kisah cinta dalam perjodohan, penuh luka dan air mata, hanya Demi mewujudkan wasian terahir dari kedua orang tuanya ia rela menikah tanpa cinta...
bagaimana. selajutnya apakah pernikahan dan juga cintanya bersambut atau hanya menambah luka di hatinya...
ikuti terus sahabat Nana imuet.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon salsabilaimuet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perasaan marah
Waktu menunjukan pukul 7 malam, falinda sudah menyiapkan malam malam untuk suaminya jika ia sudah pulang, ia juga ingin sekali makan malam bersama, seperti pasangan pada umumnya, ia harus berjuang untuk mendapat lagi cinta suaminya Tama.
"Alhamdulillah sudah selesai tinggal bersih-bersih dan menunggu kak Tama pulang.." ucap falinda yang melihat semuanya sudah siap.
15 menit setelah ia selesai, falinda menunggu di depan meja makan dengan sabar, dan entah angin apa Tama pulang dari kantor lebih awal.
Ceklek
"Kak Tama, kakak capek ya, apa kamu aku siapin air jangan untuk mandi.." ucap falinda yang menghampiri Tama dan mengambil tas yang di bawa suaminya, ia berinisiatif seperti itu.
Tama yang melihat kejadian itu hanya diam saja, ia juga tak menolak, hanya saja ia Tidak ingin ada keributan di malam ini.
Falinda yang melihat Tama Tidka menolak berucap sukur karena ia berusaha mengambil hati suaminya lagu walaupun sikap Tama masih sangat datar, ia memaklumi saja. Dan langsung masuk kedalam kamar.
Tama langsung pergi ke dalam kamar mandi ia juga tak ingin berlama-lama di sana ia aka. Segera mengistirahatkan tubuhnya yang sedikit lelah akibat pekerjaan yang menumpuk..
falinda ada di depan pintu kamar suaminya, jujur ia takut ingin masuk karena itu privasi Tama yang Tidak boleh ia sentuh atau masuk kedalam, dengan tekat yang kuat falinda mengetuk pintu dengan pelan.!
Tok
Tok
tok
"Kak maaf, kakak gak makan malam dulu. Aku udah siapain makan malam kak.." dengan suara sedikit keras ia berbicara di depan pintu..
"Kamu makan saja sendiri, saya sudah kenyang," jawab dari dalam.
Falinda yang mendengar itu pun tertunduk, jujur ia memasak dengan penuh cinta agar suaminya mau sedikit makan makanan kesukaannya tapi sayang, suaminya tak menghargainya..
Dengan langkah gontai falinda pun ahirnya makan malam sendiri Tampa ada yang mendampingi, walaupun sedikit tak enak ia memaksakan makan, sebenernya ia membuat makan malam agar suaminya makan dan juga ingin mengutarakan niat untuk kembali ke kampus tapi ia akan berusaha untuk besok pagi.
Pagi menjelang seperti biasa falinda memasak makanan walaupun suaminya tak pernah menyentuh sama sekali, ia juga harus bisa beradaptasi dengan kehidupan barunya..saat falinda di meja makan sedang menata sarapan ia melihat suaminya baru keluar dengan pakaian rapi, untuk berangkat bekerja.. jujur saja ia terkesima dengan ketampanan Tama yang sedari dulu tak pernah luntur...
"Kak sarapan sebelum berangkat." ucap falinda yang melihat suaminya sudah rapi,
"Saya buru-buru kamu sarapan aja sendiri, mungkin makanan yang kamu buat juga tidak enak dan jangan membuat selera saya menjadi buruk akibat mencicipi makanan buatan kamu.." dengan membenarkan jam tangan di pergelangan tangannya.
Deg
falinda begitu tertohok akan ucapkan suaminya, ia sadar ia bukan siapa-siapa baginya hanya istri status saja mungkin tapi apa segitu hinanya sehingga suaminya merendahkan sedemikian rupa..
"Kak tolong jangan pergi dulu, aku ingin bicara." falinda menghentikan langkah Tama yang ingin pergi..
"Bicara apa, saya gak punya waktu mendengar ucapan yang Tidak bermutu.." dengan tegas Tama menjawab.
"Bolehkan saja pergi ke kampus hari ini karena saya juga sudah izin 2 Minggu Tidka hadir ke kampus kak.."
"Baiklah hanya untuk ke kampus kan, setelah pulang jangan keluyuran karena saya Tidak akan membiarkan kamu pergi dengan keadaan apartemen yang masih berantakan dan juga kotor." jawabnya dan langsung pergi..
"Maka...." ucapan falinda mengambang di udara saat Tama sudah hilang di balik pintu..
setidaknya ia sudah di beri izin untuk keluar, ia juga tidak ingin pergi tanpa mendapatkan izin dari suaminya, jika ia masih belum menikah sesuka hati ia akan pergi taoi sekarang ia sudah menjadi istri dan Ridho istri ridho suami.
Tama Sampai di perusahaan ia langsung di suguhkan dengan semua berkas yang ada di atas mejanya..
Dan tiba-tiba pintu ruangannya di buka oleh seseorang...
"Kalo mau masuk ketuk pintu dulu, jangan asal masuk saja.." ucap Tama tegas Tampa melihat lawan bicaranya..
"Tama... apa aku gak boleh datang kesini, harus ketuk pintu dulu begitu..."seorang wanita masuk dengan anggunnya..
Tama pun mendongak saat suara wanita yang sangat familiar." Miska,, kapan kamu datang, bukanya kamu masih di luar negri.." Tama langsung mengenali wanita tadi..
"Kamu lupa mas, kan aku udah bilang jika tahun ini aku kembali ke kota ini lagi..." dengan anggunnya ia duduk di hadapan Tama..
"Kok aku gak ingat jika kamu kembali tahun ini..." Tama yang masih bingung..
"Kamu lupa mas, dan nomorku saja kamu blokir bagaimana kamu tahu jika aku datang hari ini..." dengan manjanya Miska berkata.
"Baiklah, maafkan mas ya,, sekarang kamu mau kemana selain kesini.."
"Gak ada aku hanya ingin menemani mas Tama sampai waktu makan siang nanti, apa mas Tama mau makan siang denganku nanti.."
"Tapi pekerjaan ku masih banyak Miska.."
"Aku tungguin, aku juga masih kangen dengan mas Tama, 2 tahun gak ketemu.."
"Baiklah..."
Waktu sudah menjelang siang, Tama dan juga Miska pergi ke sebuah restoran untuk makan siang bersama.
"Mas. makasih ya udah luangin waktu untuk makan siang bersama aku.." ucap Miska yang duduk di hadapan Tama.
"Apasih yanh gak buat kamu Miska..." ucap Tama sudah menganggap Miska seperti adiknya karena mereka satus sepupu.
Mendengar ucapan Tama membuat hati Miska berbunga-bunga, ia bertekad untuk mendapatkan cinta Tama dari dulu hingga sekarang, Miska tidak tahu jika Tama sudah menikah dengan falinda.
Makan siang penuh canda tawa membuat Tama sedikit melupakan pekerjaan yang menumpuk.
Di kampus falinda berjalan dengan sahabatnya aca ia di hadang oleh Brian yang sedari dulu selalu mengganggunya..
"Ada apa sih Brian, jangan halangi kita jalan dong..." aca yang berbicara..
"Kenapa jadi low yang sewot kan aku yang ingin bicara dengan falin aku ingin ucapkan bela sungkawa karena tak hadir di pemakaman kedua orang tuanya.." brian yang tak kalah sinis..
"Kenapa kalian jadi berargumen begini, maaf ya bri, makasih udah bela sungkawanya.. Boleh kita jalan, dan Tidak ada yang penting kah..." falinda langsung memungkas mereka agar gak berlanjut.
"Eh... Iya silahkan..." Brian menggaruk belakang kepalanya yang tidak gatal, entah kenapa saat suara falinda berkata seakan mendayu-dayu di telinga Brian dan membuat Brian Tidal berkutik..
"Brak... Falinda, kamu izin ke kampus hanya ingin tebar pesona, apa yang akan aku lakukan kepadamu nanti..." dengan wajah merah padam ia melihat aktifitas falinda saat di kampus dari pesan seseorang...
**Ayo tebak siapa yang gak suka dengan falinda dan juga siapa yang sudah mengadu kepada Tama pantang terus**...
kl falinda ttp bertahan ya perempuan pling bodoh, bertahan krn cinta pa krn harta, secara kn suaminya kaya.
dinikahi lelaki kaya kl mkn hati tiap hari ya ogah lah, mnding cpt cerai upgrade diri jd wanita sukses, jd nnti bisa dpt jodoh yg lbih keren.
hidup cm sekali dah penyakitan mnding cerai sembuhin diri hidup bhgia paling tidak seandainya gk sembuh bisa menikmati hidup dng bhgia.