Tinggalkanlah suamimu yang penyakitan itu,dan kamu akan bibi jodohkan dengan orang yang lebih segalanya dari dia,Sintia....
Didalam sebuah kamar,seorang lelaki bernama Rizki Permana terbaring tidak bisa melakukan apa apa karena suatu penyakit, dan dia mendengar teriakan dari bibi istrinya yang menyuruh berpisah denganya,tanpa terasa air matanya pun perlahan turun.
Disaat Rumah tangga Rizki dan Sintia banyak ditentang keluarga Sintia.
Sementara itu di tempat lain seorang gadis sedang termenung,apakah aku benar benar telah jatuh cinta pada Rizki,tapi kan dia sudah punya istri...gumam nya.
Ya,gadis itu adalah Bela Sri Mukti,seorang putri tunggal bos besar sekaligus atasan dimana tempat Rizki bekerja.
Akankah Rizki dan Sintia bisa mempertahankan rumah tangganya...?
Dan bagai mana cara Bela memperjuangkan cinta nya.....?
Yu ikuti perjalanan kisah cinta dan perjuangan mereka hanya di NT
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 3RSEL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Masih belum sadar
"Saat ini".
Pak Heri keluar dari kantor nya dengan terburu buru.Saat sampai di parkiran,pak Heri langsung menelpon supir pribadinya yang saat ini sedang ada di kediaman nya.
"Tut....."
(halo tuan)
"Asep, sekarang kamu langsung pergi ke alamat yang sudah saya kirimkan.
(baik tuan).
"Setelah pak Heri menelpon supir nya yang bernama Asep,dia pun juga bergegas pergi menggunakan mobil nya menuju kediaman Rizki,lebih tepat nya menjemput istri Rizki.
"Diperjalanan,pak Heri mulai memikirkan apa alasan yang tepat untuk menjelaskan keadaan Rizki pada istri nya itu.
Ya,Pak Heri tidak mau kalau istri Rizki itu langsung kaget kalau mendengar Rizki sekarang berada di rumah sakit.
Tapi,yah mau tidak mau pak Heri tatap harus menjelaskan tentang keadaan Rizki yang sebenarnya.
"Setelah beberapa waktu,pak Heri pun sampai di rumah Sintia.
Dia keluar dari mobil,dan kebetulan istri dari Rizki itu sedang berada didepan rumah nya sedang menggendong anak nya.
"Permisi,ucap pak Heri.
"Sintia pun menoleh kearah pak Heri,dan Sintia pun terkejut melihat sosok bos besar dari sang suami.
"Ya pak ada apa ya?.Tanya Sintia.
Melihat istri Rizki sedang berada di teras depan rumah sambil menggendong anak nya.
"Pak Heri berjalan mendekat ke arah Sintia, dia pun memberi tahu alasan kedatangan nya.
"Begini nak Sintia.
Tapi,sebelum nya saya mohon nak Sintia tabah ya.
Mendengar ucapan pak Heri,Sintia pun mulai menerka apa yang akan di katakan pak Heri.
"Begini nak Sintia,saat ini,sebenarnya Rizki sedang berada di rumah sakit di kota xxx.
"Duar...........".
Bagai disambar petir.
"Sintia mematung,mendengar kabar bahwa suaminya sedang berada di rumah sakit.
Dia pun mulai menetes kan air mata.
"Mas...mas Rizki,gumam nya.
Melihat reaksi dari Sintia yang amat terpukul.
"Pak Heri buru buru menjelaskan maksud kedatangan nya,yang mana bukan hanya memberi tahu kabar tentang Rizki.
Tapi juga mengajak Sintia,untuk pergi ke rumah sakit tempat Rizki dirawat.
"Begini nak Sintia,saya kesini juga ingin mengajak anda agar berangkat bersama saya ke rumah sakit.
"Nak Sintia tenang saja.
Karena saat ini Rizki sudah ditangani oleh tim dokter.Untuk lebih detail nya,lebih baik kita tanyakan langsung nanti disana pada putri saya.
"Sintia pun langsung mengangguk.Baik pak, kita berangkat sekarang.
......................................................................
"Di Tempat lain".
"Saat ini Sukaesih tersenyum lebar,mendengar kabar dari orang suruhan nya,bahwa saat ini Rizki tengah dirawat di rumah sakit.
"Hmm....bagus sekali.
Ternyata tidak sia sia saya mengeluarkan uang untuk mencelakai suami mu Sintia.
"Haaa...haaa.......".
Kita lihat saja,bagai mana kamu akan bertahan pada pendirian mu kalau suami mu sudah tidak ada.
Ya,ternyata itu adalah rencana Sukaesih,yang menyuruh OB yang bernama Deden,untuk menaruh racun pada kopi yang di minum oleh Rizki.
"Sukaesih percaya,lambat laun Rizki akan meninggal Karna racun tersebut.
Bahkan tak tanggung tanggung.Untuk memulai rencana nya,sukaesih memesan racun dari kenalan OB yang di suruh nya itu yang berada diluar pulau.
"Bahkan,kenalan OB tersebut juga menjelaskan pada Sukaesih,bahwa efek racun tersebut bisa merusak organ dalam dengan perlahan,dan tidak ada penawarnya di tempat lain.
"Kecuali,penawar racunnya itu,langsung di ambil ke tempat asal si pembuat racun itu sendiri.
...............................................................................
"Di Rumah sakit".
"Bela tengah termenung disamping Rizki yang belum juga sadar.Bahkan,Bela sepanjang malam tidak tidur demi menjaga Rizki.
Dari penjelasan dokter,seharusnya Rizki akan sadar beberapa jam setelah di beri obat. "Ya,Walaupun obat itu bersifat hanya menghambat racun agar tidak cepat menyebar saja.
Bahkan sampai saat ini dokter sedang kebingungan,sebenarnya hasil dari pemeriksaan laboratorium rumah sakit nya sudah keluar.
Tapi yang membuat dokter bingung adalah.
Dari hasil pemeriksaan laboratorium,racun di tubuh Rizki adalah jenis racun langka,yang mana di dunia medis belum ada yang berhasil membuat penawar racun jenis tersebut.
"Sementara saat ini,Bela sedang menunggu Rizki,tiba tiba pintu kamar terbuka,hingga menampilkan seorang perempuan cantik membawa anak laki laki dalam gendongan nya.
"Ya,ternyata yang datang itu,tidak lain adalah Sintia,istri dari Rizki dan di susul pak Heri di belakang nya.
Bela pun bangkit menyingkir dari sisi Rizki,memberikan tempat pada Sintia yang sangat terlihat khawatir itu.
"Mas.....mas......".
Sintia mendekat kearah Rizki yang sedang terbaring.Setelah berada disamping Rizki,ia pun mulai menangis sesenggukan.
"Kenapa mas.......?
Apa sebenarnya yang terjadi.......?
Dalam tangis nya,dia mengusap usap kepala Rizki.
Sintia yang saat ini sedang menggendong anaknya,dia langsung memeluk sang suami.
"Mas bangun mas......bangun".
Bukan kah mas sudah janji,kalau mas pulang, akan mengajak aku dan Ilham jalan jalan.
"Lihat lah anak kita mas.
Apa kamu gak kasihan......hiks....hiks......
Sambil menangis,Sintia pun terus saja memanggil manggil sang suami.
"Sementara itu.
Pak Heri juga mendekap Bela putri nya.
"Dalam dekapan ayahnya,Bela masih bisa melihat,bagai mana Sintia yang terus berusaha mengajak Rizki berkomunikasi.
"Dalam hatinya,Bela juga merasa prihatin pada Sintia.
"Bela bisa melihat,cinta,kasih sayang dan ketulusan dalam diri Sintia.
"Beruntung banget kamu Ki.
Pantas saja,kamu selalu terlihat membatasi diri dengan wanita lain,walau pun di tutupi dengan keramahan mu.
Ternyata kamu sangat menjaga perasaan istrimu.
"Apakah aku tidak punya kesempatan lagi,gumam nya dalam hati.
"Bela pun menggelengkan kepalanya tanpa sadar,aduh apa yang aku fikiran.
Pak Heri pun melerai pelukan nya dan melihat ke arah Bela,kamu kenapa sayang?.
"Bela,yang ditatap sang ayah,langsung gelagapan salah tingkah.
"Ti..tidak.....pah,Bela tidak apa apa.
Pak Heri hanya tersenyum melihat putri nya itu.
Sementara,di sisi lain.
"Sintia yang mulai tenang,dan sudah tidak menangis lagi,walau pun masih terlihat bahu nya masih bergetar,seperti menahan sesuatu yang sulit dijelaskan.
"Sintia pun berbalik,dan menatap kearah Bela.
Dua wanita cantik sekarang sedang saling tatap.
Entah lah,apa sebenar nya yang sedang dua wanita itu pikirkan.Seperti saling terhubung dan saling terkoneksi.
"Sintia bisa melihat,raut wajah khawatir dari Bela pada suaminya,yang mana akan terlalu terlihat berlebihan,bila sikap itu di tunjukan kalau hanya untuk sebatas atasan ke pada bawahan nya.
Dia juga merasa ada sesuatu yang lain yang menggangu fikiran nya,entah apa itu.
"Tapi,insting nya sebagai seorang istri sangat kuat,dan yakin dengan pemikiran nya,tapi segera dia mengabaikan kegamangan hatinya itu.
"Huh....Sintia menghembuskan nafas nya pelan,dan menghampiri Bela.
"Terima kasih Bu Bela.
Terima kasih,telah menjaga suami saya.
Mendengar Sintia berterima kasih pada nya, Bela pun tersenyum canggung.
"Tii...tidak apa apa,Itu sudah kewajiban saya,apa lagi Rizki seperti ini ketika sedang bersama saya.
Saya yang seharusnya minta maaf,karena tidak langsung memberi tahu mba Sintia,dan malah menelpon ayah saya,karna waktu itu saya bingung dan panik,karna tiba tiba saja Rizki jatuh pingsan.
"Dan satu lagi,jangan panggil saya Bu dong,panggil saja saya Bela.
Karena seperti nya umur kita tidak terpaut jauh.
"Sintia pun tersenyum tipis.
Maaf,seperti nya saya merasa tidak sopan,kalau langsung menyebut langsung nama dari atasan suami saya.
"He.he..he..."Bela pun terkekeh.
Tidak tidak,panggil saja saya Bela.Jangan terlalu canggung begitu.
Hmm...lebih baik kita berbicara diluar saja, biar lebih leluasa,biar papah saya saja yang menjaga Rizki. Iya kan pah.
Iya nak Sintia,biar saya yang menjaga Rizki dan sebaik nya baringkan saja dulu disini anak laki laki tampan mu itu,kalau terbangun nanti saya yang akan menggendongnya,hitung hitung latihan menjaga cucu,kata pak Heri melirik Bela sambil tersenyum sinis.
"Sintia pun mengangguk,baik terima kasih sebelumnya nya,maaf merepotkan.
Dua wanita pun kini keluar menuju taman rumah sakit.
Setelah sampai di taman,Sintia dan Bela duduk di salah satu bangku taman yang ada disana.
Jadi, gimana Bu Bela,bagai mana suami saya bisa tiba tiba pingsan,karena ini baru pertama kalinya suami saya seperti ini,dan apa kata dokter tentang kondisi suami saya.
"Kok panggil saya Bu lagi sih.
Panggil Bela aja,kamu juga tidak keberatan kan,kalau saya memanggil dengan sebutan ka Sintia.
"Iya iya ga apa apa.Ucap Sintia canggung.
'Begini ka Sintia.
Kata dokter,kemungkinan Rizki ini terkena racun.
Dan dokter juga belum bisa mengambil tindakan.
Karna harus memastikan dulu jenis racun nya.Dan sekarang tim dokter juga sedang melakukan uji lab,tinggal menunggu hasil nya keluar.
3R_SEL