Bagaimana jika pernikahan mu tak di landasi rasa cinta?
Begitu lah kisah cinta yang membuat tiga keturunan Collins, Hadiadmaja menjadi begitu rumit.
Kisah cinta yang melibatkan satu keluarga, hingga menuntut salah satu dari kedua putri Hadiadmaja memilih pergi untuk mengalah.
" "Kau sudah melihat semuanya kan? jadi mari bercerai!"
Deg.
Sontak Hati Gladisa semakin perih mendengar semua cibiran yang dikatakan suaminya yang saat ini tengah berdiri di hadapannya itu. Siapa sangka, Adik yang selama ini besar bersama dengan dirinya dengan tega menusuknya dari belakang hingga berusaha untuk terus merebut perhatian semua orang darinya.
"Clara, Katakan ini Semua hanya kebohongan kan? ini kau sedang mengerjakan aku kan Ra??" mesti sakit, tapi Gladis masih terus mencoba berfikir positif jika ini semua hanyalah imajinasinya atau hanya khayalan.
Clara berjalan mendekat lalu tanpa aba-aba Clara nampak mencengkeram kuat Dagu kakaknya sendiri dengan gerakan yang cukup kasar me
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon queenindri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Salahh pahamnya Gladys
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Gladys telah sampai di kantor. Collins.drc
Di sana ia buru-buru untuk masuk sampai mengabaikan sang supir yang tengah berteriak memanggil namanya.
"Nona, panah saya harus menunggu?"
"Tidak, pulanglah, aku harus bekerja hari ini!"
Jawabnya tanpa menoleh sama sekali ke arah sang sopir pribadi, yang kini sudah menghentikan langkahnya untuk berhenti mengejar langkah Gladys.
Sesampainya di dalam ruangan CEO, Gladys mendapati ruangan itu sepi. tidak ada satu orang pun di sana selain dirinya yang batu masuk dengan membanting pintu.
Tak berselang lama, seorang Office boy masuk ke dalam untuk melakukan tugasnya.
Pria muda itu nampak terkejut melihat seorang wanita tengah berdiri membelakangi dirinya. "Maaf, permisi, anda siapa?" sebuah pertanyaan meluncur bebas dari bibirnya tanpa tau jika yang berdiri di hadapannya saat ini adalah istri tuan Nathaniel yang berprofesi sebagai sekretaris pribadinya.
Mendengar itu, Gladys sontak menoleh. barulah saat itu pria yang berprofesi sebagai office boy itu sadar jika Nona Gladys yang berdiri di hadapannya.
"Ibu Gladys, kenapa anda di sini? bukannya anda sedang cuti?" Tanyanya dengan ekspresi bingung.
"Tidak, aku tidak sedang cuti. aku hanya ijin tidak masuk sehari untuk memulihkan tubuhku! bagaimana aku bisa cuti di saat tugas yang begitu banyak harus aku segera aku selesaikan." Jawab Gladys sembari berjalan mendekat ke arah Office boy itu.
"Oh iya, apa kau melihat pak Nathan dan pak Yuda?"
"Bukankah pak Nathan dan pak Yuda sedang pergi ke Surabaya. bahkan tidak hanya berdua, beliau juga pergi bersama ibu Clara."
Deg
Mendengar nama Clara ikut dalam rombongan itu, Gladys sedikit terkejut bahkan kakinya terasa lemas.
"Bu, anda baik-baik saja?"
Office boy itu nampak panik saat melihat tubuh Gladys sedikit limbung. buru-buru ia membantu istri dari CEO perusahaan nya itu untuk menuju ke arah sofa dan duduk di sana.
"Tunggu sebentar bu, saya ambilkan minum!" Ucapnya sebelum berlari menuju lemari pendingin yang ada di surut ruangan.
Saat ia kembali, Gladys langsung menerima air mineral itu dan langsung menghabiskannya hingga tandas.
"Terimakasih." Ucap Gladys sembari memaksakan senyumannya.
"Sama-sama bu." Jawabnya dengan sopan. lalu, ia memilih pamit untuk segera melakukan tugasnya membersihkan seluruh ruang kerja CEO.
Dengan kepergian OB itu, Gladys akhirnya bangkit dan berjalan keluar dari ruangan itu sembari kembali mencoba menghubungi Nathan dan Yuda. namun soalnya, Lagi-lagi Gladys harus kecewa karena Nathan kembali tak mengangkat panggilannya.
Namun, ia sedikit bisa bernafas dengan lega karena Yuda akhirnya mau mengangkat panggilannya.
"Ya nona." Sapanya dari Bali telepon.
"kau di mana?" Meskipun kecewa, Gladys mencoba untuk bersikap tenang agar membuat Yuda tidak curiga.
"Saya baru selesai meeting. memangnya ada apa Nona?" Mata Yuda nampak menyipit heran, tidak biasanya Gladys menghubungi nya untuk basa basi.
"Ahh tidak, aku tadi datang ke kantor, tapi semua orang tidak ada." Ucap Gladys sembari masuk ke dalam pintu lift. Di dalam sana, ia mencoba menggali informasi dari Yuda apa saja yang mereka lakukan di pulau Bali.
Dari Yuda pula, ia mendapatkan informasi jika Clara bisa ikut ke Bali karena menggantikan posisinya yang tengah sakit.
Sungguh kebetulan bukan. bahkan, ia di paksa libur oleh Nathan tanpa ia tau jika akan ada agenda meeting di Bali.
Apakah ini hanya sebuah alibi untuk mengelabuinya? atau memang Nathan sudah merencanakan ini jauh-jauh hari untuk bisa liburan bersama Clara.
Tidak menutup kemungkinan jika yang ia pikirkan tadi benar, mengingat jika kepulangan Clara ke Indonesia pun, Gladys tidak mengetahui. semua orang seolah kompak menutupi berita itu darinya entah karena apa.
Sejenak Gladys tersenyum miris, tak adakah satu orang pun yang perduli dan menganggapnya ada di dunia ini?
Bahkan, sang Mommy lebih mencintai Clara ketimbang dirinya.
"Halo, Nona, anda masih berada di sana?" Pekik Yuda dengan nada penuh kekhawatiran.
Untung Lift itu kosong dan hanya ada dirinya di sana.
"Ya, oke terimakasih informasi nya. hati-hati di sana, semoga kau berhasil menyakinkan investor itu untuk tetap bertahan di perusahaan kita." Ucap Gladys sebelum mengakhiri panggilan telepon mereka.
Setelah itu, wanita itu nampak menarik nafas nya dalam-dalam sembari menahan tangis. bagaimana mungkin Nathan mengantikan posisinya dengan Clara, untuk pergi ke Bali tanpa memberi kabar terlebih dulu padanya.
Sambil menahan pedih di hatinya, Gladys berjalan menyusuri lobby dengan langkah tertatih dan pikiran yang melayang jauh.
Tanpa sengaja, ia mendengar obrolan beberapa karyawan wanita yang tengah berdiri tak jauh darinya. mereka tengah berdiri di dekat pintu resepsionis, dengan mata dan tangan yang fokus pada ponsel mereka masing-masing.
"Coba lihat ini!"
"Ada apa?"
"Buka ponsel kalian, dan lihat apa yang di post oleh Ibu Clara!!"
Semua orang nampak fokus hingga tidak menyadari kemunculan Gladys di sana. awalnya wanita itu tak ambil pusing dengan tingkah beberapa karyawan yang melintas tanpa menyadari hadirnya di sana. namun, saat mendengar nama adiknya di sebut barulah Gladys mulai tertarik untuk mendengarkan ocehan mereka.
"Bukankah ini Nona Clara, lalu siapa pria yang ada di sampingnya?"
Salah satu dari mereka, yang tidak tau jika keduanya bersaudara pun mulai berusaha untuk menguliti foto yang terkirim di media sosial Instagram itu.
"kau itu bagaimana? mungkin saja ini adalah kekasih Nona Clara." Ejek yang lainnya.
"Ah iya kau benar. Wanita seperti Nona Clara pasti banyak yang suka, dia cantik, pintar dan seorang Designer handal."
Ucapan orang-orang itu membuat Gladys terkejut. lantas ia segera mengambil ponselnya dari dalam tas untuk melihat sendiri apa yang terpasang di laman media sosial adiknya, meskipun hanya terlihat dari bagian belakang, Gladys tau benar itu adalah punggung suaminya.
Ia merasa bersyukur karena ia berteman dengan sang adik di media sosial. "Foto, foto apa yang mereka maksud?" Gumam Gladys sembari men scroll media sosialnya.
Beberapa saat kemudian, Akhirnya Gladys menemukan apa yang ia cari dan merasa sangat terkejut.
Ia melihat bagaimana Nathan seolah tengah mencium Clara di sebuah bar. pengambilan foto dengan angle yang pas menciptakan kesan jika keduanya tengah menikmati hari-hari mereka di Bali.
Bahkan di rekaman Vidio selanjutnya, Gladys lebih terkejut karena Nathan dengan terang-terangan menggendong Clara ala bridal style dan membawanya menuju sebuah kamar.
Dada Gladys begitu sesak melihat foto dan Vidio dari sang suami yang tengah menikmati hari-hari dengan adiknya di pulau Bali. Bayangan kejadian yang tidak-tidak membuat Hati Gladys benar-benar frustasi.
Namun tiba-tiba ia tersadar setelah seorang Karyawan berteriak menyebut nama asisten pribadi mertuanya.
"Omo-Omo, Tuan Hans datang sidak."