menceritakan tentang seorang Gus/ anak kyai yang bernama Zhafran, yang memberikan janji pada seorang wanita bernama Zahwa,bahwa akan menikahinya saat dia menyelesaikan studi di luar negeri.
namun sayang 3 tahun wanita itu menunggu setelah laki laki itu kembali, dia malah di menikah dengan yang lain, bahkan menikah dengan sahabat nya sendiri.
penantian nya selama ini sia sia,janji yang terucap dari bibir laki laki itu pun hanyalah bualan semata.
apakah wanita itu akan terus memperjuangkan cintanya agar penantian nya selama ini tak sia sia? atau apakah dia akan rela melepaskan laki laki yang di cintai nya bersanding dengan sahabat nya sendiri?
yuk baca cerita lengkap nya di sini.
"aku yang kau beri janji mengapa dia yang engkau nikahi"
Zahwa nazneen syachrina majnun.
visual cek ig@alwiah_putri
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon alwa'ys putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 26. mengambil kasih sayang
"Gus kita kan udah jadi suami istri,gak mungkin dong saya terus manggil Gus nya dengan panggilan Gus dan Gus manggil saya pake sebutan Ning. Boleh gak panggilan nya di ganti."ucap Nadia sembari memainkan tangan nya di dada bidang Zhafran yang polos tanpa busana.
Ya,benar setelah tadi mereka melaksanakan ibadah malam Jum'at. Keduanya tak langsung tidur melainkan ya ngobrol seperti ini.
Zhafran yang merasa geli karena sedari tadi Nadia terus memainkan tangan lentik nya di dadanya, takut juga jika Zhafran kembali terpancing. Dia menggenggam tangan itu dan mencium nya.
"Ya,saat juga berpikir seperti itu. lalu apakah kamu sudah mempunyai nama panggilan untuk kita berdua?"tanya Zhafran menatap Nadia.
Nadia tampak berpikir,"gimana kalau aku panggil AA aja,kamu mah terserah mau panggil aku apa."
Zhafran pun tampak menganggukkan kepala,"aku panggil kamu Khumaira aja yah, seperti panggilan nabi Muhammad kepada Siti Aisyah. Nama panjang kamu juga kan Khumaira."ucap Zhafran di balas anggukan kepala oleh Nadia.
"Khumaira nya Zhafran."ucap Zhafran membuat rona merah di wajah Nadia. Nadia yang tak bisa menutupi kesaltingan nya pun menelusup kan wajah nya di dada bidang Gus Zhafran.
Zhafran pun tampak terkekeh melihat tingkah gemas istrinya itu. Ya, walaupun dia belum mempunyai rasa pada Nadia,namun setidaknya dia bisa memperlakukan Nadia dengan baik dan bisa membuat Nadia bahagia.
"Udah yok tidur udah malam."ajak Zhafran di angguki oleh Nadia. Zhafran kemudian menarik selimut nya hingga menutupi tubuh mereka sampai dada.
Zhafran memeluk tubuh Nadia dan di balas pelukan juga oleh Nadia,dan mereka pun akhirnya beristirahat setelah melakukan kegiatan makan Jum'at itu.
Pagi harinya keluarga ndalem di gemparkan oleh keadaan umi Farah yang sakit, padahal kemarin dia baik baik saja. Kata Abah sih umi Farah sakit karena semalam dia kurang tidur,dan kemarin dia tak mau makan karena memikirkan Zahwa.
"Umi makan yah terus minum obat,umi gak kasihan sama kami semua yang khawatir sama keadaan umi. Makan yah umi,gak papa walupun sedikit asalkan ada yang masuk ke perut umi."bujuk Nadia sembari menyodorkan sesendok bubur.
Sedari tadi mereka terus membujuk umi Farah untuk makan dan minum obat,tadi mereka juga sempat membawa dokter pondok untuk mengecek keadaan umi Farah,dan dokter menyarankan agar umi Farah tak banyak pikiran dan istirahat yang cukup.
"Umi gak mau makan. Zahwa anak umi pergi dan sekarang gak ada kabar,umi pengen denger suara Zahwa,pengen tau keadaan nya gimana. Apakah dia baik baik saja di sana."lirih umi Farah.
"Umi zahwa pasti baik baik aja kok disana,umi makan yah kalau Zahwa tau umi gak mau makan pasti dia bakal sedih tau keadaan umi yang kayak gini."ucap Adzkiya.
"Umi gak mau makan sebelum kalian bisa menghubungi Zahwa,umi pengen denger suara nya. Dari kemarin umi telepon tapi nomor nya gak aktif."
Mereka semua tampak diam, mereka juga sama terus menelpon Zahwa namun sama hal nya seperti umi Farah,no Zahwa tak aktif. Tak hanya sampai disana juga mereka bahkan menelpon dan mengirimkan pesan untuk Zahwa lewat media sosial.
Namun hasilnya tetap nihil semua media sosial Zahwa tak ada yang aktif satupun,hanya centang satu yang mereka dapatkan.
"Gimana mau aktif orang Zahwa ganti nomor,media sosial nya di ganti gak ada yang bakal aktif lagi."ucap Zara yang sedang berdiri di ambang pintu kamar umi Farah.
Dia pun sama khawatir nya dengan keadaan umi Farah,namun tak ada yang bisa di lakukan. Dia pun tak mempunyai nomor handphone Zahwa yang baru.
"Umi mau istirahat,gak mau makan kalian pergi saja dari kamar umi. Nanti kalau ada kabar dari Zahwa bangunkan umi yah, nanti umi bakal makan kalau udah dapat kabar dari Zahwa."umi Farah kembali merebahkan tubuhnya dan menarik selimutnya.
Melihat umi Farah yang ingin istirahat itu pun mereka semua yang berada di sana keluar dari kamar itu.
Di ruang tengah.
"A aku iri deh sama Zahwa,dia begitu mendapatkan kasih sayang yang begitu besar dari keluarga ini. Padahal dia bukan siapa siapa disini,tapi lihat efek yang di tinggalkan Zahwa begitu besar di sini. Zahwa gak ada kabar satu hari pun umi bisa langsung jatuh sakit, padahal kan Zahwa cuman pergi dari pesantren dan kota ini bukan meninggal dunia. apa aku bisa yah kayak Zahwa yang mendapatkan kasih sayang yang sangat besar dari keluarga ini."ucap Nadia,yang iri dengan apa yang Zahwa dapatkan.
"Jangan mikir gitu Khumaira,kan Zahwa sudah lama berada di sini. Umi dan Abah sudah menganggap Zahwa sebagai anak mereka sendiri, perihal kasih sayang umi kamu juga bisa kok dapat kasih sayang umi kayak umi memberikan kasih sayangnya untuk Zahwa,kamu tenang aja kan kamu menantu kesayangan umi pasti kamu bisa mendapatkan kasih sayang yang lebih."ucap Zhafran.
Dapat Zhafran akui memang kepergian Zahwa memberikan efek yang besar untuk keluarga nya, apalagi dirinya. Zhafran akui juga jika kasih sayang kedua orang tuanya begitu besar untuk Zahwa.
Rasa penyesalan itu semakin besar dalam hatinya karena telah menyakiti Zahwa,entah apa yang akan terjadi jika semisal keluarga nya mengetahui jika alasan Zahwa pergi dari kota ini adalah dirinya.
Dapat Zhafran pastikan bahwa mereka akan sangat kecewa padanya, bahkan mungkin marah besar.
"Udah yah jangan di pikirin lagi,lembar laun semua orang di sini pasti bakal sayang sama kamu."Nadia pun mengangguk.
"AA ke asrama putra dulu yah mau ngecek keadaan disana."Nadia pun kembali mengangguk kemudian mengecup punggung tangan Zhafran.
Setelah Zhafran pergi nadia masih berada di sana,"pokoknya aku harus ambil kasih sayang semua orang yang ada di sini,aku gak mau kasih sayang mereka terbagi dua untuk Zahwa yang notabene nya bukan siapa siapa di sini. Ya,aku akan pastikan mereka akan menyayangi ku lebih dari mereka menyayangi Zahwa,dan nanti jika zahwa kembali kesini dia tak akan mendapatkan kasih sayang yang sebesar dulu karena telah di gantikan olehku. Menantu kesayangan keluarga disini."ucap Nadia penuh tekad.
Tanpa dirinya sadari ada seseorang yang mendengar ucapan Nadia,dia menggelengkan kepalanya tak percaya dengan apa yang dia dengar, ternyata Nadia tak sebaik yang dia kira.
"Harusnya kamu bersyukur sudah mendapatkan Zhafran dan menjadi salah satu anggota keluarga ini. Kamu ternyata egois nad,kamu sudah mengambil Gus Zhafran dari Zahwa. Dan sekarang kamu mau mengambil kasih sayang keluarga ini dan menyuruh mereka melupakan Zahwa. Kamu wanita egois nad,Zahwa merelakan Gus Zhafran untuk mu lalu apakah ini balasan mu."ucap Zara dalam hatinya.
"Langkah yang Zahwa ambil ternyata benar,lebih baik dia pergi untuk mencari kebahagiaan nya. Dari pada harus di sini tersiksa dengan semua nya. Gak suami gak istri sana sama egois."ucap Zara dia pun kemudian pergi meninggalkan ruangan itu.
Tp gimana lagi klo maunya kakak authornya spt itu 😭
ujung" nya pisah zahwa sm Asraf..
klw gtu knp mesti di hadirkan di cerita kmu Asraf klw ujung" cm buat di sakitin heee