Siapa sangka, Vanya gadis cantik yang terlihat ceria itu harus berjuang melawan penyakitnya. Dokter mengatakan jika Vanya menderita penyakit ALS (Amyotrophic Lateral Sclerosis) yang terjadi akibat gangguan pada saraf motoriknya.
Segala pengobatan telah di upayakan oleh keluarganya, namun belum ada cara untuk bisa mengobati penyakit yang di derita Vanya. Ia yang sudah ikhlas menghadapi penyakit yang ia derita hanya bisa tersenyum di hadapan keluarganya. Walaupun begitu Vanya tetap melakukan aktivitas seperti gadis lainnya agar keluarganya tak terlalu mengkhawatirkan dirinya.
Siapa sangka pertemuannya dengan seorang pemuda bernama Shaka yang memiliki sikap dingin yang jarang berinteraksi dengan teman-temannya jatuh hati saat pertama kali melihat Vanya. Tanpa ia sadari wanita yang ia sukai sedang berjuang melawan penyakitnya.
Mampukah Shaka menjadi penyemangat Vanya di saat ia mulai down? Yuk nantikan kelanjutannya.
Siquel dari Novel yang berjudul "Cerita Kita"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Musim_Salju, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 4
Seharian beraktivitas di kampus, membuat Vanya yang tak bisa beraktivitas terlalu padat sedikit kelelahan. Namun ia berusaha menyembunyikan kondisinya. Vanya terduduk di bawah pohon rindang sembari memulihkan tenaga. Keringatnya bercucuran. Ingin menelfon sang kembaran takut membuat khawatir dirinya. Jadilah Vanya memendam rasa lelah dan sakitnya seorang diri.
"Kamu harus kuat Nya, kamu tidak boleh lemah. Ingat, kamu yang ingin kuliah seperti Vanka." Vanya bermonolog sendiri. Ia fikir tidak akan secapek ini, nyatanya kegiatan pengenalan di hari pertama sungguh melelahkan. Masih ada dua hari lagi tersisa hingga ia aktif masuk kuliah dan belajar seperti biasa.
Angin berhembus sepoi-sepoi. Vanya terlena dengan hembusan angin yang begitu menyejukkan. Tak terasa ia terkantuk-kantuk dan menyandarkan tubuhnya. Perlahan mata nan cantik itu tertutup lembut, hingga Vanya benar-benar tertidur.
Vanka yang sudah berkali-kali menelfon Vanya tak kunjung aktif. Itu di karenakan handphone Vanya kehabisan baterai. Bahkan Vanka, beserta dua sepupunya mencari Vanya, apalgi sang supir juga sudah menunggu dirinya.
Vanya yang terlelap bahkan tak menyadari seseorang perlahan duduk di sampingnya dan memperhatikan wajah nan cantik itu. Seolah ia menjaga Vanya di sana. Mengamati setiap ciptaan Tuhan yang begitu indah di pandang mata.
Ada yang berdesir, bahkan berdetak semakin kencang. Baru kali ini si pemuda merasakan perasaan yang ia rasa. Wanita cantik memang banyak, Namun yang seperti Vanya tak pernah ia temui. Seolah Vanya memiliki daya tarik tersendiri.
"Maa Syaa Allah, cantik sekali ciptaan-Mu ya Allah. Jadikan pandangan ini halal bagiku suatu saat." Si pemuda itu tersenyum. Namun kehadiran seseorang wanita membuat Vanya hampir terjaga. Seketika si pemuda membawa wanita yang mengganggu tidur Vanya berjalan jauh dari sana.
Vanya menggeliat, tersentak karena ia tertidur di sana. Ia lihat jam sudah pukul lima sore. Pasti sang supir sudah menjemput dirinya. Untung ia tertidur hanya sekitar dua puluh menit. Jika tidak, sudah pasti semua orang panik mencari dirinya.
Vanya yang merasakan tubuhnya sudah kembali fit langsung berjalan menuju parkiran. Sembari merenggangkan tubuhnya yang kaku. Sesekali tangannya mengucek mata. Vanka yang melihat adik kembarnya berjalan sempoyongan langsung berlari dan menghampiri Vanya. Masa bodoh jika Vanya marah. Untung saja kampus sudah sepi, hanya tinggal beberapa orang saja di sana.
"Anya, kamu dari mana sih dek! Anka sudah dari tadi mencari kamu dan menghubungi nomor kamu. Tapi malah tidak aktif. Mang Aryo juga sudah mencari kamu sedari tadi. Apa ada yang sakit?" Vanya menggeleng dan nyengir kuda. Namun mengingat ia masih di kampus, Vanya langsung memasuki mobil menghindari orang-orang agar tidak melihat ia bersama Vanka. Vanka pun mengekor dan menaiki mobilnya. Ia tahu Vanya menghindar karena tak ingin di lihat orang-orang.
Sedangkan tak jauh dari tempat Vanya tidur tadi, seorang pemuda dengan seorang gadis tengah berdebat. Sepertinya gadis itu tengah cemburu melihat perhatian sang pemuda.
"Aku tidak suka kamu sok baik sama wanita lain Ze. Lagian ngapain kamu memperhatikan tuh maba. Ingat, kita ini mau di jodohkan."
Lelaki tampan yang bernama Zehan itu menghembuskan nafas kasar. Ia kesal karena gadis yang bernama Dira ini selalu merasa memiliki dirinya. Padahal ia belum memastikan untuk menerima perjodohan mereka.
"Dira cukup! Saya sudah berkali-kali mengatakan sama kamu. Saya tidak pernah menerima perjodohan di antara kita. Kamu dan saya hanya akan menjadi teman. Ingat Dir, perasaan tidak bisa di paksakan. Lagian saya kembali ke Indonesia untuk membantu mengelola usaha orang tua saya, dan bukan demi kamu." Pelan, namun berhasil membuat Dira terdiam. Setiap perkataan Zehan benar-benar menyatakan bahwa tak ada peluang untuk mereka bisa bersama.
Zehan yang sudah lama tinggal di luar negeri memang tidak membatasi pergaulannya. Walaupun ia tahu lelaki dan perempuan yang bukan mahram tidak boleh berduaan, apalagi seperti tadi ia menyentuh Dira membawa gadis itu menjauh dari posisi Vanya. Asalkan ia tidak melakukan di luar batasnya, menurutnya itu tidak masalah.
Sebenarnya saat ia kembali ke Indonesia dengan tujuan ingin memberikan kejutan kepada keluarganya. Bahkan membuat Zehan menyewa hotel tak jauh dari rumah orang tuanya. Agar ia bisa kuliah di kampus yang sama dengan dua saudara kembarnya. Bahkan semua keluarganya tak tahu jika Zehan memutuskan kembali ke Indonesia. Setelah dulu ia menginginkan tinggal di luar negeri. Entah apa alasan ia kembali.
Namun siapa sangka, Dira wanita yang juga kuliah di kampus yang sama dengannya saat di Belanda, mengikuti jejak Zehan untuk kembali ke Indonesia. Ia yang begitu posesif dengan perasaannya membuat ia melakukan segala cara untuk mendapatkan hati Zehan.
......................
Vanka dan Vanya yang sudah tiba di rumah langsung memasuki kamar mereka masing-masing. Membersihkan diri sembari menunggu waktu magrib.
Vanya kali ini shalat di kamar. Tubuh yang lelah dan lemah membuat ia tak ingin membuat keluarganya khawatir jika melihat dirinya. Vanya shalat tiga rakaat dengan khusyuk, tetap bersyukur dengan segala kelimpahan dan Rahmat yang ia dapatkan, walaupun ia harus berjuang melawan penyakitnya selama ini.
Selepas shalat, Vanya seperti biasa membaca Alqur'an. Namun mata yang berat membuat Vanya membaringkan tubuhnya di atas sajadah memeluk Alqur'an yang ia baca tadi. Saat Vanya terlelap, seseorang memasuki kamar dan duduk di samping Vanya. Khalisa sang ibunda lah yang menghampiri anaknya.
Ummah Khalisa menyentuh kening Vanya, tubuhnya tak panas, namun mengeluarkan banyak keringat. Dengan lembut Ummah Khalisa mengelap keringat putrinya dengan telapak tangannya, membuat Vanya terjaga.
"Engh... Ummah sejak kapan di sini?" Vanya langsung duduk dan menatap ummahnya.
"Baru sayang, ummah lihat kamu ketiduran. Apa begitu melelahkan? Kalau Anya kecapean, biar Ummah minta Anka menyampaikan ke pihak kampus untuk Anya istirahat saja selama masa pengenalan mahasiswa. Mereka pasti akan memaklumi nya." Ummah Khalisa menatap putrinya menanti jawaban. Namun Vanya dengan cepat menggelengkan kepala. Ia tak ingin di istimewa kan.
Malam itu selepas magrib Khalisa menemani putrinya di kamar, sembari menanti waktu azan Isya.
......................
"Assalamualaikum."
"Wa'akaikumsalam, Maa Syaa Allah, Zehan nak, kok tiba-tiba pulang tidak mengabari nak." Sang Ibunda yang sudah sangat merindukan putra satu-satunya langsung memeluknya dengan penuh kerinduan. Zehan pun membalas pelukan sang bunda.
Di tengah kerinduan itu, Zelfa dan Zenia turun dari lantai dua dan melihat kembaran mereka tiba-tiba ada di hadapan mereka. Mereka dengan semangat berlari menghampiri Zehan dan ikut memeluk kembaran mereka.
"Maa Syaa Allah Ze, kamu kapan kembali?" Zehan menepuk-nepuk pundak sang kembaran. Terlihat lucu dan menggemaskan jika si kembar triplet sudah berkumpul. Haru biru menghiasi pertemuan malam itu. Wanita yang telah melahirkan ke tiga anak kembarnya membawa mereka duduk di ruang keluarga. Zehan harus menjelaskan semuanya. Apa yang membuat ia kembali tanpa harus di suruh. Padahal sebelumnya sang ayah sudah meminta putranya untuk kembali meneruskan usaha keluarga.
......................
...To Be Continued...
kalau shaka anak siapa ya thor?