Seorang gadis keturunan Eropa yang berambut sebahu bernama Claudia. Sebagai anak ketua Mafia kejam di bagian eropa, yang tidak memiliki keberuntungan pada kehidupan percintaan serta keluarga kecil nya. Beranjak dewasa dia harus memilih jalan kehidupan yang salah mengikuti jejak ayah nya sebagai mafia, di karenakan orang tua nya bercerai karena seseorang masuk ke dalam kehidupan keluarga nya sebagai Pelakor. Akibat perceraian orang tua nya, dia menjadi gadis yang nakal serta bar bar dan bergabung menjadi mafia. Dia memiliki seorang kekasih yang hanya mencintai diri nya karena n*fsu semata. Waktu terus berjalan membuat dia muak, karena percintaan yang toxic & pengkhianat dari orang terdekat nya. Dia mencoba untuk merubah diri nya jadi lebih baik, agar mendapatkan cinta yang tulus dari pria yang bisa menerima semua kekurangan dan masa lalu buruk nya serta melindungi diri nya. Akan kah ada pria mencintai dan menerima gadis ini dengan tulus? Yuk ikuti setiap bab nya! Happy reading semua 🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Widya Pramesti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejujuran Riana
...ΩΩΩΩ...
...---Rumah Riana---...
...ΩΩΩΩ...
Claudia tiba di kediaman rumah Riana yang sederhana. Riana merupakan anak yatim piatu yang tidak memiliki warisan sama sekali. Walau pun dia merupakan sepupu nya Alvin, dia tidak terlalu dekat dengan keluarga Alvin. Padahal ayah nya Riana merupakan adik kandung nya ayah Alvin.
"Woy Riana!" teriak Claudia masuk ke rumah nya tanpa sopan. Riana pun tidak terlalu mempermasalahkan sahabat satu satu nya itu, dia juga jarang mengunci pintu nya kecuali di malam hari.
"Apa sih Clau..., main teriak aja!". ucap riana yang sedang mengiris bawang merah.
"Gimana soal hubungan kamu sama Kenzie?" Claudia langsung menarik kursi dan duduk di hadapan riana yang masih mengiris bawang.
"Kenzie, hmmm...dia akhir-akhir ini sering sibuk kata nya jadi kami jarang bertemu"
"Lagian dia juga jarang ke markas kan?" lirih Riana yang sudah selesai mengiris, langsung dia menghidup kan kompor tersebut.
"Iya sih, dia jarang ke markas ku. Biasa nya dia lebih sering berteman sama Alvin kan, tapi jarang aku lihat dia" ujar Claudia yang memang sudah lama tidak pernah melihat kekasih sahabat nya itu.
"Tapi, Kenzie kan juga lolos di kampus yang aku daftar itu. Berarti aku sama Kenzie bakalan sama-sama mulai masuk kampus besok!" ujar Claudia lagi.
"Ho oh lah, aku baru ingat!"
"Kamu besok tolong pantau Kenzie ya, siapa tau dia genit dan selingkuh sama wanita lain!" pinta Riana kepada Claudia.
"ish..., kamu kira aku mata-mata main mantau segala!" Claudia memutar bola mata nya. Sedang kan Riana memasang ekspresi memelas sangat memohon sambil mengangkat spatula di tangan nya.
"Oke deh oke!"
"Demi sahabat ku ini!"
"Padahal kamu bar bar juga, tapi kenapa kamu seperti ketakutan jika di selingkuhi oleh Kenzie?" Claudia menerima permintaan sahabat nya itu.
Riana dan Kenzie merupakan pasangan kekasih yang sudah 4 tahun menjalani hubungan, dari awal masuk Senior High School bersama Claudia dan Alvin. Mereka berempat, sekolah bersama di tempat yang sama bahkan sekelas. Riana menyukai Kenzie saat Alvin memperkenalkan sahabat nya itu pada saat mereka berkumpul di sebuah markas milik Claudia.
"Clau...jika aku ceritakan, apa kau akan membenciku?" Riana mematikan kompor nya lalu menoleh ke arah Claudia.
"Kenapa aku harus benci kamu?"
"Lagian kan kamu cuma ingin bercerita bukan mengkhianati aku!" sahut Claudia dengan jelas, dia tidak akan membenci siapa pun kecuali di khianati.
"Janji dulu ya jangan benci aju setelah aku mengatakan semua nya dengan jujur?" Riana memberikan jari kelingking nya tersebut, Claudia pun langsung meraih kelingking sahabat nya.
"Janji!"
"Jadi, apa yang mau kamu kata kan dengan jujur?" tanya Claudia memasang wajah serius untuk mendengar kan semua pembicaraan sahabat nya.
Lalu Riana mengeluarkan, sebuah barang kecil dari saku celana nya berbentuk test pack. Dia langsung menunjukkan barang tersebut kepada Claudia.
"Apa ini?" tanya Claudia dengan lugu, melihat sebuah dua garis merah di benda test pack tersebut yang sama sekali belum dia paham tentang kegunaan benda tersebut.
"Kenapa ada dua garis merah?" ucap Claudia lagi.
"A-aku Hamil!"
"Clau...., itu test pack? untuk melihat hasil kehamilan positif atau negatif!" lirih Riana dengan perasaan malu menjelaskan aib nya kepada sahabat nya itu.
"APA? KAMU HAMIL?" ucap Claudia dengan nada meninggi.
"Jadi garis dua ini artinya positif kamu hamil?" tanya Claudia yang masih terlihat lugu dan mencoba mencerna perkataan Riana. Riana hanya mengangguk kan kepala nya dengan malu malu.
"Clau, aku hamil anak kenzie!"
"Kenzie selalu beralasan sibuk setelah mengetahui kabar kehamilan ku, dia berusaha kabur atas tanggung jawab nya" Riana memegangi lengan Claudia dengan mengeluarkan air mata nya.
"Aku khilaf Clau, seandainya aku tidak mabuk saat itu bahkan aku kecanduan dengan nafsu itu Clau!"
"Hanya sama Kenzie aku melakukan ini Clau...., aku cinta banget sama kenzie, jadi aku terpaksa mengobar kan mahkota ku untuk diri nya!" ucap Riana lagi dengan tersedu sedu. Claudia mendengar kan semua penjelasan dari sahabat nya itu, dia mencoba mencerna nya.
Claudia terdiam terpaku sejenak saat mencoba mencerna ini, bahkan dia merasa takut jika nasib Riana akan terjadi pada diri nya juga.
"Apa yang akan terjadi dengan diri ku nanti? Apa aku akan hamil juga seperti Riana? Apa Alvin juga akan kabur dan tidak akan bertanggung jawab kelak nanti? Ya tuhan, aku takut tapi aku juga salah....". buncah Claudia di dalam hati nya.
"Akan ku bantu diri mu!"
"Jika aku bertemu Kenzie, biar aku saja yang menyeret dirinya kemari untuk mempertanggung jawabkan atas perbuatan kalian bersama!" kata Claudia dengan nada emosi.
"Kau serius membantu ku?"
"Apa kau tidak akan membenci diri ku setelah mengetahui tentang diri ku yang buruk ini?" Riana bertanya untuk memastikan bahwa sahabat nya tidak bergurau atas ucapan nya tadi.
"Tidak!"
"Buat apa aku benci?"
"Semua manusia pasti mempunyai keburukan dan kekurangan. Untuk hal seperti ini, aku sama sekali tidak benci, malah makin mengkhawatir kan keadaan mu" ucap Claudia tersenyum hangat dan sangat tulus.
Riana sangat tersentuh dengan ucapan sahabat nya itu, hanya claudia yang selalu ada untuk diri nya. Walau pun mereka berdua di kenal bar bar, keras kepala dan nakal, tapi hati mereka sangat lah tulus jika soal tolong menolong.
"Terimakasih Clau...., aku sangat beruntung mempunyai sahabat seperti diri mu!" Riana memeluk Claudia dengan tulus.
"Kamu jangan sungkan-sungkan meminta pertolongan aku ya!"
"Aku siap membantu mu selalu" ujar Claudia membalas pelukan Riana.
"Iyaa beb..., kamu mau makan bersama ku gak?" tawar Riana.
"Aduh, tapi aku sudah duluan makan di rumah bersama ibu. Maaf ya, lain kali aja aku cicipi masakan kamu" Claudia menolak dengan halus, dia memang sudah makan terlebih dahulu sebelum berangkat ke rumah sahabat nya ini.
"Hmm..., ya sudah kalau begitu tidak apa. Aku makan sendirian aja" Riana melanjut kan proses memasak nya yang tertunda tadi karena harus bercerita nasib nya.
"Yaa, kamu makan yang banyak. Biar keponakan aku di dalam ini sehat!" Claudia mengelus perut nya Riana yang masih kelihatan datar seperti diri nya.
"Oh ya, kamu nanti malam kerja?" tanya Claudia mendadak.
"Iya kerja!"
"Aku harus kerja Clau, demi aku bisa makan dan hidup. Apa lagi kalau Kenzie tidak bertanggung jawab, aku akan mengurus anak ini sendirian" jawab Riana dengan perasaan bercampur aduk.
"Kita rawat bersama-sama, aku akan menjadi aunty mulai terkeren!" ujar Claudia mencoba mencair kan suasan yang sedih di hati sahabat nya.
Riana hanya bisa tertawa kecil karena perkataan Claudia yang selalu memuji diri nya.
"Kamu kalau kerja hati-hati ya, jangan terlalu cape!" saran Claudia yang begitu perhatian dengan kondisi calon keponakan yang ada di dalam perut Riana.
"Siap beb!" jawab Riana dengan semangat.
Riana bekerja di sebuah clubbing semenjak lulus sekolah, dia tidak bisa melanjut kan kuliah seperti Claudia karena kekurangan biaya.
"Ya sudah, aku pamit dulu ya beb. Pengen muter-muter aja!" pamit claudia.
"Kayak gak ada kerjaan lain aja beb, malah muter-muter segala. Ya sudah, hati hati deh. Selamat memasuki kampus impian nya ya besok!" ucap Riana dengan tertawa kecil.
"Hehe..., daaa bebbb"
"Good bye!" Claudia melambaikan tangan nya dan tersenyum.
Claudia pun melangkah pergi dari rumah Riana, dia mencoba berkeliling dengan motor nya itu sehingga merasa haus di tengah perjalanan. Dia terpaksa menepi di sebuah mini market, untuk membeli sebuah minuman mineral.
...ΩΩΩΩΩ...
...--------Di dalam Mini Market--------...
...ΩΩΩΩΩ...
"Hmmm....Panas banget cuaca nya hari ini, aku pilih minuman apa ya?" gumam Claudia melihat berbagai macam rasa dan jenis minuman yang ada di dalam freezer minuman.
"Ini untuk mu!"
Seorang pria tak di kenal menghampiri Claudia, mengulur kan tangan nya terdapat satu jenis minuman yang terlihat segar untuk tenggorokan nya.
Claudia melihat uluran tangan tersebut dengan menawarkan jenis minuman yang di pegang nya.
"Tidak perlu!"
"Pasti itu ada racun nya!" ujar Claudia menolak pemberian pria tak di kenali nya dan ber prasangka buruk.
Pria itu hanya tertawa kecil karena di anggap akan meracuni Claudia dengan minuman yang dia tawarkan.
Claudia langsung mengambil botol minuman mineral saja, lalu melangkah ke kasir untuk membayar.
"Berapa kak?" dia menyerahkan kepada kasir.
"Total nya 1,2 Dollar!" ucap kasir itu.
Claudia langsung mengambil dompet nya yang ada di saku celana nya, dan ternyata dompetnya ketinggalan. Pria yang tidak di kenal tadi, menyadari bahwa Claudia sedang kebingungan mencari uang untuk membayar satu buah botol minuman mineral.
"Aduh kak!"
"Kayak nya dompet ku keting-" ucap Claudia terhenti kan, saat pria tak di kenal menyelonong berdiri di sampingnya.
"Biar aku yang bayarkan sekalian punya ku!" pria itu memberi sebuah uang cash kepada kasir.
"Terimakasih!" kasir itu memberi uang kembalian kepada pria tak di kenali Claudia.
"Kamu..., kenapa membayar kan milik ku?" tanya Claudia menoleh ke arah pria itu.
...----------------...
...Bersambung...........
🥰🥰🥰🥰🥰🥰
mampir juga dikarya aku ya jika berkenan/Smile//Pray/
🥰🥰🥰🥰🥰
🥰🥰🥰🥰🥰