Player'S

Pertandingan kembali di lanjutkan dengan 10 pemain Indonesia karena Joko masih di luar lapangan menunggu instruksi wasit untuk bisa mengikuti permainan, tetapi dia berpikir ini kepalanya kenapa jadi lembut gini sehingga sudah dua kali mengalami luka robek.

Dia bercanda dengan tim medis menanyakan apakah ada obat yang bisa mengeraskan kepalanya supaya tidak mudah untuk mengalami pendarahan ketika terjadi benturan.

Bukannya jawaban yang ia dapatkan malah cubitan di bagian samping perut nya, iya Joko memang terkenal sebagai pemain yang suka bercanda dengan seluruh anggota tim. Entah kepada sesama pemain atau staff pelatih.

Ia pemain muda yang bisa di bilang sudah mulai menjadi pemain bintang di usia muda, tetapi tidak ada raut kesombongan muncul di wajahnya serta dalam nada bicaranya. Itulah yang membuat mereka menyukai sekaligus bangga dengan pemain itu.

Ketika sudah di berikan tanda oleh wasit ia memasuki lapangan yang di sambut tepuk tangan meriah oleh suporter timnas yang hadir di dalam stadion.

"Joko kini sudah bisa mengikuti jalannya pertandingan lagi, bagaimana menurut anda dengan pemain ini bung.? " komentator 1

" Tidak ada kata kata yang terlintas di kepala saya untuk menggambarkan pemain ini, dia sudah memberikan segalanya dalam membantu tim melangkah sejauh ini."

"Semoga ia bisa bertahan sampai akhir pertandingan dengan kondisi kepala di perban."

" Saya rasa nanti di jeda pertandingan setelah babak pertama usai, ia akan kembali mendapat perawatan dari medis untuk memastikan kondisi luka di kepalanya. Dan semoga saja masih bisa lanjut."

" Tetapi apapun itu, saya sudah senang dan bangga pada pemain muda ini." tutut komentator pertandingan di televisi.

Di salah satu sudut stadion duduk ada tiga orang, sepasang suami istri dan anak kecil perempuan. Mereka adalah orang tua dan adik dari Joko, ketika melihat sang putra yang kepalanya terluka berdarah darah sang ibu hanya bisa menangis. Sedangkan bapaknya di samping menenangkan istrinya dengan mengelus pelan punggung istrinya. Tangan satunya terkepal erat melihat perjuangan dari sang anak.

Ada rasa bangga dan sedih tercampur pada sorot matanya, bangga akan prestasi sang anak membawa timnas Indonesia sampai ke final dan sedih melihat keadaan putranya. Takut akan terjadi hal hal yang tidak di inginkan.

Jika boleh memilih, mereka akan memilih putranya hanya untuk menjadi seperti anak anak lainya yang bersekolah dan bermain bersama teman teman sebayanya. Tapi sang bapak juga sadar bahwa dengan ekonomi keluarganya ia tidak bisa membahagiakan putranya itu, dengan membelikan kemauan atau masa depan cerah nantinya setelah lulus sekolah. Tetapi kini telah menjadi ketetapan sang buah hati untuk menggapai cita cita yang di inginkannya.

Mereka hanya bisa mendukung dan berdoa untuk kelancaran segala upaya anaknya tersebut.

Kembali ke pertandingan, meskipun tadi sempat di hentikan lama babak pertama masih berlanjut, dimana jalannya pertandingan masih seru.

Tidak ada yang bermain pasif, kedua tim melakukan permainan terbuka bermain saling menyerang ke pertahanan masing masing. Sampai wasit meniup peluit untuk mengakhiri pertandingan babak pertama dengan score masih sama 1-0 untuk kemengan Indonesia.

Kedua tim kembali ke loker room untuk menerima instruksi pelatih dalam menjalani babak kedua nantinya.

Pemain Indonesia mereka bermain lebih rapat dalam formasi 442 mereka, sehingga tidak banyak menghabiskan energi terlalu banyak. Meskipun tidak bisa di pungkiri bahwa mereka bergantung pada Joko dalam pengontrol serangan di posisi winger.

Tapi aliran bola mereka di lini tengah tetap berjalan semestinya, memang Joko banyak bergerak naik turun untuk membantu pertahanan sekaligus menyerang. Karena ia memberikan masukan untuk mematikan Olivier.

Memang aliran bola dari German berasal dari kaki kaki nya, umpan umpan nya yang tepat sasaran bahkan shoot nya dari luar kotak pinalti cukup menakutkan banyak penjaga gawang.

Dengan dua pemain menutup di depan dan belakannya dia memang jarang menerima bola, meskipun di manfaatkan pemain lain dari German untuk membuka ruang, dengan adanya Joko membantu bertahan ruang kosong itupun tertutup

Dengan mengandalkan Jens Raven sebagai penahan sekaligus pemantul bola di depan sendirian, mereka tidak bisa menyerang dengan leluasa. Karena sekalinya bola sampai pada Jens ia mampu melindungi bola dan menahannya sambil menunggu pemain Indonesia lainnya membuka ruang.

Joko sedang menerima perawatan lanjutan, meskipun sedikit merasa pusing ia masih bisa berdiri dan melanjutkan pertandingan. Meski begitu coach Indra Syafri tetap menanyakan keadaaannyaa walau sudah di pastikan oleh tim medis.

Priiiit,....!!!

Babak kedua telah di mulai dan kedua pelatih masih sama mempercayakan kepada pemain sebelumnya tanpa ada pergantian pemain.

Bola berada pada kaki pemain German, mereka memulai kick off babak kedua mencoba pola yang sama ada lima pemain yang berada di garis tengah ketika kick off di mulai.

Joko yang melihat ini memberi aba aba dengan tangannya menyuruh garis pertahanan naik, mencoba menggunakan siasat jebakan off side.

Olivier yang memegang bola tidak jadi melakukan long pass ketika mengetahui pergerakan garis pertahanan pemain belakang Indonesia, sementara dia mengumpan ke belakang mencoba membuka ruang diantara pemain Indonesia yang menumpuk di sekitaran tengah lapangan.

Jens Raven sendirian mengejar bola yang coba diumpan oleh pemain German, meskipun tidak mendapatkan bola ia mampu memberikan tekanan kepada pemain yang memegang bola. Sehingga umpan yang di lepaskan terkesan buru buru dan keras yang mengakibatkan pemain German lain yang menerima bola tidak bisa mengontrol dengan baik.

Tentu saja itu di manfaatkan oleh para pemain Indonesia mencoba merebut bola re bound, permainan pressing ketat di tampilkan di awal babak kedua oleh Joko dan rekan rekan nya.

Membuat pemain German sedikit frustasi, karena mereka masih tertinggal dan belum bisa menembus area pertahanan Indonesia sehingga mereka hanya bisa melakukan shooting shooting dari luar kotak pinalti yang hanya menghasilkan tendangan gawang saja, karena arah tendangan masih melebar dari gawang yang di jaga oleh Ikhram penjaga gawang Indonesia.

Jalan nya babak kedua lumayan keras, dengan terjadinya beberapa pelanggaran kepada pemain German yang memegang bola. tetapi pemain Indonesia pintar mereka tidak melakukan pelanggaran di area mereka melainkan ketika kehilangan bola entah di lini pertahanan German ketika sedang menyerang atau di lini tengah.

Sehingga dengan pelanggaran tersebut tidak menghasilkan tendangan bebas yang ideal untuk melakukan shooting langsung ke arah gawang Indonesia, ini cukup membuat frustasi kepada pemain lawan.

Meskipun terlihat monoton ritme permainan yang di tunjukkan oleh para pemain Indonesia, tetapi hasilnya cukup efektif dalam menjaga keunggulan sampai peluit akhir babak kedua di bunyikan tidak ada gol yang tercipta.

Priiit...!!!

ketika wasit asal Italy meniup peluit, para pemain di bench dan staff pelatih berlari kedalam lapangan memeluk para pemain yang telah bertanding. Para penonton bergemuruh menyambut hasil ini.

Meskipun jalannya laga tidak seperti babak pertama dimana kedua kesebelasan saling jual beli serangan, mereka lebih bahagia dengan hasil 1-0 ini mengantarkan timnas Indonesia menjadi juara World Cup U20