Clara adalah seorang perempuan yang sangat cantik dan juga baik hati kepada siapapun, tak sedikit orang juga sangat menyukainya
Tapi suatu waktu nasib naas telah menimpa dirinya, dimana Clara mengalami kecelakaan yang mengakibatkan dirinya koma selama bertahun tahun lamanya
Roh Clara yang keluar dari tubuhnya selalu bergentayangan di sekitar rumah sakit tempat tubuhnya dirawat, Roh Clara terkadang sangat merasa bosan dengan kehidupannya yang mengambang tak tau arah tujuan seperti itu
Hingga suatu hari datanglah seorang pemuda Indigo yang sangat tampan bernama Darrel, kehidupan roh Clara mulai berubah karena kehadiran Darrel, hingga lama lama tumbuh benih benih cinta antara Darrel si pemuda Indigo dan Clara si Hantu cantik
So? Penasaran dengan kelanjutan ceritanya..! Cek this out》》》
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kim Ekz, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29
Darrel membuka matanya perlahan, dia melihat sekeliling ruangan yang bukanlah kamarnya sendiri, Darrel mengingat kejadian tadi pagi yang sempat menimpanya
"Rel? Kamu sudah bangun?" Tanya Daniel yang duduk dikursi sebelah ranjang Darrel, tersenyum menatap Darrel
"Kak? Aku dimana?" Tanya Darrel bingung
"Kamu di rumah sakit Rel, gimana? Kepala kamu masih sakit?" Tanya Daniel
"Hanya pusing sedikit, tapi aku gak apa apa. Ayo kita pulang kak...!" ucap Darrel pada Daniel
"Gak bisa Rel...! kamu itu sakit dan harus di rawat disini" ucap Daniel memperingati
"Gak kak..! aku harus kerja. Aku gak mau menyusahkan siapapun lagi" ucap Darrel bangun lalu mencoba mencabut paksa infusan yang tertancap ditangannya
"Jangan...! kamu harus tetap disini Rel, kondisi kamu tidak baik untuk pulang sekarang apalagi kalau sampai harus bekerja" ucap Daniel memegangi tangan Darrel untuk tidak mencabut infusan nya
"Tapi kak...! aku sudah tidak punya uang untuk membiayai perawatan ku disini, aku ju..."
"Darrel, biar Ayah yang bayar semuanya. Kamu diam saja dan nurut apa kata kakak kamu" ucap Ayah yang tiba tiba masuk dan mendengar percakapan Darrel dan juga Daniel
"Tidak....! aku tidak mau, Aku akan tetap pulang dari sini...!" ucap Darrel mencoba kembali mencabut infusan yang berada ditangannya
"Jangan Rel, kakak mohon untuk kali ini kamu dengerin perintah kakak. Ini juga demi kebaikan kamu Rel, yasudah..! biar kakak saja yang bayar semua biaya rumah sakit kamu dan kamu juga tidak akan menyusahkan Ayah lagi Rel" ucap Daniel memegangi tangan Darrel cukup kuat
"Maaf kak...! mau itu kakak atau pun Ayah, aku tidak ingin menyusahkan siapapun. Dari dulu aku selalu berusaha sendiri, jadi kalian gak usah so peduli dan perhatian seperti ini" ucap Darrel sembari terus memberontak untuk mencabut infusannya
Ayah yang melihat itu berlari lalu memeluk tubuh Darrel dengan cukup erat
"Lepaskan...! lepaskan aku Yah...!" teriak Darrel marah
"Sudah cukup...! Ayah tau selama ini Ayah dan kak Daniel salah Darrel, tapi beri kita kesempatan untuk memperbaiki semuanya lagi" ucap Ayah menangis memeluk Darrel
"Tidak...! lepaskan aku, hatiku sudah terlalu sakit untuk menerima kata maaf dari kalian" ucap Darrel memberontak lalu mendorong tubuh sang Ayah
"Darrel...? Ayah mau minta maaf sama kamu Dek, kamu jangan bersikap seperti itu sama Ayah...!" ucap Daniel memperingati
"Bersikap seperti apa? Karna aku mendorong Ayah? Kenapa? Aku hanya mendorong Ayah dengan pelan kak, tidak seperti Ayah yang selalu mendorong tubuh ku dengan keras, tidak seperti Ayah yang selalu menampar dan memukul ku setiap aku berbuat salah. Apa Ayah sakit? Aku jauh lebih sakit kak" ucap Darrel menatap Ayah dan juga Daniel sembari menahan tangisnya
"Maafkan Ayah nak...! maafkan Ayah yang selalu bersikap kasar kepada kamu" ucap Ayah menangis menatap Darrel
"Tidak...! Ayah meminta maaf karena kasian dengan kondisiku yang seperti ini kan? Kenapa? Ayah sudah puas melihat ku sakit? Ayah juga sudah tau kan kalau sebentar lagi aku akan mati? Kenapa Ayah tidak membunuhku sekarang saja Yah? Aku benar benar sudah cape dengan hidupku yang seperti ini" Ucap Darrel menangis sembari menatap wajah sang Ayah yang juga sudah menangis sedari tadi
"Tidak Nak...! Ayah sangat menyayangi mu dari dulu, tapi Ayah hanya kalah dengan ego Ayah yang tidak bisa menerima kepergian Bunda kamu Darrel" ucap sang Ayah menangis berlutut dihadapan Darrel
"Ayah...? sudah Yah...! " ucap Daniel membantu sang Ayah untuk berdiri
"Rel? mungkin hati kamu sudah beku untuk menerima permintaan maaf dari kakak dan juga Ayah, tapi asal kamu tau, Ayah itu sebenarnya sangat menyayangi kamu dek, kamu ingat saat Ayah ingin mengeluarkan Reno dan teman temannya karena Ayah tak ingin kamu di sakiti oleh mereka lagi saat kamu berada di sekolah Dek...! apalagi Ayah sempat melihat Reno dan teman temannya memukuli murid lain. Ayah juga menjadi donatur sekolah kamu karena Ayah bangga Anaknya bisa bersekolah disekolah Favorit yang diinginkan semua orang yang bahkan kakak sendiri dulu tidak bisa masuk ke sekolah itu, meski kamu dapat beasiswa tapi Ayah selalu meringankan Biaya sekolah kamu yang lain nya dek, karena tak semua yang berada disekolah di tanggung oleh Beasiswa...!" ucap Daniel memberitahu Darrel
Darrel yang mendengar itu hanya diam, tak percaya dengan omongan sang kakak
"Rel..? mungkin sulit untuk kamu untuk bisa menerima kita lagi, tapi kalau boleh, kita ingin sekali diberi kesempatan untuk bisa menyayangimu seperti layaknya keluarga pada umumnya Dek..!" ucap Daniel mencoba membujuk Darrel
"Bahkan aku sudah lupa rasanya disayangi keluarga sendiri, andai dulu aku yang mati, semuanya tidak akan seperti ini bukan...!" ucap Darrel menunduk sedih
"Dek? Kalau bisa Ayo kita mulai lagi semua nya dari awal...! kamu, kakak dan juga Ayah" ucap Daniel menghampiri Darrel lalu memeluknya dengan penuh kasih sayang
"Tapi kalian seperti ini karna kalian tau aku penyakitan kan? Dokter Kevin pasti sudah memberitahu kalian...!" ucap Darrel masih menunduk sedih
"Tidak...! bahkan sebelum Ayah tau kamu sakit. Ayah selalu ingin memeluk kamu nak, Ayah ingin mengelus rambut kamu dengan penuh kasih sayang seperti dulu, Ayah juga sangat merindukan Bunda kalian" ucap Ayah menangis dihadapan kedua putra nya itu
Darrel yang mendengar Ayah merindukan Bundanya pun menatap sang Ayah merasa sangat bersalah
"Maafkan Aku, karena aku Bunda meninggal, setelah kejadian itu aku selalu membenci diri ku sendiri, bahkan aku benci hari ulang tahun ku sendiri" ucap Darrel menunduk sedih
"Sudahlah nak, disini Ayah yang salah, Ayah selalu menyalahkan mu karena kepergian Bunda kalian, padahal mungkin ini sudah garis takdir yang Maha Kuasa" ucap Ayah tersenyum sendu sembari terus menatap wajah Darrel
"Darrel? Lihat Ayah nak..! Mulai sekarang jangan membenci diri kamu sendiri lagi, karena dalam hal ini, Ayahlah yang salah, Ayah terlalu egois dan melupakan anak Ayah yang dulu sangat manja ini" ucap Ayah tersenyum menatap Darrel
Darrel yang mendengar itu langsung menatap wajah sang Ayah dengan serius
"Maafin Ayah ya nak...! Ayah janji mulai sekarang Ayah akan menjaga kamu seperti layaknya Anak kandung Ayah sendiri...! maafin Ayah yang sudah membuat kamu merasa hidup sendiri dari dulu...! Ayah baru sadar harusnya Ayah yang bertanggung jawab atas hidup kamu, Ayah benar benar takut Bunda kamu membenci Ayah karena sudah menelantarkan Anak kandungnya sendiri...!" ucap Ayah menangis tersedu sedu dihadapan Darrel
"Yah? Bunda tidak akan membenci Ayah, Bunda selalu bilang kalau Bunda sangat menyayangi Ayah, Aku dan juga kak Daniel, Yah? Aku rindu di peluk Ayah seperti dulu, bisakah Ayah memeluk ku?" ucap Darrel tersenyum sembari menatap wajah sang Ayah
Ayah menatap Darrel lalu dengan cepat memeluk tubuh Darrel dengan begitu erat
"Darrel Anak ku...! Maafkan Ayah nak, maafkan Ayah...!" ucap Ayah sembari terus menangis memeluk Darrel dan sesekali Ayah juga mencium kepala Darrel dengan penuh kasih sayang
"Sudahlah Yah...! aku tak ingin mendengar kalimat itu lagi, aku senang karena Ayah dan kak Daniel sudah mau menerimaku lagi" ucap Darrel tersenyum pada mereka
"Ah iya...! Mau janji sesuatu pada Ayah kan?" tanya Ayah tersenyum menatap Darrel
"janji apa..?" tanya Darrel penasaran
"kamu gak boleh kerja Part time lagi, tugas kamu hanya sekolah dan belajar, ingat janji kamu sama Ayah dan Bunda dulu? Kamu akan selalu banggain Ayah dan Bunda untuk tetap menjadi anak berprestasi di sekolah" ucap Ayah pada Darrel
"Tapi Yah...!"
"Tidak ada tapi tapian Darrel, ingat kamu itu masih di bawah umur dan belum waktunya untuk bekerja, mulai sekarang Ayah yang akan tanggung jawab semua tentang biaya hidup kamu, jadi kamu fokus saja pada sekolah" ucap Ayah memperingati
"Haaaah... Baiklah kalau begitu...!" ucap Darrel pasrah dengan kemauan sang Ayah
semangat buat up