NovelToon NovelToon
Madu Hitam

Madu Hitam

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: Reinon

Tidak ada seorang istri yang rela di madu. Apalagi si madu lebih muda, bohay, dan cantik. Namun, itu semua tidak berpengaruh untukku. Menikah dengan pria yang sedari kecil sudah aku kagumi saja sudah membuatku senang bukan main. Apapun rela aku berikan demi mendapatkan pria itu. Termasuk berbagi suami.

Dave. Ya, pria itu bernama Dave. Pewaris tunggal keluarga terkaya Wiratama. Pria berdarah Belanda-Jawa berhasil mengisi seluruh relung hatiku. Hingga tahun kelima pernikahan kami, ujian itu datang. Aku kira, aku bakal sanggup berbagi suami. Namun, nyatanya sangat sulit. Apalagi sainganku bukanlah para wanita cantik yang selama ini aku bayangkan.

Inilah kisahku yang akan aku bagi untuk kalian para istri hebat di luar sana.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reinon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13 Madu Hitam

"E-elu ceritain masalah gue ke mereka?" aku terbata karena menahan tenggorokan yang tercekat akibat tersedak tadi.

"Dosa kali, El!" seru Rei.

"Nih, minum dulu!" Rei membuka tutup botol mineral dan memberikannya padaku.

Aku menenggak perlahan. Tak ingin tersedak untuk yang kedua kalinya.

"Pertama gue nanyain gantungan kunci boneka di tasnya," ucap Rei sambil menunjuk tas yang tergeletak begitu saja di atas meja. Letaknya sekitar tiga meja dari tempat kami.

"Selanjutnya, biasalah basa-basi. Gue bilang aja ganteng banget. Boleh dong gue kenalin sama anak gue. Eh, si doi jawab udah punya pasangan. Langsung aja dia kenalin pasangannya. Seterusnya semua mengalir seperti air yang mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah," Rei memainkan tangannya memperagakan gerakan air mengalir.

Seolah aku tidak mengerti.

"Perasaan gue, lu ngga punya ponakan cewek yang bisa elu jodohin lagi deh, Rei!"

"Ada, murid gue. Biasalah anak SMA. Lagi masa-masa mengenal lawan jenis," jawab Rei.

"Oh!" aku tak ingin panjang lebar.

"Karena ngga bisa jodohin si doi. Ya udah, gue pura-pura sedih dong. Eh, malah dihibur sama dia. Terus gue bilang lagi nulis novel yang ceritanya tentang sepasang kekasih seperti kalian. Biar ngga salah, gue minta informasi dari mereka."

"Begitu doang?"

"Awalnya mereka ngga percaya sih kalo gue penulis novel online. Gue kasih liat aja akun gue yang lama. Kan disitu ada beberapa novel yang udah end dan banyak juga yang mangkrak. Alasan gue, gue bosen sama cerita gitu-gitu aja. Jadi, gue bikin akun baru dan nulis cerita yang melenceng dari novel-novel gue sebelumnya."

"Mereka percaya?"

"Iyess! Gue bilang cerita yang baru ini judulnya Madu Hitam," ucap Rei.

"Madu Hitam?"

"Ho oh! Kan cocok tuh buat cerita pisang makan pisang," jawab Rei terkekeh. "Padahal judulnya asal aja gue sebut," timpal Rei.

"Seingat gue madu Hitam itu rasanya agak pahit. Kalo ngga untuk obat sih, gue ogah minumnya," balasku.

"Oops!" Rei menutup mulut dengan tangan.

"Kenapa lu?" Aku bingung melihat reaksi Rei. Apalagi yang dipikirkannya Sekarang?

"Kayak cerita elu, El. Bedanya, madunya elu bukan madu biasa yang rasanya enak tapi madu Hitam," Rei setengah berbisik mengatakannya.

Aku terdiam sesaat. Berusaha mencerna setiap kata yang meluncur dari bibir wanita cantik itu.

"Aah!" seruku sambil menutup mulut.

Benar yang dikatakan Rei. Aku memiliki seorang madu, madu Hitam. Sangat cocok untuk menggambarkan keadaanku saat ini.

"Jadi, lu udah nemuin solusinya?" aku mengalihkan pembicaraan kami yang mulai melenceng.

"Bisa iya, bisa engga."

"Yang bener dong, Rei!" aku mengguncang sebelah lengannya.

Aku melihat Rei menghela napas sebelum bicara.

"Rada riskan sih," ujarnya.

Aku tidak sabar menunggu penjelasan Rei berikutnya.

"Ayo dong, Rei!" aku setengah merengek.

Rei menatapku sesaat lalu berkata, "Susah-susah gampang sih, El. Gue jelasin yang gampangnya dulu deh. Untungnya madu Hitam elu itu laki. Jadi, kalo tinggal serumah bisa bilang ke pak RT kerabat jauh yang datang bertandang. Susahnya, elu sama dia bukan muhrim. Jadi, ngga bisa kalo tinggal serumah."

"Maksud elu, gue harus nerima tuh jantan-betina jadi madu gue dan tinggal serumah?" aku tak percaya dengan pendengaranku.

"Bukan kek gitu juga, El. Di sini yang harus elu lurusin jalannya bukan hanya laki elu tapi lelakinya juga. Kan sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui," jelas Rei santai.

"Tapi kan si Noel bukan tanggung jawab gue," elakku.

"Bener. Kalo lu cuman nyelametin laki lu doang, bisa-bisa si Toel ngelakuin hal gila..."

"Noel, Rei," aku mengoreksi Rei.

"Nah, iya si Joel!" ulang Rei.

Aku menepuk kening. Pasrah dengan tingkah Rei yang selalu salah ucap. Entah disengaja atau tidak tapi ku rasa dia tidak menganggap penting pelakor itu. Sedangkan aku sangat peduli. Gara-gara mengintip Dave dan pelakor itu di teras tempo hari, aku jadi tahu nama pelakor itu.

"Kata mereka perasaan lelaki penyuka sesama itu lebih sensitif dari wanita," ujar Rei sambil menunjuk dua pria tadi dengan mulutnya.

Aku sempat melirik. Dunia serasa milik mereka berdua sedangkan orang di sekitar mereka cuma numpang termasuk aku dan Rei. Aku susah payah menelan saliva melihat tingkah mesra mereka.

"Apalagi dia laki-laki. Tenaganya pasti kuat dan gue yakin dia pasti licik," timpal Rei.

"Tahu dari mana kalo dia licik?"

"Rata-rata pelakor kan gitu, El! Mereka itu pasti mau dapat lebih dari istri sah," jelas Rei.

"Daripada laki elu ketemu dia di luar sana terus ngga tahu mereka ngapain aja, mending ajak sekalian tinggal serumah. Toh, lambat laun kalo mereka udah sah juga bakalan tinggal serumah," timpal Rei sambil terkekeh.

"Ih, amit-amit!" seruku tak terima.

Tak terbayangkan olehku tinggal serumah dengan madu lelaki. Bisa-bisa otakku jungkir balik melihat kelakuan mereka.

"Makanya gue bilang ide gue ini rada riskan. Lu pikir-pikir aja dulu gimana baiknya. Kan yang tahu keadaan rumah tangga elu, ya elu sendiri," timpal Rei.

Aku mengangguk setuju. Benar yang dikatakan Rei. Aku yang menjalani rumah tangga, sudah tentu aku yang lebih tahu tentang isi rumah tanggaku.

"Elu harus inget poin utamanya. Inget sama Allah SWT. Perbanyak istigfar sama sholawat. Apa pun keadaan elu, elu harus inget terus sama Yang Maha Kuasa. Jangan pas lagi diuji sama susah aja baru inget," saran Rei.

Aku tersenyum senang dinasehati oleh Rei. Benar katanya, aku sudah lama jauh dari pelukan Yang Maha Kuasa. Mungkin dengan cara ini Allah SWT ingin aku kembali ke pelukannya. Tanpa terasa kami menghabiskan waktu hampir dua jam di cafe. Masih ada cukup waktu untuk melakukan hal lain.

"Rei! Habis ini elu mau kemana?" tanyaku pada Rei sambil merapikan isi tas.

"Hmm! Cari makan siang. Bosen gue makan di hotel terus."

"Kalo gitu bareng gue aja."

"Ide bagus. Kebeneran gue pengen jalan-jalan. Dari kemaren ngga sempet ngebolang sekaligus jajan. Gue ijin laki gue dulu, ye" Rei mengusap layar ponselnya.

Aku perhatikan kedua ibu jarinya sangat lincah menari di layar ponsel.

"Yuks!" ajaknya seraya tersenyum.

Aku artikan dia mendapat ijin dari suaminya. Kami pun menghabiskan sisa waktu dengan sebaik mungkin. Kami mengunjungi berbagai tempat yang menyuguhkan berbagai macam jajanan khas kota ini. Rei terlihat kalap. Dia membeli semua jajanan yang kami singgahi. Aku sampai takjub dibuatnya.

Cuaca semakin teduh. Siang telah berganti sore. Waktunya kami berpisah. Aku mengantar Rei kembali ke hotel.

"Inget, jangan lupa hubungin laki lu!" Rei mengingatkan sebelum menutup pintu mobil.

"Iya, iya. Makasih banyak ya, Rei," ucapku sambil tersenyum.

"Sama-sama. Kalo ada apa-apa jangan segan ngubungin gue!"

"Pasti. Sekali lagi makasih Rei."

"Semangat! Lu pasti bisa," seru Rei sambil berlalu pergi.

Aku menghela napas. Membenarkan posisi duduk agar lebih nyaman. Kemudian, aku melajukan kendaraan roda empat perlahan menembus keramaian jalan.

1
Melati Putri
lanjut thor
Melati Putri
kok jadi ke film cina, kaisar dong hua
lilhyanaaaa
Duh, kalau dikasih pilihan 1 antara jalan-jalan atau baca cerita ini, pasti saya milih ini 😍
douwataxx
Recomended banget buat yang suka genre ini.
Henry
Alurnya mengalir lancar, sulit untuk berhenti membaca.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!