Dibunuh demi selingkuhan, hartanya di rampas dan dia dipisahkan dengan anaknya, dia kembali ke masa lalu dan mengubah takdirnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Diperhatikan Melinda
Niko yang mengendara di belakang mobil Dilan berusaha menyalip mobil hitam di depan, tetapi Dilan sama sekali tidak memberinya jalan.
Jadi pria itu melompat dalam hati sembari memukul setir mobil karena dia merasa kesal melihat calon istrinya sedang diantar oleh seorang pria lain ke kantor.
Padahal, selama ini tidak ada satupun pria yang berbicara dengan Melinda, apalagi sampai mau mengantarnya segala,,, tidak pernah ada!!!
Dan akhirnya, mereka tiba di depan kantor Melinda lalu mobil itu berbelok masuk diikuti oleh mobil Niko yang langsung parkir di samping mobil milik Dilan.
Brak!!!
Niko menutup pintu mobilnya dengan keras, lalu berjalan ke arah mobil Dilan di mana Dilan sedang membukakan pintu untuk Melinda.
"Brengsek!!!" Teriak pria itu langsung mengayunkan sebuah tinju ke arah Dilan.
Dilan sebenarnya bisa menghindar, tetapi dia tahu jika dia menghindar maka situasinya tidak akan dramatis dan Melinda mungkin akan melupakan masalah itu begitu saja.
Jadi pria itu berpura-pura tidak bergerak hingga akhirnya tinju pria itu memukulnya dengan keras dan sebuah cincin yang berada di tangan Niko langsung melukai pipinya hingga mengeluarkan sedikit darah.
Buk!!
"Ahh!!" Melinda sangat terkejut melihat Dilan yang terluka jadi perempuan itu langsung berbalik menatap Niko dan melemparkan tatapan tajamnya, "Apa yang kau lakukan?!!" Teriak perempuan itu merasa sangat marah pada Niko.
Tetapi Niko tidak memperhadulikannya, pria itu hanya memegang lengan Melinda dan menarik perempuan itu menjauh dari Dilan.
"Apa yang sedang kau lakukan? Pergi bersama dengan seorang pria lain, padahal sebentar lagi kita akan menikah?!! Apakah sekarang kau sedang berselingkuh??" Tanya pria itu dengan tatapan marah membuat Melinda sangat ingin tertawa dalam hatinya.
'Pria brengsek ini, dia mengatakan bahwa aku berselingkuh? Lalu apa kabar dengannya yang sudah tidur bersama perempuan lain?? Dasar pria tak tahu malu!!!' geram Melinda dalam hati sembari perempuan itu menghempaskan tangannya.
"Apa kau gila?! Kau sudah mau mati dan membuatku dipecat dari pekerjaanku?? Dia adalah manajer ku!!!!!" Geram Melinda mendorong pria itu lalu dia kembali menghampiri Dilan.
"Manajer tidak apa-apa?" Tanya perempuan itu dengan cemas sembari mengeluarkan tisu dari tasnya dan dengan cepat mengelap darah yang keluar dari pipi Dilan.
Melihat itu, semakin membuat Niko menjadi panas, jadi dia kembali menghampiri Melinda dan menarik perempuan itu ke belakangnya lalu dia mengambil alih tisu yang ada di tangan perempuan itu.
"Biar aku yang mengelap darahnya!!" Ucap Niko sembari menggertakkan giginya lalu berbalik untuk membantu Dilan ketika Dilan malah menghindar.
"Aku tidak bisa disentuh oleh sampah sepertimu!!!" Kata Dilan segera mendorong pria itu ke samping lalu dia menarik tangan Melinda dan menyeret perempuan itu memasuki kantor.
Melinda sama sekali tidak menoleh ke belakang, Hal itu membuat Niko merasa sangat marah dan dia hendak mengejar kedua orang itu ke dalam kantor ketika para satpam menghentikannya.
"Maaf, jika tidak memiliki kartu tanda pengenal maka tidak boleh memasuki kantor." Ucap salah seorang satpam yang bertugas langsung membuat Niko menjadi sangat marah, lalu pria itu keluar dari kantor dan menyalakan ponselnya untuk menghubungi Melinda.
Tapi sayangnya, begitu Melinda berada dalam lift perempuan itu langsung mematikan ponselnya dan bergegas mengobati luka di pipi Dilan tanpa memperdulikan orang-orang yang memperhatikan mereka.
"Saya sangat minta maaf atas kejadian tadi, saya tidak menyangka kalau tunangan saya akan membuat manager sampai seperti ini." Kata Melinda sembari membuka sebuah hand plast di tangannya lalu menempelkannya di pipi Dilan.
"Tidak apa, kau sudah mengobatinya." Ucap Dilan sembari pipinya yang telah di plester.
'Sudah kuduga, kalau aku menghindar maka tidak akan ada kejadian seperti ini di mana Melinda menyentuh wajahku dan sangat mengkhawatirkanku.' ucap pria itu dalam hati sembari menahan senyumnya.