NovelToon NovelToon
KEPENTOK PERAWAT ANTIK

KEPENTOK PERAWAT ANTIK

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / cintamanis
Popularitas:42.9M
Nilai: 4.1
Nama Author: Ichageul

Karenina, gadis cantik yang periang dan supel. Dia hidup sebatang kara setelah kehilangan seluruh keluarganya saat musibah tsunami Aceh. Setelah berpindah dari satu rumah singgah ke rumah singgah lainnya. Karenina diboyong ke Bandung dan kemudian tinggal di panti asuhan.

Setelah dewasa, dia memutuskan keluar dan hidup mandiri, bekerja sebagai perawat khusus home care. Dia membantu pasien yang mengalami kelumpuhan atau penderita stroke dengan kemampuan terapinya.

Abimanyu, pria berusia 28 tahun yang memiliki temperamen keras. Dia memiliki masa lalu kelam, dikhianati oleh orang yang begitu dicintainya.

Demi membangkitkan semangat Abimanyu yang terpuruk akibat kecelakaan dan kelumpuhan yang dialaminya. Keluarganya menyewa tenaga Karenina sebagai perawat sekaligus therapist Abimanyu.

Sanggupkah Karenina menjalankan tugasnya di tengah perangai Abimanyu yang menyebalkan? Apakah akan ada kisah cinta perawat dengan pasien?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tercyduk

Tak terasa sudah sebulan lamanya Nina bekerja di rumah ini. Hatinya senang karena kemarin baru saja gajian. Dia ingin mengajak Fares jalan-jalan sambil membeli keperluan untuk pernikahan mereka. Hari masih pagi saat Nina keluar dari rumah. Dia bahkan melewatkan sarapannya. Nina sengaja berangkat sebelum Abi keluar kamar. Dia tak mau mood-nya jadi jelek gara-gara bertemu manusia Eskimo yang kadar nyebelinnya berada di stadium akhir.

Nina sengaja memakai ojek online supaya tiba lebih cepat. Kediaman Fares nampak sepi saat dia sampai. Nina mengetuk pintu namun tak ada jawaban. Dia menggerakkan kenop pintu, ternyata tidak terkunci. Nina langsung masuk ke dalam. Keadaan rumah sepi. Dia menuju kamar Fares. Saat akan membuka pintu dia mendengar suara-suara aneh dari dalam kamar. Karena penasaran, Nina menempelkan telinganya ke pintu.

“Aaaaah.. Di.. enak Di.. terus sayang.”

“Aaaaah.. Fares aku mau keluar nih.”

“Bareng Di.. aaah.. aaahh..”

“Aaaahh.. Fares.”

Nina terkejut, seketika dia menjauhkan telinganya. Tubuhnya menegang, tangannya menjadi dingin, dadanya berdebar kencang. Nina berusaha menenangkan detak jantungnya. Tangannya memegang erat kenop pintu. Beberapa kali dia menarik dan menghembuskan nafas. Dengan tangan bergetar dia menggerakkan gagang pintu. Saat pintu terbuka, terlihatlah pemandangan yang ditakutinya.

Fares dan Diana sedang berada di atas kasur dengan tubuh polos. Keduanya terkejut dengan kedatangan Nina yang tiba-tiba. Dengan cepat Fares memakai celana boxernya dan menghampiri Nina. Gadis itu hanya mengangkat tangannya meminta Fares tak mendekatinya. Sedangkan Diana terlihat santai. Dia menyulut sebatang rokok kemudian duduk di sisi ranjang masih belum mengenakan apapun. Sepertinya dia menantikan moment terciduk seperti ini.

“Nina.. maaf Nin.”

Karenina Pov

Jijik rasanya aku mendengar suara Fares. Aku pun memilih tak mempedulikannya. Aku berusaha tetap tenang dan duduk di sofa. Kuarahkan pandanganku pada Diana.

“Diana, bisa kamu jelaskan apa ini semua?” suaraku sedikit bergetar.

“Seperti yang kamu lihat. Kami baru saja habis bercinta,” jawab Diana santai

“Diana!” teriak Fares.

“Sepertinya ini bukan yang pertama.”

“Kamu benar. Ini sudah yang kesekian puluh kalinya. Aku dan Fares pertama kali melakukannya saat hari kelulusan SMA. Kamu tahu kan, aku dan Fares bersahabat. Sejak saat itu kami sering melakukannya.”

Kukepalkan tanganku kuat-kuat. Ingin rasanya kujambak rambut perempuan yang tak tahu malu itu. Fares menghampiriku, kemudian berlutut di dekatku.

“Honey please, aku bisa jelasin semuanya.”

“Sudahlah Res, jangan ditutupi lagi kalau kita adalah partner in bed.”

“Siapa lagi Res? Siapa lagi perempuan yang kamu ajak ke ranjang selain dia?”

“Cuma dia Nin. Sumpah aku ngelakuinnya cuma sama dia, ngga ada yang lain. Kalau Diana aku ngga tahu sama siapa aja dia tidur.”

“Sembarangan kamu Res. Aku cuma having s*x sama kamu!” sewot Diana.

“Terima kasih atas penjelasannya.”

Aku bangun, melepaskan cincin pertunangan kami kemudian memberikannya pada Fares.

“Hubungan kita selesai sampai di sini Res. Kalian bisa melanjutkan kegiatan kalian.”

Tanpa menunggu lama aku langsung keluar kamar. Tak sanggup melihat kedua manusia laknat itu lagi. Sakit rasanya hatiku ini dikhianati oleh orang yang kupercaya. Orang yang telah berjanji menikahiku. Aku berlari keluar dari rumahnya. Tak mempedulikan Fares yang berteriak-teriak memanggilku.

Aku terus berlari terlebih saat kutahu dia mengejarku. Dasar pria tak tahu malu, tanpa sadar dia mengejarku hanya mengenakan boxer di tubuhnya. Tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depanku. Kaca jendela turun dan tampaklah wajah Juna.

“Nin, kamu mau kemana?”

Melihat Juna, aku seperti menemukan malaikat penolong. Tahu Fares yang sudah semakin dekat, aku langsung masuk ke dalam mobil.

“Aku mau pulang kak.”

Karenina Pov End

Sekilas Juna melihat ke luar jendela. Seorang laki-laki sedang berlari menuju mobilnya. Setelah Nina memasang seat beltnya Juna segera menjalankan mobilnya. Sepanjang perjalanan Nina hanya diam. Juna pun tak berniat memulai percakapan. Gadis itu hanya melihat ke luar jendela. Sesekali tampak tangannya mengusap airmata yang membasahi pipinya.

Sesampainya di rumah, tanpa mengatakan apapun Nina langsung turun dan bergegas masuk ke dalam kamarnya. Dia tak mempedulikan panggilan Cakra yang sedang berada di ruang tengah. Abi menatap bingung pada Nina. Ada apa dengan gadis aneh itu.

Tak lama Juna sampai. Dia menjatuhkan bokongnya di samping Abi. Cakra yang penasaran bertanya pada Juna.

“Dia kenapa kak?”

Juna hanya mengangkat bahunya. Tak mau ikut campur dengan masalah orang lain. Abi dan Cakra melanjutkan percapakannya. Tapi Abi mulai tak fokus, pikirannya masih tertuju pada Nina.

Setibanya di kamar, Nina segera masuk ke kamar mandi. Dia memutar kran shower kemudian duduk di bawahnya. Tangisnya pecah.

☘️☘️☘️

Setelah hatinya sedikit tenang, Nina keluar dari kamarnya menuju dapur. Dia memilih menyibukkan diri untuk mengurangi kesedihannya. Sesampainya di sana, dia hanya melihat Murni.

“Mba Murni, bi Sarinya mana?”

“Bi Sari lagi ngga enak badan. Makanya aku yang masak sekarang.”

“Ya udah aku bantuin ya. Mau masak apa?”

“Bistik sapi, ayam goreng, cah brokoli sama perkedel kentang.”

“Ok.”

Nina dan Murni memulai acara masak-memasak mereka. Sesekali terdengar canda tawa mereka. Setelah puas menangis di kamar, Nina ingin mengubah suasana hatinya dengan memasak. Semenjak merawat Abi, ini kali pertama dia memasak. Dengan cekatan dia menyiapkan bahan dan membuat bumbu.

Nina memang sudah terbiasa memasak sendiri semenjak remaja. Hidup bersama di panti asuhan membuatnya hidup mandiri. Melakukan pekerjaan rumah atau memasak bukan hal baru untuknya. Dia tak tega melihat Lidya, ibu pantinya mengerjakan semua hal seorang diri. Salah satu hal yang membuat mama Fares menyukainya karena Nina anak yang rajin.

Setelah satu setengah jam berperang dengan alat dapur, akhirnya semua masakan siap. Nina menata semua hidangan di atas meja. Kemudian dia ijin kembali ke kamar karena adzan dzuhur telah terdengar.

Selesai menunaikan shalat dzuhur, Juna, Abi, Sekar dan Cakra menuju meja makan. Perut Sekar langsung berbunyi mencium aroma makanan. Tak sabar dia langsung mengambil makanan.

“Hmmm.. enak banget ini bistiknya. Tapi kok rasanya beda ya dari yang biasa bi Sari buat,” ucap Sekar.

“Bi Sari sedang tidak enak badan. Jadi semua makanan ini mba Nina yang buat,” jawab Murni.

“Wah ternyata kak Nina pintar masak juga ya. Calon istri idaman nih,” Sekar melirik pada Abi yang hanya diam menikmati makannya.

“Ninanya mana?” tanya Juna.

“Mba Nina masih di kamarnya den.”

“Tolong panggilkan, kita makan bareng.”

Murni menuruti perintah Juna. Dia segera menuju kamar Nina. Tak berapa lama dia kembali ke ruang makan.

“Nanti katanya den Juna. Dia mau istirahat, kepalanya pusing.”

Murni kembali ke dapur, hendak menyiapkan makan siang untuk semua pegawai. Juna terdiam mendengar ucapan Murni. Dia mengingat kejadian tadi pagi saat tak sengaja bertemu Nina di jalan.

“Kak Nina kenapa? Perasaan tadi pagi baik-baik aja. Atau kak Juna belum transfer gajinya ya,” tebak Sekar.

“Enak aja. Kakak udah transfer kemarin.”

“Padahal kemarin dia bilang hari ini mau ketemu tunangannya.”

Apa laki-laki yang tadi kulihat tunangannya Nina. Apa Nina nangis gara-gara dia.

Abi memperhatikan Juna yang sedikit melamun. Dia menduga Juna tahu apa yang terjadi pada Nina.

☘️☘️☘️

Nina sedang duduk termenung di tepi kolam. Sesekali tangannya bermain-main di air. Beberapa kali Murni menyuruhnya makan, tapi untuk hari ini selera makannya hilang terbawa adegan mesum Fares dan Diana. Wati datang menghampiri.

“Mba Nina, ada tamu,” suara Wati membuyarkan lamunannya.

“Tamu? Mau ketemu saya?”

“Iya.”

Nina bangun dari duduknya lalu menuju ke teras. Sesampainya di sana, dia melihat Fares sedang berdiri di dekat pos satpam. Dengan cepat Nina kembali ke dalam.

“Bi, tolong bilang sayanya ngga mau ketemu.”

Nina kembali ke kolam renang. Dia tak habis pikir berani-beraninya Fares datang ke sini. Sungguh laki-laki bermuka tembok. Wati menghampiri Fares dan menyampaikan pesan Nina padanya.

“Tolong bi, tolong bujuk Nina. Saya mau ketemu sebentar aja,” pinta Fares.

“Maaf mas, mba Ninanya ngga mau diganggu. Lebih baik mas pulang saja.”

Fares tak menyerah. Bagaimana pun caranya dia harus bertemu Nina hari ini. Dia tak mau kehilangan perempuan yang dicintainya.

“NINA!!! KELUAR NINA!! AYO KITA BICARA!!” teriak Fares.

“Mas, tolong jangan begini. Lebih baik mas pulang.”

“NINA!!! KELUAR KAMU!!”

Murni meminta Tatan membawa Fares keluar. Namun Fares malah berlari menuju teras rumah. Dia kembali berteriak memanggil Nina. Tatan dan Wati menyusulnya. Tatan berusaha membawa Fares pergi, tapi tenaga Fares begitu kuat. Hingga akhirnya Juna keluar.

“Kamu siapa? Kenapa membuat keributan di rumah saya?”

“Saya mau ketemu Nina. Tolong panggil dia.”

“Kamu siapanya Nina?”

“Saya tunangannya.”

“Bi, Nina ada di mana?”

“Lagi di kolam den.”

“Antar dia ke sana.”

Juna kembali masuk ke dalam. Wati mengantar Fares ke taman belakang. Tampak Nina masih duduk di dekat kolam.

“Nina!” panggil Fares.

Nina terkejut melihat Fares ada di dekatnya. Dia berdiri dan hendak pergi. Namun tangan Fares menahannya.

“Please Nina, dengarkan aku dulu.”

“Ngga ada lagi yang harus didengarkan. Sudah cukup mata dan telingaku menjadi saksi kebejatan kalian,” Nina kembali berjalan. Fares menyusulnya dan menghalangi jalannya.

“Ok, aku ngaku salah. Tapi aku janji itu adalah yang terakhir. Please Nina, I can’t live without you.”

“Lebih baik kamu pergi. Ini bukan rumahku.”

Nina mendorong tubuh Fares kemudian berlari meninggalkannya. Namun lelaki itu mengejarnya. Saat sampai di teras belakang, dia memegang tangan Nina dengan kencang.

“Lepas Fares!”

“Nin. Tolong dengerin aku dulu.”

Nina mengalah, sebelumnya dia meminta Fares melepaskan tangannya.

“Nin, aku tahu aku salah. Sebenarnya setelah kita bertunangan aku berniat mengakhiri semua kegilaanku dengan Diana. Tapi dia terus mendatangiku, menggodaku hingga akhirnya aku selalu terjatuh dalam rayuannya,” tutur Fares.

“Cih, sekarang kamu menyalahkan Diana? Apa kamu tahu kalau dia mencintaimu?”

“Ngga ada rasa cinta di antara kita Nin. Seperti yang dia bilang, kita ini cuma partner in bed aja ngga lebih. Perasaanku hanya padamu.”

“Tujuh tahun dia bercinta dengan kamu, hanya denganmu! Dia ngga akan mungkin mau melakukan itu tanpa rasa cinta. Kamu jangan naif Fares! Lebih baik kamu menikahi Diana dan jangan pernah temui aku lagi. Aku jijik melihat kalian.”

“Apa kamu pikir kamu itu suci hah?!”

☘️☘️☘️

**Hadeuh udah kepergok salah masih aja ngotot. Modelan Fares enaknya diapain yah.

Dukungannya jangan lupa ya😉**

1
AldoArt85
Chika itu anak pak damar sama siapa, thor? Koq kayanya petakilan 🤦😅
AldoArt85
Makasih, thor. Walau mungkin ga bakal alami, setidaknya novel ini sdh ksh saya gambaran keluarga sbnrnya 🤗🤗☝️😌
Febry
antara bercnda n serius beda tipis
Febry
gini nieh udh ketahuan salah cri pembenaran
Febry
lakik gila
Febry
friend with benefit
Febry
tinggalin aja cowok kyk gitu jngn beri kesmpt lg
AldoArt85
Ohh...jgn2 hujan waktu meritan radix juga pertanda sbnrnya? Hemmm...kasihan 😔
AldoArt85
Saya ga tau mamake, selain usia saya udh ampir kepala 4, saya ragu sifat saya akan membawa saya ke jodoh saya. Masalahnya sifat ini ada plus ada minusnya, jd saya bingung ngobatinnya jg...makasih novelnya 👍😉
AldoArt85
Jia elah penghulu bok ya diare to ?! ,🤦🤦
AldoArt85
Hah sudah kuduga bakal ambruk tuh ranjang 😩🤣🤣
AldoArt85
Trussshh syaakkhhiii...sihksssaah tuuuhh rraaahaayyuuu!!! ☝️🤣🤣🤣
AldoArt85
Ga habis pikir sama keluarga Astuti, fix lah thor saya mau buat novel menekuk lutut semua bangsawan yg jumawa ☝️🤣🤣
Nizar
udah Sekar klo suka cepet terus terang.jangan sampe bang Cakra di jodohin ke orang.baru tau rasa/Doubt//Doubt/
AldoArt85
Rayi anak tunggal sih, jd agak gmn gitu...hmm
AldoArt85
Mantab 😎👍
Nizar
Tah begitu Nina .yg tua jangan kalah sama pelakor/Brokenheart//Brokenheart//Brokenheart/
AldoArt85
Haih....capee sayaaahh bacaaahh lineee Syakeeehh!!?? ☝️🤣🤣😩
AldoArt85
Mantab thor, saya plg suka bab ini 🤗🤗
AldoArt85
Dahlah, thor, Rahma jadi Oshi-nya gw, suka bngt cewe kuat seperti tante ini. Kalo ada janda kaya dia, gw nomer satu daftar ☝️😌
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!