NovelToon NovelToon
TRANSMIGRASI ZAREENA

TRANSMIGRASI ZAREENA

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Konflik etika / Pelakor / Mengubah Takdir / Transmigrasi ke Dalam Novel / Transmigrasi
Popularitas:6.5k
Nilai: 5
Nama Author: dlbtstae_

Zareena, wanita cantik nan sempurna menikah dengan pria yang sangat dicintainya hingga pernikahannya dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Elvano. Lima tahun pernikahannya terasa begitu sangat indah, hingga kenyataan menghantam relung hatinya. Suaminya berselingkuh dengan adik angkatnya, bahkan keluarganya begitu memihak pengkhianat.


Di khianati dan disingkirkan, Zareena tiada dalam kesedihannya. Namun kepergiannya bukan akhir dari segalanya. Dalam gelapnya alam baka, Zareena bersumpah.


“Jika diberikan kesempatan kedua, aku akan memilih mengubah takdirku, melindungi putraku dari pengkhianat”.


Dan ketika ia membuka mata, ia kembali bukan sebagai Zareena, tapi sebagai ancaman yang tak mereka duga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dlbtstae_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mimpi lagi

Malam itu, Zareena merasa lelah luar biasa. Tubuhnya rebah perlahan di ranjang, namun pikirannya masih melayang entah ke mana. Ketika kelopak matanya menutup, dunia berubah. Ia tidak lagi berada di kamar tidur bersama Andra. Ia berada di tempat lain. Tempat yang sunyi, namun terasa hidup.

Langitnya abu-abu keperakan, tak ada matahari, tapi segalanya terang. Di hadapannya membentang padang luas penuh kelopak bunga biru. Sama persis dengan bunga yang ia temukan di pot jendela dapur. Kelopak-kelopak itu bergetar, seolah menyambut kedatangannya. Angin berembus, tapi tidak dingin. Tidak juga hangat. Seolah-olah suhu di tempat itu tidak tunduk pada logika dunia nyata.

Tiba-tiba, tawa anak-anak terdengar lagi. Tapi kali ini, tak hanya satu. Ada dua… tiga… bahkan lebih. Suara-suara ceria, riuh, bergantian memanggil satu nama:

“Ree… Rere… Ree…”

Zareena menoleh ke kiri dan kanan. Suara itu memanggilnya. Ia tahu. Tapi mengapa terasa seperti bukan dirinya yang dimaksud?

Di kejauhan, ia melihat bangunan putih menjulang seperti rumah tinggi dan megah. Pilar-pilarnya tinggi menjulang, tapi bagian atasnya menghilang dalam kabut putih. Tanpa ragu, kakinya melangkah ke arah sana.

Semakin dekat, suara tawa itu semakin keras. Tapi ada yang aneh tertawanya terdengar riang, tapi menyimpan gema getir. Seperti tawa yang dipaksa keluar untuk menutupi tangis.

Saat Zareena menyentuh pintu rumah itu, pintunya terbuka sendiri. Ruangan di dalam gelap gulita, hanya ada satu cahaya menggantung di tengah langit-langit, lampu kecil berbentuk seperti… ?

Zareena menahan napas. Cahaya itu berdenyut lembut, mengikuti irama detak jantungnya. Dan saat ia melangkah lebih dalam, sesuatu berbisik lagi di telinganya.

“Dulu, kamu juga dijaga… Sekarang giliranmu…”

Suara itu bukan milik wanita yang sebelumnya muncul dalam mimpi. Kali ini, suaranya berat. Dalam. Seperti berasal dari tanah itu sendiri.

Zareena mencoba mencari sumber suara, tapi kuil itu kosong. Hanya ada bayangan-bayangan berkelebat cepat di dinding bayangan anak-anak. Salah satu dari mereka berhenti, menatapnya. Wajahnya tak jelas, namun Zareena bisa merasakan kedekatan yang aneh.

“Kamu belum mengingat semuanya, ya?” tanya sosok kecil itu.

Zareena menggigil. “Mengingat apa?”

“Namamu… bukan sekadar nama. Itu bagian dari sesuatu yang lebih besar. Kamu harus kembali sebelum waktunya habis.”

Seketika, lantai rumah itu retak secara tiba-tiba. Cahaya biru menyembur dari sela-sela batu. Dunia di sekelilingnya mulai terdistorsi. Langit kuil berubah menjadi pusaran bintang-bintang, dan semua suara tawa itu berubah… menjadi tangisan.

Tangisan anak-anak.

Zareena memeluk perutnya. “Berhenti! Tolong, hentikan!”

Tapi suara itu terus memanggil.

“Ree… Rere… Re…”

Suaranya terputus. Tiba-tiba, Zareena berada di tempat berbeda lagi. Kali ini, di sebuah ruangan dengan cermin-cermin besar. Bayangannya terlihat di mana-mana tapi semuanya berbeda. Dalam satu cermin, ia melihat dirinya sebagai anak kecil. Di cermin lain, ia mengenakan pakaian putih panjang seperti pengantin. Di cermin lain lagi, ia berdiri dengan mata merah menyala dan darah di tangan.

“Ini… bukan aku…” bisiknya.

“Belum,” kata sebuah suara lembut di belakangnya.

Zareena berbalik. Wanita itu kembali. Gaun putihnya kali ini tampak basah, seolah baru keluar dari danau. Rambutnya panjang, hitam, dan wajahnya masih tersembunyi dalam bayang. Tapi kali ini, ada sesuatu yang berbeda dari geraknya. Wanita itu… tampak lelah. Penuh luka.

“Siapa kamu sebenarnya?” tanya Zareena, menahan air mata.

Wanita itu mengulurkan tangannya. Tapi kali ini, Zareena bisa menyentuhnya. Jarinya dingin seperti batu. Saat bersentuhan, pandangan Zareena seketika berubah. Ia berada di masa lalu.

Gambaran itu cepat, acak, dan membingungkan. Ia melihat seorang perempuan sangat mirip dirinya melahirkan paksa dalam gelap dengan dua sosok bertopeng berpakaian hitam. Tangisan bayi terdengar, lalu disusul suara teriakan. Darah di mana-mana. Lalu perempuan itu dibawa pergi oleh sekelompok orang yang bersama dua orang yang masih mengenakan topeng.

Adegan berubah. Ia melihat anak-anak berlarian di ladang, lalu tiba-tiba semuanya lenyap dalam cahaya putih yang menyilaukan. Satu per satu mereka menghilang, menyisakan satu sosok kecil yang berdiri dan menatapnya.

Anak perempuan. Rambutnya ikal. Matanya hitam pekat. Ia memeluk bunga biru dan berkata,

“Aku akan kembali…”

Gambaran itu menghilang. Zareena kembali berada di ruangan cermin. Wanita itu masih di sana, menatapnya dengan tatapan pilu.

“Mereka menyembunyikanmu dari kebenaran. Tapi sekarang waktunya mendekat.”

Zareena mundur. “Siapa mereka?”

Wanita itu tersenyum. Tapi senyum itu tak menghibur. Justru membuat bulu kuduknya berdiri.

“Ree… kamu akan mengingat ketika waktunya tiba. Tapi sampai saat itu, jaga mereka. Jangan sampai sejarah terulang.”

Zareena membuka mulut untuk bertanya lebih jauh, tapi suara lonceng berdentang. Ruangan itu bergetar. Semua cermin retak satu per satu. Retakan itu menyebar seperti saraf, menciptakan pola rumit di udara.

Dan dalam satu retakan itu, Zareena melihat sesuatu yang membuat jantungnya berhenti berdetak sejenak.

Wajah wanita itu… wajah yang akhirnya terlihat jelas… adalah wajah yang mirip dengan dirinya sendiri dan wanita di sebelahnya membuat Zareena menutup mulutnya menahan isak tangis.

Sebelum ia bisa berteriak, dunia dalam mimpinya runtuh. Ia terjatuh ke dalam pusaran cahaya putih. Suara tawa dan tangisan kembali menggema.

“Re… Re… Re… rena… Re…”

Ia membuka mata. Zareena terbangun dengan tubuh menggigil hebat. Seluruh kulitnya basah oleh keringat dingin. Nafasnya terengah-engah, dan matanya terpaku pada langit-langit kamar.

Andra terbangun dan dengan wajah yang masih mengantuk dia menatap istrinya dengan tatapan khawatir.

“Sayang, kamu mimpi buruk ?”

Zareena tak menjawab pertanyaan suaminya. Ia menyentuh perutnya. Bayi di dalamnya menendang pelan, seolah menyadari ketakutan sang ibu. 

Zareena menoleh ke arah meja kecil di samping tempat tidur. Buku hariannya tergeletak, setengah terbuka. Ia meraihnya, tangan gemetar. Dengan tangan yang sulit dikendalikan, ia menulis

 “Dia mirip aku. Tapi bukan aku. Atau… mungkin aku di masa lain. Dalam dunia lain. Ia tahu sesuatu yang belum aku tahu. Dan dia bilang sejarah bisa terulang. Apa yang terjadi di masa lalu? Kenapa aku merasa seperti bagian dari sesuatu yang sudah lama ditinggalkan?” Andra yang membaca tulisan istrinya semakin dibuat kebingungan.

Zareena menutup buku itu, lalu memandang ke luar jendela. Cahaya bulan menyinari bunga biru yang entah mengapa kini mekar tiga kali lebih besar dari sebelumnya.

Dari bayangan jendela, ia merasa seperti ada mata yang mengawasinya. Zareena turun dan itu membuat Andra semakin heran.

 “ Hei, sayang. Kamu mau ngapain ? “ Zareena menarik tirai perlahan.

“Kenapa kamu buka tirainya !” seru Andra dan bergegas menghampiri istrinya. Tak ada siapa-siapa.Hanya angin. Dan suara lembut yang berbisik, nyaris seperti gumaman dari balik waktu.

“Kamu sudah mulai melihatnya, kan? Kebenaran perlahan datang. Tapi siapkah kamu untuk menghadapinya, Zareena?”

Ia memejamkan mata. Tapi tak berani tidur lagi. Karena ia tahu jika ia tidur, mimpi itu akan kembali. Dan mungkin akan mengungkapkan lebih dari yang sanggup ia terima.

“Apa yang terjadi sebenarnya ? Kenapa mimpi itu seakan sudah lama terjadi ?”

1
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
next
Heni Mulyani
lanjut
Yuni Anto
next Thor gpl /Angry//Determined//Angry//Determined/
Cindy
next
Cindy
lanjut
Cindy
next
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
Heni Mulyani
lanjut author
Heni Mulyani
lanjut
DISTYA ANGGRA MELANI
Lnjt up doble
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!