Seorang wanita tengah di landa kenikmatan di atas ranjang, ia menikmati setiap sentuhan suaminya.
Tapi lagi dan lagi, suaminya kembali meninggalkan nya di saat mereka tengah beradu di atas ranjang.
Semua hal itu membuat Rosa kesal dan marah, ia tidak menyangka jika suaminya akan tega melakukan hal itu.
Lalu apa yang akan terjadi pada Rosa? Apa alasan Alan selalu pergi meninggalkan nya di saat mereka tengah beradu di atas ranjang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AngelKiss, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JSAM : Bab 34
Rosa bersiap-siap di depan cermin, ia melihat tampilannya yang nampak cantik dengan jas Dokter kebanggaannya.
"Sayang, kau tampil sedikit berbeda." Tanya Amanda heran.
"Aku di tugaskan jadi Dokter pribadi." Jawab Rosa, ia menyiapkan semua keperluan medis di dalam tas miliknya.
Amanda mengerutkan keningnya, "Orang kaya mana yang ingin menjadikan mu sebagai Dokter pribadi? Apa dia pria tampan?" Tanya Amanda dengan antusias.
Rosa menggelengkan kepalanya, "Dia hanya seorang nenek-nenek." Jawab Rosa.
Rosa lalu bergegas mengambil kunci mobil, ia melihat handphone dan langsung mencari alamat yang di berikan oleh Dokter Lily.
Cukup lama mengemudi, Rosa terdiam saat berada di depan sebuah mansion besar. Bahkan di gerbang depannya terdapat banyak penjagaan yang sangat ketat.
"Nona, ada perlu apa kau datang ke sini?" Tanya seorang penjaga dengan tampang sangar.
Rosa lalu turun dari mobil, ia menjelaskan jika dirinya adalah Dokter yang di tugaskan untuk menjaga dan merawat wanita yang bernama Emma. Mendengar hal itu para penjaga langsung melakukan SOP kepada Rosa.
Seluruh tas dan mobilnya di geledah, Rosa merasa tidak nyaman dengan apa yang orang-orang itu lakukan. Tapi ini adalah syarat yang harus di lakukan sebelum masuk ke rumah besar itu.
Setelah selesai di periksa, para penjaga tidak menemukan sesuatu ataupun barang yang aneh atau berbahaya. Mereka langsung mengizinkan Rosa untuk masuk, Rosa kembali asuk ke dalam mobilnya dan segera melajukan mobilnya memasuki kawasan rumah yang besar dan megah.
Kini Rosa di sambut oleh seorang kepala pelayan yang memperkenalkan dirinya, "Jadi anda adalah Dokter Rosa?" Tanya Hendrik dengan senyuman manis dan tatapan bersahabat.
"Benar, saya Rosa." Rosa tersenyum, ia merasa tatapan Hendrik bukanlah tatapan bersahabat. Seperti tatapan seseorang yang tengah mencurigai sesuatu.
"Izinkan saya memperkenalkan diri, nama saya Hendrik. Saya adalah kepala pelayan di keluarga Boenavista." Ucapnya memperkenalkan diri.
Deg...
Rosa terkejut saat mendengar nama keluarga Boenavista, bukankah itu nama belakang dari Xavier?
"Senang bertemu dengan anda Pak Hendrik." Jawab Rosa dengan senyuman di wajahnya, ia tetap berusaha profesional dan tidak terkejut sama sekali.
Hendrik mengantar Rosa untuk menemui Emma, wanita paruh baya yang sudah sakit-sakitan.
Rosa melihat sosok wanita paruh baya yang tengah duduk di sebuah kursi goyang, matanya menatap sinis ke arah Rosa.
"Siapa lagi yang kau bawa ke sini?! Apa kalian tuli?! Aku sudah tidak ingin di ganggu oleh Dokter-dokter gadungan yang hanya ingin mendekati putra ku." Maki Emma, ia juga melemparkan barang-barang yang di dekatnya ke arah Rosa.
Hendrik seketika berusaha untuk menenangkan Emma agar tidak mengamuk lagi, kondisi wanita itu sudah sakit-sakitan dan Hendrik takut jika kondisi Emma makin memburuk.
Entah kenapa melihat sikap Emma yang seperti itu, membuat Rosa sangat jengkel. Lalu Rosa berjalan mendekat ke arah Emma dengan tatapan dingin.
"Nyonya, saya tahu anda tidak suka dengan saya. Tapi saya ke sini untuk memastikan jika kesehatan anda baik-baik saja, dan sebaiknya anda jangan marah-marah seperti itu." Ucap Rosa tanpa menunjukkan senyum di wajahnya.
"Kau! Kau sama seperti Dokter-dokter gadungan itu, kalian hanya bersikap manis di depan ku. Tapi di belakang ku, kalian mendoakan ku cepat mati." Ucap Emma kesal.
Rosa terdiam sejenak, "Aku tidak paham maksud anda, bagaimana bisa anda menilai seseorang hanya karena kesalahan orang lain. Bukankah setiap orang memiliki karakteristik yang berbeda." Jawab Rosa.
Emma terdiam dan tidak bicara lagi, Hendrik yang mendengar jawaban Rosa sedikit tak suka karena Rosa terlalu dingin dan kejam pada Emma.
Rosa mengeluarkan alat-alat medis nya, ia lalu mengecek kesehatan Emma. Setelah selesai mengecek Rosa terdiam dengan mata yang sedikit membulat.