semoga kalian suka yaww makasihh♥️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jestimjaber, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 16
Sesampainya di kantor Vincent, ia langsung keluar dari mobil dengan menggunakan pakaian sangat tertutup ia mengikuti salah seorang bodyguard untuk menuju ke lorong ia berhenti tepat di samping Lift khusus CEO. Saat ia menoleh Betapa terkejut nya ia melihat Ada Arshen juga sedang berdiri tepat di lift samping nya.
'Astaga itu bukan nya kak Arshen, dia baru sampai kayak nya'
Tak lama Lift terbuka Alice dan kedua bodyguard itu masuk ke dalam lift menuju ke lantai enam lantai khusus sang CEO. Ia dibukakan pintu lalu ia masuk. Terlihat Vincent sedang duduk di kursi kebesaran nya
" Permisi pak" ia melangkah maju mendekati Vincent
" iya, duduk" Alice langsung duduk tepat di depan Vincent
" pak saya mau tanya deh ke__" Vincent memberikan isyarat Alice untuk diam
" papa kamu engak bisa datang, kamu saya yang mengajari saja. Ini ada berkas yang harus kamu baca" Seketika bola mata Alice melotot
" pak saya baru sampai lo pak saya cape banget, bentar ya saya istirahat dulu" Vincent menggeleng
" bukan kah kelas kamu harus nya sampai jam sepuluh saja, Tidak ada kelas yang sampai empat jam Alice" Alice mendengus kesal
" saya ada kerja kelompok bapak, bapak kan dosen pasti tau dong hal hal kaya gitu" belum sempat Vincent jawab tiba tiba saja ada yang mengetuk pintu
Tok tok tok
" masuk" seorang wanita cantik dengan pakaian kerja lengkap memasuki ruangan tersebut
" permisi pak, saya mau menyerahkan hasil interview para karyawan baru tadi" wanita tersebut meletakkan beberapa berkas di atas meja
" iya, terimakasih" wanita tersebut hanya mengangguk saja
" kalo gitu saya permisi dulu, mohon telah menganggu waktu nya. Mari nona" Alice hanya tersenyum saja sembari mengangguk
Alice langsung menatap Vincent ia terlihat sibuk menata berkas yang baru saja di berikan oleh wanita itu
" kenapa bengong? Kerjakan sekarang" ia kembali menyodorkan beberapa berkas tadi
" pak saya mau tanya, apakah ada karyawan baru bernama Arshen Abisema?" Vincent terdiam sembari menatap Alice, setelah beberapa detik ia kembali menata berkas nya
" kamu lihat saya belum buka berkas berkas nya bukan? Mana saya tau" Alice hanya memutar bola mata nya malas. Ia mengambil berkas yang tadi lalu berjalan ke arah sofa dan duduk disana
Sekitar satu jam sudah Alice membaca serta melihat lihat isi berkas tersebut, hingga tak terasa ia tertidur pulas di atas sofa. Vincent melirik ke arah sofa setelah pekerjaan nya selesai dan betapa terkejut nya ia melihat Alice palah tertidur namun entah kenapa ia justru tersenyum melihat wajah cantik itu tertidur pulas
Ia langsung berdiri dan melangkah kan kaki ke arah sofa, ia berlutut di depan Alice menatap wajah cantik itu sembari menyingkirkan rambut yang menghalangi wajah cantik nya
" Alice Alice bangun" ia mengelus elus lengan Alice, pelan pelan Alice membuka mata nya
" huam.. bentar lagi Lima menit lagi" Vincent hanya geleng geleng saja
'bagaimana dia akan memimpin perusahaan kalo seperti ini'
"Alice bangun, kalo papa mu datang kesini dan melihat mu seperti ini pasti kamu akan dimarahi" seketika Alice langsung membuka mata
" bapak mengancam saya?" ia langsung menegakkan duduk nya
" siapa yang ngancam kamu, ayolah lah Alice profesional sedikit ini demi masa depan keluarga mu lo" Alice mengambil nafas dalam dalam lalu menghembuskan nya, ia tersenyum kecut ke arah Vincent
" oke baiklah bapak vincent akan saya baca" Vincent langsung berdiri dan hendak kembali ke kursi nya
" eh pak sebentar, ada yang mau saya tanyakan" Vincent langsung berbalik badan, sembari mengangkat satu alis nya
" kenapa bapak selalu menyuruh saya memakai atribut seperti tadi kaya jaket, kacamata, masker topi itu tuh buat saya gerah bapak" omel Alice
" Alice dengar kamu masuk ke ruang CEO dan kamu itu perempuan bagaimana kalo kamu dicurigai oleh mereka dan kamu jadi bahan omongan karena dekat dengan saya, soalnya jarang ada wanita kecuali ibu saya yang berani dan diperbolehkan masuk ke ruang CEO" Alice langsung mengerutkan dahi nya
" ya tapi kan saya bisa menjelaskan kalo saya itu__" Vincent langsung menyela ucapan nya
" susah Alice, lebih baik cari aman tidak ada yang berani mencari tau kamu tenang saja" tiba tiba Vincent mendekat ke arah wajah Alice
"dan saya tidak mau wanita saya dikenali oleh banyak orang, karena itu akan membuat musuh saya mengenali kelemahan saya" seketika jantung Alice berdetak sangat kencang
'apa maksud pak Vincent? Dia benar benar menyukai ku, sampai dia mengatakan aku wanita nya?'
Setelah ia tersadar ia tidak lagi melihat Vincent ada di depan nya, ternyata pria itu sudah duduk di kursi kebesaran nya
" Alice kamu mau makan apa biar saya pesan kan" ucap Vincent, Alice langsung menatap pria tersebut
" em tidak usah pak saya bisa_" lagi lagi Vincent memotong ucapan Alice
" tidak boleh ditolak, mau makan apa cepat katakan" Alice terlihat berfikir
" geprek aja pak sambel ijo sama boba rasa__" Vincent langsung memotong kembali ucapan Alice
" engak usah geprek geprek mending ayam bakar sama sate aja engak usah pedes, minum nya jus aja mangga cemilan nya mau apa?" seketika Alice syok mendengar ucapan Vincent
" kalo gitu ngapain tanya nyebelin banget, engak usah cemilan engak jadi laper" Alice kembali membuka berkas berkas nya terlihat ia sangat marah. Vincent hanya terkekeh saja
Tiba tiba mereka dikagetkan dengan kedatangan papa Vincent, yang masuk tidak mengetuk pintu
Ceklek
Vincent dan Alice langsung menoleh ke arah pintu, mereka berdua terlihat terkejut bagaimana tidak tiba tiba ada orang masuk begitu saja
" Papa astaga ngagetin saja, ketuk pintu dulu kenapa si pa" ucap Vincent, sedangkan Alice terlihat gugup
" maaf tadi papa__" papa Vincent melihat Ada wanita di dalam ruangan putra nya itu
" ha halo om" Alice merasa sangat gugup dan malu
" kenalin pa ini Alice putri nya om jakson pa" raut wajah papa nya langsung berubah senang
" oh iya iya, Apa kabar nak?" Alice langsung mencium punggung tangan papa dosen nya itu
" Alhamdulillah baik om, om bagaimana kabar nya?" papa Vincent tersenyum
" Alhamdulillah baik juga nak" lalu setelah itu berbalik menatap Vincent dan membicarakan sesuatu yang entah apa Alice tidak tau
Setelah lumayan lama kedua pria tersebut ngobrol papa Vincent berjalan menghampiri Alice yang sedang duduk di sofa
" Nak, papa sama mama kamu bagaimana kabar nya?" tanya papa Vincent
" Alhamdulillah baik om" ia jawab dengan sedikit malu-malu
Terlihat Vincent berjalan mendekati papa nya dan Alice, ia duduk di samping Alice
" om jakson meminta tolong aku buat ngajarin bisnis Alice pa" Papa langsung tersenyum
" oh iya? Wah bagus itu nak, ah iya nak bukan nya kamu masih kuliah?" Alice mengangguk
" iya om masih, baru semester tiga ini" Papa Vincent mengangguk
" yang rajin kuliah nya ya, jadi anak yang baik nurut sama mama papa" nasehat papa Vincent
" hehe..iya om" Lalu papa vincent berdiri, ia merapikan pakaian nya
" Papa pulang dulu Vincent, papa pulang dulu ya nak salam buat mama sama papa" Alice mengangguk, lalu ia mencium punggung tangan papa nya begitupun Vincent setelah itu sang papa pergi dari ruangan Vincent
Papa dan mama Vincent sudah mengetahui bahwa putra nya saat ini sedang dekat dengan anak dari sahabat nya papa nya sendiri. Mereka justru senang karena memang mereka sangat berharap Alice bisa bersatu dengan Vincent
" Pak saya bosan banget boleh pulang engak?" Vincent yang sedang memainkan ponsel nya langsung ia matikan begitu saja
" Alice kita sedang tidak bercanda ya, mana bisa pulang begitu saja" Alice palah kesal ia membanting berkas yang ada di pangkuan nya
" bapak kira saya engak bisa kesal? Dari pulang kuliah saya kesini sampai se sore ini maksud bapak apaan mau menyiksa saya?" ia berbicara sedikit meninggikan suara nya
" tapi kamu beli dapat apa apa hari ini Alice, kamu barusan kan tidur" Alice langsung berdiri mengambil tas nya
" bodoamat, hari engak cuma sekarang doang besok besok masih bisa. saya mau pulang" Ia langsung berjalan keluar namun sayang nya pintu tidak bisa dibuka
"Kok engak bisa dibuka, pak bukain pintu nya!" Vincent palah tersenyum ia melangkah mendekati Alice
" kamu boleh keluar dari ruangan saya tapi kamu jawab dulu pertanyaan saya yang kemarin" Alice tampak binggung, pertanyaan yang mana?
" pertanyaan apa sih pa, yang dikampus?" Vincent menggeleng
" terus apa si, ngomong yang jelas dong pak" Entah kenapa tiba tiba perut Alice terasa kram, ia langsung mencengkram perut nya
" Aduh aduh pak aduh perut ku" wajah Vincent yang tadinya tersenyum langsung berubah panik
" kamu kenapa lice, perut mu sakit lagi? Kamu belum makan, ayo duduk dulu" Vincent membantu Alice untuk duduk
Entah kenapa rasa sakit nya semakin bertambah, alice sampai mencengkram kuat jaz yang dipakai Vincent ia bersandar di dada bidang Vincent seketika aroma parfum nyg tercium jelas
" kita ke rumah sakit saja ya?" Alice menggeleng
" engak mau hiks hiks" Dengan ragu ragu Vincent mengelus kepala Alice yang bersandar di dada bidang nya. Perlahan rasa sakit diperut nya mereda namun ia masih terus memeluk erat tubuh Vincent
ketika rasa perih di perut nya mereda Alice mendongak menatap Vincent yang juga sedang menatap diri nya
" perut kamu udah engak sakit?" tanya vincent Alice tidak menjawab ia terus menatap Vincent
" pak sa saya" Vincent menautkan kedua Alis nya, ia penasaran apa yang akan dikatakan oleh Alice
" ah engak jadi semua ini gara gara bapak saya jadi telat makan perut saya sakit lagi kan" ia melepas pelukan Vincent dan mengomeli nya. Vincent hanya diam saja ia sedikit terkejut sebenarnya
" kenapa kamu jadi marah marah si, saya sudah nolong kamu lo" Hening tidak ada jawaban Alice duduk termenung entah kenapa sikap Alice tiba tiba beda
" Alice, saya cinta sama kamu" Alice langsung menatap kedua bola mata Vincent, kedua mata nya beradu tatap, membuat jantung Alice berdetak tidak karuan. Namun ia langsung mengalihkan pandangan nya
"sa saya mau pulang pak, pasti papa sudah cari saya" Alice hendak berdiri dan langsung ditarik oleh Vincent
" saya sudah kabari papa kamu dia tidak akan khawatir, duduk lah. Saya kira kamu sudah cukup dewasa untuk membicarakan soal seperti ini" Alice terlihat malu malu ditatap Vincent
" jawab Alice jangan diam saja saya tidak sedang bicara dengan patung kan?" tidak seperti biasa Alice akan memberontak ia justru terus menunduk. Vincent tau mungkin bagi alice ini sangat buru buru
" papa dan Mama mu sudah tau soal ini Alice, keluarga saya juga tidak menentang. Saya tidak akan memaksa kamu untuk menjawab sekarang pikirkan lah baik baik saya harap jawaban kamu dapat membuat saya senang" Vincent menatap ponsel nya lalu ia beranjak dari duduk nya dan berjalan ke arah pintu
Ternyata ia mengambil pesanan nya tadi, ia membawa dua kantung kresek lalu ia menata nya di meja, alice masih diam saja
" Makan dulu nanti perut mu sakit lagi, saya ambil piring dulu" Alice melirik makanan yang ada di depan nya itu terlihat enak pikir nya
Setelah itu Vincent menyiapkan semua makanan nya dan Alice hanya tinggal makan saja
" pak, kapan kapan beli lah di warung nya teman saya enak enak tau makanan nya." Ucap Alice tiba tiba, Vincent melirik Alice sebentar
" teman kamu yang mana?" tanya nya
" aduh susah jelasin nya pokok nya teman SMA saya kapan kapan deh saya kenalin" entah kenapa Vincent sedikit kesal mendengar nya
" memang nya teman mu itu jualan apa?" Vincent masih terus mengunyah makanan nya
" kaya warung makan kecil kecilan gitu lah enak kok pak engak kalah sama makanan makanan restauran deh pokok nya" ternyata benar kata papa nya Alice bukan tipe gadis yang sombong apalagi suka menghina orang yang berada di bawah nya
" oke, kapan kapan saya kesana"
setelah mereka selesai makan Vincent dan Alice segera pulang karena memang waktu sudah sore.
pikirannya maen aja sm temen cwo nya