecek keadaan mantan istrinya itu. Jangan sampai Prada menyakiti dirinya sendiri.
Dan lelaki itu merasa lega karena Prada tampak baik-baik saja.
"Lepaskan ikatannya!" perintah Armon pada penjaga yang berada di dekat Prada.
Prada diam saja, tidak memberontak seperti sebelumnya.
Setelah ikatan perempuan itu terlepas, Prada duduk berhadapan berdua dengan Armon dalam satu meja.
"Akhirnya kau menurut juga," ucap Armon yang melihat sikap patuh mantan istrinya itu.
"Ambil apapun yang kau butuhkan, setelah itu lepaskan aku!" Prada mengajukan permintaannya.
Armon menganggukkan kepala, dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan atau Prada mengamuk lagi.
Hari itu juga, Armon langsung membawa Prada ke rumah sakit untuk melakukan pengecekan kesehatan. Dia harus memastikan kalau perempuan itu dalam keadaan sehat.
Armon memanggil beberapa dokter penyakit dalam untuk membantunya melakukan tes.
Namun, sayang sekali setelah melakukan beberapa tes. Prada ternyata juga mempunyai penyakit yang serius.
Bisa jadi penyakit Chila memang bawaan dari perempuan itu.
"Hahaha!" Prada tertawa melihat wajah Armon yang tampak frustasi.
Lelaki itu sudah seharian ini melakukan tes pada Prada tapi berakhir sia-sia.
"Kita memang akan ke neraka bersama," ucap Prada tanpa merasa bersalah.
Armon mengepalkan kedua tangannya dan menatap perempuan itu dengan penuh emosi. "Bagaimana mungkin makhluk kecil pemberian Tuhan seperti Chila akan masuk neraka?"
"Setidaknya kalau kau mau ke neraka, jangan membawa makhluk tidak berdosa!"
"Kelahirannya di dunia itu adalah dosa," balas Prada.
Mendengar itu, Armon semakin merasa emosi. Refleks tangan besarnya mencengkram leher Prada dan menekannya dengan kuat.
Dia merasa marah dan kecewa secara bersamaan, hal yang dia rencanakan untuk kesembuhan Chila seperti berakhir sia-sia.
Sekarang hanya harapan metode stem cell yang Armon bisa harapkan jika metode itu tidak berhasil juga, Armon rasanya tidak sanggup untuk hidup lagi.
"Le.... lepaskan a... aku!" Prada berusaha melepaskan cengkraman tangan Armon yang begitu kuat menekan lehernya.
Beruntung Armon masih sadar dan tidak kalap walaupun pikirannya sekarang berkecamuk hebat.
"Pergilah dan jangan sampai kita bertemu lagi!" Armon akhirnya merelakan Prada dan berharap tidak akan bertemu lagi dengan perempuan itu.
Prada terbatuk-batuk setelah lepas dari cengkraman lelaki itu, sebelum Armon berubah pikiran sebaiknya dia cepat pergi.
Dengan langkah kaki seribu, Prada berusaha keluar dari rumah sakit.
Tujuannya adalah ke telepon umum untuk menghubungi kekasihnya.
"Aku harus pergi dan mengubah identitasku lagi, setelah ini aku tidak perlu lari lagi, aku bebas..." Prada merasa kesenangan sekali.
Namun, kesenangan itu hanya berlangsung beberapa menit saja karena Prada kembali ditangkap oleh seseorang.
"Siapa kalian!?" teriak Prada ketika tubuhnya dipegang oleh dua lelaki berbadan besar.
Pablo yang dibalik penangkapan itu muncul dan tertawa melihat tangkapan besarnya berhasil diringkus dengan mudah.
"Mari kita lihat, berapa nilai yang aku bisa dapatkan darimu?" Pablo meraih dagu Prada.
Bukan hanya Prada tapi Pablo juga sudah berhasil menangkap ayah Roro sekalian. Dia benar-benar akan panen besar-besaran.