Dominic seorang pemimpin pasukan bayaran yang dijuluki 'Pasukan Penjagal' terpaksa harus mencari keberadaan seorang puteri kerajaan yang hilang. Awalnya Dominic dan pasukannya menyerah karena tidak berhasil menemukan puteri tersebut. Tapi di tengah petualangannya tanpa sengaja ia menemukan sesuatu diluar dugaannya.
Apakah yang terjadi?
Mampukan Dominic menemukan puteri yang hilang dan apa yang akan terjadi selanjutnya di perjalanan Dominic?
Yuk simak kisahnya....
Warning! Cuma buat yang Dewasa aja yah...yang masih bocil mending Skip ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yurika23, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 21
Ratu
“Tapi bukankah anda yang menyuruh pengawal agar aku menempati kamar ini dan mengizinkanku tidur disini?” ujar Dominic merasa bukan kesalahannya.
“Ya, benar, aku yang memberi perintah itu, Pengeran”
“Baiklah kalau begitu, maaf telah menempati kamar anda, aku permisi-”
“Tunggu!, aku memang menginginkan kau disini, berada di ranjangku” ucap sang Ratu sambil menyentuh dada bidang Dominic, membuat perasaan Dominic tidak enak.
‘Ck!, kenapa Ibu dan anak sama saja, benar-benar merepotkan’ batin Dominic.
“Maaf Ratu, aku rasa aku tidak sopan jika berada disini, di kamarmu, sementara suamimu sedang pergi. Aku mohon pamit” Dominic sudah akan melangkah turun dari ranjang sambil meraup pakaiannya.
“Pangeran Elquin, tolong dengar dulu!. Aku akan memberimu apa saja,- apa saja … asal kau mau menemaniku, satu malam saja” rayu Ratu Emira yang kini sudah mulai mendekati Dominic.
“Aku rasa aku tidak bisa Ratu, maaf” Dominic tetap akan pergi dari sana.
“Tolonglah, Elquin … jangan pergi dulu” pinta Ratu Emira.
Ratu Emira menahan tubuh Dominic untuk tidak turun dari ranjang. Kemudian wanita itu beranjak naik perlahan ke tengah ranjang. Kini kedua kakinya sudah di atas ranjang.
“Kenapa anda ingin bermalam denganku, Ratu?, bukankah kau bisa menunggu Raja pulang sepekan lagi?” tanya Dominic yang sudah paham keinginan Ratu Emira.
“Mau sampai kapanpun tetap sama saja, suamiku tidak pernah bisa memuaskan ku di ranjang, dia memiliki penyakit hingga tidak bisa memuaskan ku selama bertahun-tahun. Kumohon Elquin, puaskan aku malam ini” kali ini Ratu Emira mulai membuka perlahan gaun tidurnya.
“Aku- aku tidak bisa Ratu” Dominic seolah tidak ingin mengkhianati kebaikan Raja Ghostlin.
“Sebutkan apa saja permintaanmu, aku akan penuhi, walau itu sangat tidak mungkin, tapi tolong biarkan aku bersamamu di ranjang ini, malam ini saja, Elquin … “
Dominic terdiam sesaat, seolah ia memikirkan sesuatu.
“Apa saja? permintaanku?” tanya Dominic.
“Yah, apa saja” gaun sang Ratu telah lepas seluruhnya dari tubuh wanita itu, kini tangannya yang mulai menyentuh leher Dominic.
“Bagaimana jika aku menginginkan Kunci Pembuka Sihir?” ucap Dominic yang merupakan kesempatan terbesarnya.
“Kunci Pembuka Sihir?, um … yah, aku bisa memberikannya padamu” jawab sang Ratu yang seolah sudah tidak fokus dengan kalimatnya, karena ia sibuk meraba tubuh kekar Dominic.
“Apa kau serius Ratu?!” Dominic memegang kedua pundak Ratu Emira dan menatap wajahnya.
“Ya, tentu saja”
“Kapan kau akan memberikannya padaku?”
“Besok pagi”
“Ingat Ratu, jika kau berbohong, maka ku pastikan aib ini akan tersebar ke seluruh penjuru kerajaan. Aku tidak masalah tidak menikahi putrimu, kami bisa pergi dari sini dan tidak dikenal, tapi anda, anda akan menahan malu selamanya jika aib ini tersebar di setiap sudut kerajaan, belum lagi suamimu yang akan sangat kecewa dengan perbuatan tidak bermoral istrinya”
“Maka jangan biarkan aib ini tersebar, pangeran Elquin” Ratu Emira membisikan suaranya lembut di telinga Dominic, hampir-hampir bibirnya mengigit daun telinga pria itu.
“Maka kuharap kau jangan berbohong, Ratu Emira” balas Dominic yang kini sudah membalas perlakuan wanita yang tengah bergairah di depannya.
Dominic sengaja memancing Ratu untuk sedikit menikmati tubuh kekarnya. Mereka bercumbu diatas ranjang mewah sang Ratu, tetapi belum sampai mereka melakukan sesuatu yang lebih jauh.
Ratu hampir menjamah daerah sensitif Dominic, tetapi dengan tiba-tiba Dominic menahan tangannya. Sang Ratu sedikit kaget ketika lengannya di genggam erat oleh Dominic.
“Ada apa?” tanya Ratu.
“Bagaimana jika anda memberiku kunci itu dulu, baru kita akan melanjutkan permainan bejat ini”
Ratu Emira menahan hasratnya, ia menghempaskan nafas panjang dengan kasar.
“Ya, aku akan memberikannya padamu setelah kita- “
“Tidak!, aku mau kunci itu ada di depanku dulu, baru kita lanjutkan!” ujar Dominic tegas.
Ratu Emira seolah tidak punya pilihan, ia diam sesaat, menahan gairahnya yang tertunda.
“Baiklah!, tunggulah disini. Aku akan ke ruangan penyihir” wanita itu meraih pakaiannya dan berlalu keluar kamar.
Dominic langsung merebahkan tubuhnya di ranjang dengan tangan yang dibentangkan.
‘Ahh, … hampir saja. Bagaimana jadinya jika Ratu memiliki anak dariku. Akh, sial!, kenapa aku terlalu tampan sehingga banyak malapetaka menghampiriku begini’ Dominic mengusap kasar wajahnya dengan kedua tangan.
‘Tapi, jika yang di ranjang ini adalah Luppy-ku, maka aku akan senang hati melakukannya, bahkan aku akan melakukannya berulang-ulang sampai ia kesulitan berjalan …’ Dominic tertawa sendiri dengan lamunannya ‘Ah, cuma gadis itu yang benar-benar membuatku bergairah.’ Tatapan Dominic mengarah keatas ke langit-langit kamar yang mewah.
Tanpa sadar Dominic tertidur dengan posisi terlentang. Setelah tidur agak lama, Tiba-tiba ia merasakan geli di dadanya. Mata pria itu terbuka, dan ia mendapati sang Ratu tengah menikmati dada bidang pria itu.
Ratu Emira sudah melepas pakaiannya sedari tadi. Dominic melihat tubuhnya yang polos tak berpakaian.
Dominic yang ingin beranjak ditahan oleh sang Ratu. “Tetaplah disini, aku sedang menjila-”
“Dimana kunci itu?!” tanya Dominic seolah tidak perduli dengan godaan Ratu Emira.
“Ini, ada di bawah tubuhku, ambillah sendiri” goda Ratu.
Dominic menghela nafas. ‘Apa-apaan wanita ini, ternyata ibunya lebih liar dari putrinya’
Mau tidak mau Dominic mencari kunci itu yang tertindih di bawah tubuh Ratu yang tidak berpakaian.
Dominic terus mencari sambil meraba, namun justru ia mendapati sang Ratu yang wajahnya seolah menikmati sesuatu dengan mata terpejam dan suara desahan ringan.
‘Hey, aku hanya mencari kunci, apa-apaan wajah itu?’ gumam Dominic yang mengangkat sebelah alisnya melihat ekspresi wajah Ratu.
Akhirnya Dominic menemukan kunci itu dibawah perut Ratu Emira, ia memang sengaja menaruhnya disana.
Dominic langsung menariknya dan berhasil mendapatkan kunci yang selama ini menjadi misinya itu.
“Aww!, kau menariknya terlalu kuat” ujar Ratu.
“Maaf, tapi kau terlalu menekannya”
Ketika Ratu kembali berhasrat dengan Dominic, dan wanita itu memeluk pria tampan itu dengan gerakan menggoda, tiba-tiba …
“Aagh!”
Brak…
Sang Ratu lemas jatuh terkulai dikasur. Dominic memukul tengkuk wanita itu hingga tidak sadarkan diri.
“Maaf Ratu, tapi aku masih menghargai suamimu”
Dominic buru-buru meraih pakaiannya, ia mengikat tangan dan mulut Ratu sebelum keluar kamar itu dengan mengunci pintu kamar dan berlalu menuju teman-temannya.
Dominic membangunkan seluruh pasukannya, dan malam itu juga mereka akan pergi dari pulau itu menuju Curtburgh, pulang ketempat mereka.
Mereka mengendap-endap melalui pintu yang tidak terjamah penjaga, kemudian sedikit demi sedikit pasukan berhasil keluar melalui gerbang. Dengan terpaksa Dominic melumpuhkan dua penjaga gerbang dengan diam-diam.
“Tuan, apa kau membunuhnya?” bisik Luvi yang suaranya masih bisa terdengar Dominic.
“Tidak, mereka hanya pingsan” jawab pria itu.
Sesampainya di luar istana, mereka buru-buru menuju kapal di dermaga.
Semangat berkarya.
Berkah&sukses selalu.