kita memang tak tau siapa yang tuhan takdir kan untuk kita,namun kita bisa melabuhkan hati kita pada siapa. namun bagaimana jadinya jika ternyata hati dan takdir tak sejalan. Begitulah yang di rasakan oleh Aidan Arsyad Rafardhan,dia mencintai seorang wanita dan berniat akan melamar nya,namun bagaimana jadinya malah dia menikah dengan adik dari sang pujaan hati?
"menikahi orang yang di cintai memang impian,tapi mencintai orang yang di nikahi adalah kewajiban."
Aidan Arsyad Rafardhan
yukkk simak cerita lengkapnya di sini 👇
tinggalkan like,komen dan follow setelah membaca yah ☺️😆
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon h.alwiah putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 24. kesalnya Maureen
Sedari tadi Aidan merasa heran dengan sikap Maureen, sungguh membuat Aidan geleng geleng kepala merasa pusing dengan sikap Maureen yang sudah di tebak itu.
"Kamu lagi haid?"tanya Aidan,di balas gelengan kepala oleh Maureen.
"Terus kenapa?"tanya Aidan.
"Gak kenapa napa tuh, emangnya kenapa?"tanya Maureen.
Aidan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Sungguh wanita itu sangat ribet sekali,tolong Aidan bukan cenayang yang bisa mengetahui keadaan seseorang tanpa ia bertanya.
"Kamu mau apa?"Aidan bertanya mungkin saja Maureen ada sesuatu yang di inginkan sehingga dia bersikap seperti itu.
"Tumben nanya,gak mau apa apa."
Tolong Aidan makin pusing dengan perkataan Maureen itu, maksudnya apa coba. Beberapa kali Aidan menghembuskan nafasnya,lalu mengacak acak rambutnya.
Apakah mungkin dia harus membeli buku sembilan puluh sembilan cara memahami wanita.
Mungkin ini yang di katakan oleh orang orang bahwa wanita itu makhluk paling meribetkan sedunia. Kenapa,ya karena ini mereka bisa bahagia,sedih,marah marah tak jelas.
"Kamu kenapa dek,mas ada salah sama kamu atau apa? Kenapa sikap kamu jadi judes lagi kayak dulu,mas ada salah sama kamu? Kalau ada salah bilang dek. Kalau gini mas bingung harus gimana."akhirnya Aidan menyerah dan lebih baik berterus terang saja.
"Ouhhh jadi kata kamu aku judes gitu."sungut Maureen.
Aidan memejamkan matanya,haduh apakah dia salah berucap.
"Enggak maksud aku-"
Dreetttt
Suara ponsel Aidan mengalihkan atensi kedua orang itu. Tampak di sana terpampang jelas nama. 'Tania sekertaris'
Aidan tak langsung mengangkat telpon itu,tak lama telpon pun mati lalu terdengar suara pesan masuk.
Tania:pak bisa tolong jemput saya-
Hanya kata itu yang tertulis dilayar depan ponsel Aidan. Melihatnya membuat Maureen semakin merengut kesal,ingin rasanya sekarang Maureen melempari ponsel Aidan itu.
"Urus tuh sekertaris kesayangan kamu yang keganjenan itu, jemput tuh katanya minta di jemput sama ayang."kesal Maureen kemudian berlalu meninggalkan Aidan yang masih berada di ruang tengah.
"Dek-"panggil Aidan namun sama sekitar tak di gubris oleh Maureen.
Maureen masuk ke dalam kamarnya lalu menutup pintu kamar dengan lumayan keras.
"Terus aja Tania Tania Tania. Hih dasar cewek keganjenan,pengen rasanya gue bejek bejek mukanya yang kayak badut Ancol itu, makeup setebal aspal gitu hih."gerutu Maureen kesal.
"Itu juga pak Aidan ngapain sih pake memberikan perhatian gitu sama si cewek ganjen itu,kalau gitu kan dia makin besar kepala. Mana di suruh liburan,biaya di tanggung dia. Ehh istrinya malah di rumah gak ada tuh ngajak jalan jalan buat refreshing,gue kan juga cape pusing sama tugas kuliah jadi laki peka kek ajak istri nya keluar jalan jalan. Ini malah nawarin orang lain. Hish awas aja."
Maureen terus menggerutu kesal di dalam kamar sembari membuka laptop dan memutar lagu di laptop nya untuk sedikit meredakan rasa kesalnya.
Tanpa Maureen ketahui ada seorang laki laki yang berdiri di belakang Maureen,dia tersenyum mendengar gerutuan Maureen.
"Ihhh pengen deh gue banting tuh hp nya,tuh cewek ngapain juga minta jemput sama suami orang,ahhh kesel."nyatanya memutar lagu pun tak mampu meredam kekesalan Maureen.
"Nih banting aja kalau kamu mau."ucap Aidan sembari menyodorkan handphone nya.
Maureen kaget saat menengok ke belakang ternyata Aidan sudah berada disana dengan senyuman di wajah nya.
Entah dari kapan Aidan ada disana,namun tentunya Aidan mendengar semua gerutuan Maureen tadi.
"Nih bukannya kamu mau banting hp saya banting aja kalau itu bakal sedikit meredakan emosi kamu."Aidan kembali menyodorkan handphone pada Maureen.
Maureen pun tampak acuh,lalu menutup laptopnya. Namun hak tak terduga terjadi.
Brak
Prang
Setelah Maureen menyimpan laptop nya di sempat semula, Maureen langsung merebut handphone Aidan lalu membantingnya ke dinding kamar. Hingga handphone dengan logo Apple gigit dengan tiga boba itu hancur berkeping-keping di atas lantai.
Tak ada reaksi apapun yang perlihatkan Aidan pas Maureen,tak marah ataupun menatap Maureen dengan tatapan tajam.
Malah sebaliknya Aidan malah tersenyum,dan menatap Maureen dengan penuh kelembutan.
"Udah mereda kesalnya?"tanya Aidan.
"Au ah."Maureen melipat kedua tangannya di dada.
Ada perasaan bersalah setelah menghancurkan handphone suaminya,namun bukan sepenuhnya salah dia karena Aidan sendiri yang menyodorkan handphone nya untuk dia banting.
"Jadi istri mas ini kesel karena mas gak ngajak adek liburan. Maafin mas yah sayang,mas gak tau kalau ternyata kamu juga pengen jalan jalan. ya udah kamu mau kemana? mau kapan jalan jalannya hemm?"tanya Aidan dengan lembut.
Tak ada nada marah karena Maureen telah menghancurkan handphone nya.
Ya,bagi Aidan handphone bisa di beli lagi. yang terpenting sekarang Maureen merasa bahagia dan kembali tersenyum lagi padanya.
"tau ah,aku bisa pergi sendiri kok uang aku banyak,urusin aja tuh liburan sekertaris kamu. Sana pergi bukannya dia minta di jemput."
Aidan pun terkekeh. Ternyata istrinya ini bukan hanya kesal saja namun juga cemburu.
"Masya Allah istri mas ini lagi cemburu toh, Alhamdulillah kalau kamu cemburu berarti kamu udah cinta sama mas."
"Siapa bilang. Aku gak cemburu yah,udah ah sana pergi."Maureen langsung pergi ke arah ranjang lalu menyelimuti seluruh tubuhnya.
Aidan pun geleng geleng kepala sembari tersenyum. wanita memang begitu yah banyak gengsi, padahal kalau Maureen mengaku dirinya cemburu. Pasti Aidan akan merasa sangat senang.
Aidan pun menyusul Maureen ke atas tempat tidur,lalu masuk ke dalam selimut dan kemudian memeluk tubuh Maureen yang membelakangi dirinya.
"maaf yah sayang,kalau mas udah bikin kamu kesel. Mas bener bener gak tau kalau sikap mas sama Tania bisa membuat kamu kesel kayak gitu. Mas melakukan itu gak lain cuman sebagai bentuk apresiasi aja, karena udah tiga bulan ini dia kerja dua kali lipat bahkan waktu weekend pun dia tetap kerja. jadi mas beri dia hadiah jalan jalan,mas juga gak tau kalau ternyata istrinya mas ini pengen jalan jalan. Kalau kamu mau jalan jalan ayo,may kapan hemm? Mau di dalam atau luar negeri?"tanya Aidan.
Namun tak di jawab oleh Maureen.
"awas ihh jangan peluk peluk sana pergi jemput si genit itu."ketus Maureen.
"maafin mas sayang,tadi dia minta jemput karena mobilnya mogok di tengah jalan. Tapi tadi mas udah nyuruh Samuel untuk jemput dia kok. Maafin mas ya sayang."Aidan tetap. Memeluk tubuh Maureen walaupun Maureen memberontak ingin di lepaskan.
Bahkan terkadang Aidan juga mengecup pucuk kepala Maureen.
"awas ihh, lepasin."
"enggak,smkalau kamu gak maafin mas gak akan mas lepasin."
mewek, emosi, gregetan pokoknya jd satu.