NovelToon NovelToon
Di Antara Peran Dan Hati

Di Antara Peran Dan Hati

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Model / Wanita Karir / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:28.3k
Nilai: 5
Nama Author: Lucky One

Luna Amanda, seorang aktris terkenal dengan pesona yang menawan, dan Dafa Donofan, seorang dokter genius yang acuh tak acuh, dipaksa menjalani perjodohan oleh keluarga masing-masing. Keduanya awalnya menolak keras, percaya bahwa cinta sejati tidak bisa dipaksakan. Luna, yang terbiasa menjadi pusat perhatian, selalu gagal dalam menjalin hubungan meski banyak pria yang mendekatinya. Sementara itu, Dafa yang perfeksionis tidak pernah benar-benar tertarik pada cinta, meski dikelilingi banyak wanita.
Namun, ketika Luna dan Dafa dipertemukan dalam situasi yang tidak terduga, mereka mulai melihat sisi lain dari satu sama lain. Akankah Luna yang memulai mengejar cinta sang dokter? Atau justru Dafa yang perlahan membuka hati pada aktris yang penuh kontroversi itu? Di balik ketenaran dan profesionalisme, apakah mereka bisa menemukan takdir cinta yang sejati?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lucky One, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gosip yang membuat risih

Luna menggenggam erat botol minuman isotonik di tangannya saat adegan diulang. Meskipun senyuman terpampang di wajahnya, hatinya dipenuhi oleh kemarahan yang tak terungkap. Dia tahu bahwa dalam dunia yang digelutinya ini, setiap tindakan bisa dimaknai secara berlebihan, dan Elvin baru saja melangkahi batas. "Ini bukan tentang improvisasi," pikirnya, "ini tentang memanipulasi situasi."

Syuting berlanjut tanpa insiden lagi, tapi suasana tegang terasa di antara mereka. Luna mencoba memusatkan perhatiannya pada arahan sutradara, menjaga ekspresi senang dan penuh energi yang diinginkan, namun ada kemarahan terpendam yang terus berkobar dalam dirinya. Setelah adegan terakhir selesai, sutradara memberi sinyal untuk istirahat.

Luna segera menuju ke ruang ganti tanpa berbicara kepada siapa pun. Ia merasa tubuhnya lelah, bukan karena syuting, tetapi karena terus menahan perasaannya di depan semua orang. Ia ingin segera keluar dari situasi ini, menjauh dari Elvin dan segala gosip yang melibatkan mereka. Namun, begitu ia membuka pintu ruang ganti, Elvin sudah menunggunya di luar. Senyum genitnya masih terpampang jelas, seolah-olah ia tidak menyadari bahwa tindakannya barusan telah melewati batas.

"Luna, bisa kita bicara sebentar?" ucap Elvin dengan nada yang dibuat seolah tulus. Tapi bagi Luna, nada itu justru terdengar seperti sebuah jebakan. Luna menatapnya dingin, menahan diri untuk tidak melampiaskan amarah yang sudah terpendam sejak awal syuting. "Elvin, aku rasa sudah cukup. Apa yang kamu lakukan tadi benar-benar tidak profesional, dan aku tidak akan membiarkan ini terus berlanjut."

Elvin memasang wajah tak bersalah, mengangkat kedua tangannya seolah menyerah. "Hei, tenang saja. Aku hanya mencoba untuk membuat adegannya lebih hidup. Kamu tahu, kita harus menampilkan chemistry yang kuat, dan aku rasa sedikit spontanitas akan membuatnya lebih menarik."

"Itu bukan spontanitas, itu tidak menghormati pekerjaan orang lain," tegas Luna, matanya bersinar marah. "Aku di sini untuk bekerja, bukan untuk menjadi bagian dari drama yang kamu ciptakan. Dan kalau kamu terus seperti ini, aku akan meminta manajemen untuk menggantikan lawan mainku."

Elvin tersenyum lebar, tapi kali ini senyumnya penuh dengan ketegangan. "Luna, kamu terlalu keras padaku. Kamu tahu gosip tentang kita sudah menyebar luas, kan? Publik menyukai kita bersama. Apa salahnya jika kita sedikit bermain dengan itu? Lagi pula, siapa tahu, mungkin ada sesuatu yang lebih dari sekadar peran ini."

Luna merasa darahnya mendidih. "Ini masalahnya, Elvin. Tidak ada 'lebih' antara kita. Hentikan semua ini, atau aku akan memastikan tidak ada proyek lain yang melibatkan kita lagi."Elvin tertawa kecil, tapi kali ini ada sedikit kepanikan dalam tawanya. "Kamu terlalu serius, Luna. Tapi baiklah, aku akan mengingatkan diriku untuk lebih hati-hati. Hanya saja, kamu tahu, dunia kita ini keras. Kalau kamu tidak bisa memainkannya, kamu bisa tersingkir."

"Aku lebih baik tersingkir karena mempertahankan harga diriku daripada tenggelam dalam permainan kotor seperti ini," jawab Luna tegas, sebelum meninggalkan Elvin di sana tanpa menoleh lagi. Di dalam ruang ganti, Luna duduk di kursi dan menatap bayangannya di cermin. "Aku tidak akan membiarkan diriku dipermainkan lagi." Elvin mungkin populer, tapi ia tidak akan membiarkan dirinya menjadi korban gosip atau alat bagi ambisi orang lain.

Saat ia merapikan barang-barangnya, ponselnya bergetar. Pesan dari Aurel muncul di layar, “Bagaimana tadi? Kau baik-baik saja dengan Elvin?”Luna mengetik balasan singkat, “Aku bisa mengatasinya. Tapi setelah ini, tolong jangan libatkan aku dalam proyek bersamanya lagi.”Luna tahu bahwa keputusan ini akan menimbulkan konsekuensi, tapi dia sudah lelah menjalani hidup di bawah kendali orang lain. Di balik layar, semua tampak glamor, tapi kenyataannya penuh dengan intrik dan manipulasi. Namun, Luna tidak akan menyerah.

Sambil merapikan rambutnya, Luna kembali teringat pada Dafa. Meskipun ia sudah menghadapi banyak kekecewaan dalam karier dan hidup pribadinya, Dafa berbeda. Ia tahu Dafa menolaknya karena menganggap dunia mereka tidak sejalan, tapi Luna merasa ada sesuatu yang lebih dalam di balik keputusan itu.

"Aku tidak akan menyerah, Dafa," pikirnya dalam hati. Elvin mungkin menjadi penghalang sementara dalam pekerjaannya, tapi Luna yakin bahwa jika ia bisa menavigasi kehidupannya di bawah sorotan ini, ia juga bisa menunjukkan kepada Dafa bahwa dunia mereka bisa bersatu. "Aku hanya perlu mencari cara yang tepat." Luna menarik napas dalam-dalam, membulatkan tekadnya. Dunia hiburan boleh jadi keras dan penuh tipu daya, tapi ia tahu bagaimana cara bertahan dan kali ini, ia tidak hanya akan bertahan, tapi juga menang.

Gosip tentang hubungan Luna dan Elvin semakin hari semakin membesar. Media terus-menerus memuat berita mereka, dengan judul-judul sensasional yang seolah mengukuhkan hubungan mereka sebagai fakta. Setiap kali Luna membuka ponselnya, notifikasi dari media sosial dan portal berita memenuhi layarnya. Komentar penggemar yang meminta klarifikasi, spekulasi liar, dan rumor tidak berdasar membuat hidupnya semakin tak nyaman.

Di balik layar, Luna mulai merasa tidak punya kendali atas narasi yang berkembang tentang dirinya. Hal ini membuatnya frustasi, terutama karena ia tahu betul tidak ada apa-apa antara dirinya dan Elvin. Bahkan, pria itu terus membuatnya tidak nyaman dengan sikap genitnya di lokasi syuting. Ia merasa terjebak dalam permainan media yang memanfaatkan hubungan mereka demi menaikkan rating dan klik.

Sore itu, Luna duduk di apartemennya, sambil menatap jendela dengan tatapan kosong. Aurel duduk di hadapannya, wajahnya terlihat cemas."Luna, kita harus melakukan sesuatu. Gosip ini sudah tidak terkendali lagi," ucap Aurel sambil melirik layar ponselnya yang penuh dengan notifikasi berita. Luna menghela napas panjang, menyandarkan punggungnya di sofa. "Aku tahu, tapi aku tidak tahu lagi apa yang bisa dilakukan. Setiap kali aku mencoba untuk menjauh, Elvin selalu memperkeruh suasana."

Aurel mengangguk, lalu berkata dengan tegas, "Aku sudah berpikir. Satu-satunya jalan untuk meredakan situasi ini adalah dengan konferensi pers. Kita perlu menghadapi media dan menjelaskan bahwa semua ini hanya gosip dan tidak ada hubungan antara kamu dan Elvin." Luna terdiam, memikirkan saran itu. Di satu sisi, ia ingin sekali menghentikan gosip ini, tapi di sisi lain, ia tahu bahwa Elvin mungkin akan memanfaatkan konferensi pers itu untuk semakin memperkuat narasi yang beredar.

"Bagaimana kalau Elvin tidak mau bekerja sama?" tanya Luna akhirnya, khawatir dengan kemungkinan itu. Aurel terdiam sejenak, lalu berkata, "Aku akan berbicara dengannya. Kita harus coba. Ini sudah terlalu jauh. Jika Elvin mendukung konferensi pers ini, mungkin kita bisa mengubah persepsi publik."Dengan rasa ragu, Luna mengangguk. "Baiklah, kita coba bicara dengannya. Aku hanya berharap dia tidak membuat segalanya lebih buruk."

**

Keesokan harinya, Luna dan Aurel bertemu Elvin di sebuah kafe dekat studio tempat mereka biasa syuting. Elvin datang dengan senyum lebar seperti biasanya, tidak menunjukkan tanda-tanda khawatir atau menyesal atas segala kekacauan yang ia ciptakan. Setelah berbasa-basi sejenak, Aurel langsung ke inti pembicaraan.

1
Haslinda Subhan
lanjut season 2 nya thor
Haslinda Subhan
lanjut thor
Susi Zega
terlalu bodoh si Luna, tegas kek
••iind•• 🍂🫧
Mampir kak
Anggun
hadir saling support kak
Sutarni Khozin
lnjut
Morani Banjarnahor
ditunggu lanjutannya thor
范妮·廉姆
Hai semua...
gabung yu di Gc Bcm..
kita di sini ada event tertentu dengan reward yg menarik
serta kita akan belajar bersama mentor senior.
Jadi yu gabung untuk bertumbuh bareng.
Terima Kasih
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿
perhatikan dialog,agar tidak saling menempel....

cerita nya bagus thor,kalau dialog nya lebih rapi lagi,pasti tambah seru.../Smile/
✿🅼🅴🅳🆄🆂🅰✿: sami²/Applaud/
Lucky One: makasih saranya😊
total 2 replies
Sitichodijahse RCakra
Bila jodoh tdk kemana Dokter dan Artis
Sutarni Khozin
lnjut
bellis_perennis07
aku mampir... 🥰🥰🥰 jangan lupa mampir di cerita ku dan mohon dukungannya yaa.. 💜💜💜💜💜
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!