Apa jadinya jika gadis berusia 23 tahun menjadi pengasuh sekaligus ART di rumah seorang duda tampan yang kesepian? Mengurus rumah dan satu bocah yang nakal sungguh membuat kepala Anggita merasa pusing, tapi ternyata menghadapi duda tampan yang manja juga kesepian jauh membuatnya lebih pusing.
Seiring berjalannya waktu, Anggita dan Angkasa saling jatuh hati. Tapi Edo mantan kekasih Anggita muncul dan memaksa minta balikan. Yang lebih mengejutkan, ternyata Edo adalah keponakan dari Angkasa. Tak hanya itu, mantan istri Angkasa juga kembali dari luar negri dan memaksa untuk rujuk dengan alasan anak.
Bagaimanakah kelanjutan hubungan Anggita dan Angkasa?
Akankah keduanya sanggup menghadapi badai masalah yang muncul dalam bahtera percintaan mereka?
Follow Ig : Fatmawatisiti1472
Note :
-Alur cepat
-Bukan novel panjang
-Konflik ringan
-slow up
-slow revisi
Selesai baca follow akun Noveltoon author ya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon YoungLady, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Seluruh anggota keluarga telah siap untuk pergi ke acara pesta ulangtahun pernikahan Erick dan Istrinya. Mereka berangkat bersama dengan menaiki mobil yang berbeda.
Tiba dirumah Erick, Anggita tertegun melihat kemewahan yang ada disana. Bahkan acara pernikahannya kemarin kalah mewah oleh acara ulangtahun itu. Jelas Erick sangat mencintai istrinya, terlihat dari banyaknya bunga yang biasa disukai oleh wanita.
Sosok Zoya muncul dan menghampiri Anggita dan keluarganya, dia memperkenalkan diri sebagai mantan istri Angkasa pada keluarga Anggita. Mereka hanya membisu, menunggu kelakuan ekstrem yang akan dilakukan Zoya seperti yang ada di sinetron karena muka Zoya nampak sangat antagonis.
"Selamat atas pernikahan kalian, semoga tidak berakhir dan kandas sepertiku," celetuk Zoya.
Nania keluar dari balik punggung Anggita, dia melihat Ibunya yang mirip dengan artis dangdut. Pakaian minim, make up menor, style rambut yang bahkan tidak cocok untuk wajah oval-nya.
"Sayang, ayo mendekat pada Ibu," panggil Zoya. Tapi Nania menggeleng, dia memilih kembali bersembunyi dibalik punggung Anggita.
"Pasti kamu yang mengajarkannya agar benci padaku kan?" tuduh Zoya pada Anggita.
"Jangan sembarangan bicara, dia bukan benci padamu tapi takut padamu. Coba lihat dandananmu di cermin," ledek Cika.
Zoya reflek memegangi wajahnya, apa ada yang salah dengan make up diwajahnya? Zoya memutuskan untuk pergi ke kamar mandi dan memeriksanya.
Di dalam kamar mandi, Zoya berdiri di depan cermin dan mengamati tiap sudut wajahnya. Tidak ada yang buruk, semua terlihat sempurna dimata wanita itu. Jadi bocah bau kencur itu telah mempermainkannya tadi?
"Argh... Awas saja nanti, aku akan memberimu pelajaran bocah tengik!"
Zoya kembali ketempat acara, dia melihat Angkasa dan Anggita sedang berdansa mesra. Ada rasa iri di dalam hatinya, apa lagi Nania putrinya ikut tertawa gembira untuk keromantisan mereka berdua.
"Harusnya aku yang ada disana, bukan wanita itu!" Zoya menyesal karena telah menyia-nyiakan cinta dan kasih sayang seorang Angkasa padanya dulu.
Zoya melihat Cika sedang asyik memilih kue di dekat kolam renang. Zoya menghampiri Cika bermaksud untuk memberinya pelajaran. Mata Zoya menoleh ke kanan dan ke kiri, tidak ada yang memperhatikannya. Seluruh pengunjung pesta sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing, termasuk Cika.
Zoya mendekati Cika, dia mendorongnya hingga tercebur ke kolam renang. Setelah itu Zoya pergi bersembunyi.
Byurr...
Bunyi sesuatu jatuh ke dalam air, Cika gelagapan. Dia hampir mati kehabisan nafas karena tidak bisa berenang.
"Kakak, Ibu, tolong aku...." rintih Cika sambil memejamkan kedua matanya secara perlahan.
Hawa dingin terasa menusuk tulang, pandangan mata Cika terasa kosong dan gelap. Samar-samar dia mendengar suara seseorang memanggil namanya juga menampar pipinya berkali-kali.
"Berhenti! Jangan pukul aku lagi!" lirih Cika. Anggita menangis tertunduk disisi tubuh adiknya, dia merasa lemas terutama saat Cika mengeluarkan suara. Angkasa segera merangkul tubuh istrinya itu.
"Sayang, kamu nggak apa-apa kan?" tanya Dewi.
"Nggak Bu, Cika baik-baik saja," sahut Cika.
"Kenapa kamu bisa tercebur ke kolam renang?" Tanya Dewi. Cika terlalu dewasa untuk terpeleset dan jatuh tanpa sengaja.
"Ada orang yang mendorongku tadi, tapi aku nggak tau siapa," ucap Cika.
"Aku minta maaf atas insiden buruk ini, aku akan meminta orangku untuk memeriksa kamera cctv dan agar kita bisa mengetahui siapa orang yang telah mendorong gadis ini," ucap Erick menyesal. Dia malu karena tidak bisa menjaga keamanan acaranya dengan baik dan benar.
"Siapa yang menolongku tadi?" Cika mencari cari seseorang yang memakai pakaian basah sama seperti dirinya. Kedua manik matanya menangkap sosok Joe sedang berjongkok di sisi kanannya dengan rambut dan pakaian yang basah kuyup.
"Kakak yang sudah menolongku?" Tanya Cika. Joe menganggukkan kepalanya.
"Terimakasih," Cika menyunggingkan senyum kemudian pingsan lagi.
***
Zoya tertawa lepas karena telah berhasil mengerjai Cika tanpa meninggalkan saksi mata. Berani main-main dengan Zoya harus siap dengan segala resikonya.
"Mudah-mudahan dia nggak mati, tapi mati juga nggak apa-apa deh. Biar jadi peringatan buat Anggita agar nggak berani bersaing denganku," lirih Zoya.
"Jadi, kamu yang mendorongnya?" Edo muncul dari balik pepohonan rindang di halaman rumah Erick.
"Edo," Zoya terperanjat kaget.
"Sedang apa kamu disini?"
"Tentu saja memenuhi undangan Kak Erick. Apa kamu lupa aku adalah adik keponakan kak Angkasa? Jika dia diundang aku juga diundang,"
"Bocah tengik! Awas saja kalau kamu berani mengadukan hal ini pada Kakakmu!" ancam Zoya.
"Mau menakut-nakuti aku? Maaf, nggak akan mempan," Edo tersenyum sinis.
"Mau berkelahi denganku? Ayo kita berkelahi," ajak Zoya. Dia ingin mengalahkan Edo agar mau tunduk dibawah perintahnya.
"Heh, mantan preman rupanya. Pantas saja nggak kepakai sama Kak Angkasa lagi,"
"Apa katamu? Dasar bocah tengil menyebalkan!" Zoya maju dan mencoba untuk menyerang Edo duluan.
Bersambung....
mka nya kurleb ya gt sbangsa tumbuh tumbuhan tp bs beranak pinak😁🤣🤣🤣😂😂😂