Ratu Gyeo Wol adalah ratu yang tidak pernah mendapat kasih sayang Yang Mulia Raja Hyeon. Mereka menikah karena politik. Raja Hyeon menikahi Ratu Gyeo karena mebutuhkan kekuatan militer dari panglima perang Kyung Sam yang tidak lain adalah kakak kandung sang ratu.
Selama menjadi ratu, Gyeo Wol tidak pernah disentuh oleh Hyeon. Hal tersebut tentu saja ia sembunyikan dari sang kakak karena dia tidak ingin membuat kakaknya khawatir.
Gyeo Wol pun memilih diam hingga sebuah peristiwa membuat dirinya bangkit dan melawan.
" Akan ku buat kau bertekuk lutut di hadapanku!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Queen 27. Kabar Terkini
Hal yang ditakutkan pun terjadi. Kyung Sam beserta Jae Hwan terburu-buru untuk sampai di kediaman Gyeo Wool. Tampak wajah pucat Dasom dan Kasim Ho. Keduanya seperti seorang yang sakit sudah beberapa hari. Mereka sungguh terlihat tertekan sekali.
" Ratu kenapa, bukannya kemarin malam masih baik-baik saja?"
Kyung Sam sungguh tidak sabar menanyakan keadaan Gyeo Wool. Berbeda dengan Jae Hwan, kakak kedua Wool itu langsung menuju tempat tidur Wool yang terdapat sebuah sekat di depannya.
Jae Hwan tentu terkejut saat tidak mendapati Gyeo Wool di atas tempat tidur. Seketika Jae Hwan panik. Dasom dan Kasim Ho yang paham dengan ekspresi Jae Hwan langsung menjatuhkan tubuh mereka ke lantai dan bersujud. Keduanya memohon ampun atas apa yang terjadi.
Dasom dan Kasim Ho benar-benar tidak menyangka. Kabar sakit nya ratu bisa begitu cepat sampai di telinga kedua kakak ratu.
" Ya Dewa, apalagi yang dilakukan oleh Gege. Lalu kemana Du Ho?"
Kyung Sam benar-benar pusing dengan ulah sang adik. Sedangkan Jae Hwan yang tidak tahu kejadian kemarin hanya menganga saat diceritakan oleh Dasom. Jae Hwan bahkan sampai tidak berhenti menggelengkan kepalanya.
" Lalu sekarang dimana dia?"
" Yang Mulia Ratu semalam pergi ke kabupaten Ding bersama pengawal Du Ho. Dan ide sakit ini juga datang dari beliau. Yang mulia berpesan bahwa orang dalam istana tidak boleh tahu bahwa beliau tidak ada di kediaman."
Kyung Sam dan Jae Hwan saling pandang. Mereka berdua benar-benar dibuat pusing akan kelakuan sang adik bungsu. Tapi setidaknya kali ini Wool bukannya pergi bermain. Ia yakin Hyeon akan menjaga Gyeo Wool di sana.
" Lalu hyungnim. Apa yang harus kita lakukan sekarang?"
" Sesuai apa yang diinginkan Wool, kita akan mengikuti naskah drama yang sudah dibuat oleh adik kita itu. Kau akan tetap di sini Jae Hwan untuk berperan sebagai tabib. Dan kalian berdua jangan biarkan seorang pun masuk ke kediaman ratu. Nanti Jae Hwan akan mengumumkan Ratu benar-benar sakit serius sehingga membutuhkan istirahat total."
Kasim Ho dan Dasom paham. Begitu juga dengan Jae Hwan. Saat ini mreka harus ikut bermain dengan Gyeo wool. Ini merupakan bagian dari menjaga stabilitas istana.
*
*
*
Da Eun sungguh merasa senang dengan pengumuman yang Tabib Jae Hwan keluarkan bahwa ratu tengah sakit. Bahkan sakit yang diderita ratu termasuk kategori serius. Senyum Da Eun tidak pernah lepas dari bibirnya itu.
" Bagus, jika seperti ini maka akabn lebih cepat untukku menduduki singgasana ratu. Aku yakin, pasti di tidak akan bertahan lama."
Boram hanya melihat Da Eun dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Sebenarnya Boram sudah enggan untuk melayani Da Eun. Akan tetapi profesi ganda yang ia jalani harus membuatnya dekat dengan Da Eun. Melalui Da Dun tentu dia akan mendapatkan banyak informasi mengenai Istana dan sang raja tentunya.
Malam ini ia harus menemui pria misterius itu lagi. Tapi yang membuat Boram heran, pria misterius itu meminta untuk bertemu di lokasi yang berbeda.
Rumah bordil menjadi tempat dimana Boram akan menemui bosnya di luar istana.
Ia menunggu Da Eun untuk kembali tidur. Sebenarnya kali ini tugas melayani Da Eun sedikit lebih ringan karen Minji juga ada disana. Ya, setelah kembali dari Kabupaten ding, Da Eun menginginkan dua dayang untuk melayaninya. Ia ingin terlihat benar-benar seperti tuan rumah.
Namun sikapnya yang seperti itu malah membuat selir-selir lainnya tambah tidak menyukai Da Eun.
Terlebih saat sang ratu diumumkan sakit, Da Eun semakin menjadi-jadi. Dia sok-sok an mengatur segala hal yang berada di harem.
" Huh, baru sehari ratu dikabarkan sakit, dia udah sok-sok an jadi nyonya rumah," gerutu salah satu selir saat Da Eun mengumpulkan semua selir di aula harem.
Boram memastikan bahwa Da Eun sudah tetidur dengan pulas. Sepeti biasa dia akan keluar dari istana dengan menggunakan token yang memang dimiliki oleh setiap penghuni istana. Dengan lancar Boram keluar istana dan menuju rumah bordil yang sudah dtentukan.
Jika ada yang bertanya bagaimana Boram mendapatkan pesan untuk bertemu, maka jawabannya adalah setiap hari akan ada penyetok bahan makanan ke dalam istana. Rupanya mereka pun sudah disusupi oleh orang-orang milik pembelot. Tentu saja itu merupakan hasil kerja dari menteri pertahanan.
" Di atas Bumi, langit yang berkuasa."
Sebuah kode Boram ucapkan saat ia dihentikan oleh penjaga rumah bordil tersebut. Ia pun lalu diantar ke lantai atas. Boram diminta masuk ke sebuah kamar. Di sana ia disuruh duduk dan menunggu.
Tak berselang lama sebuah pintu di dalam kamar itu di buka.rupanya kamar itu berhubungan dengan kamar lainnya. Tampak siluet seotrang pria mengenakan sebuah topi yang begitu lebar. Boram sama sekali tidak bisa meliha wajah pria itu. Selain tempat itu hanya remang-reman ditambah terdapat tirai yang menghalangi antara dia dan pria itu.
" Aku adalah tuan mu."
Boram yang mendengar suara dingin, datar dan tajam dari pria tersebut langsung bersujud memberi hormat. Tubuhnya bergetar, aura mendominasi begitu terasa.
" Apa yang terjadi di istana saat ini."
" Ampun tuanku, saat ini yang mulia ratu senag sakit. Tapi kami juga tidak tahu beliau sakit apa. Hanya kakak pertama dan kakak keduanya yang berada di kediaman."
" Ratu sakit? siapa kakak-kakak ratu ini?"
" Iya tuanku ratu sakit. Kakak pertama ratu dadalah panglima perang Kyung Sam dan kakak kedua ratu adalah tabib hebat Jae Hwan."
Pria tersebut mengangguk lalu mengibaskan tangannya sebagai tanda bahwa Boram sudah bisa pergi. Namun langkah Boram terhenti saat kembali mendengar pria itu berbicara.
" Aku ingin kau lebih intens mengamati ratu. laporkan apapun yang terjdi dengan ratu kepadaku."
" Ba-baik tuanku. Hamba mengerti."
Boram kemudian bergegas keluar dari tempat itu setelah menerima bayarannya. Sepanjang perjalanannya menuju ke istana dia berpikir keras. Mengapa tuannya itu meminta dia untuk mengawsi ratu juga. Padahal sebelumnya perintah memata-matai hanya di peruntukkan bagi Hyeon sang raja.
" Aaah peduli setan dengan apa yang terjadi. Tugasku adalah melaporkan saja. Aku tidak perlu ikut tahu dengan urusan mereka itu."
Lain Boram lain pula pria yang saat ini masih berada di salah satu kamar di rumah bordil itu. Wajahnya seketika masam. Kata-kata Boram sungguh mengganggu pikirannya.
" Sakit, kau sakit apa Gyeo? Saat kita ketemu kau masih baik-baik saja. Kyung Sam, rupanya kau adalah adik dari panglima perang yang hebat itu. Hmmm, apa yang harus kulakukan padamu Gyeo."
TBC