Dara Clarita yang baru saja keluar dari rumah sakit setelah kecelakaan yang menimpanya hingga membuatnya lumpuh di paksa untuk menandatangani surat perceraian yang di berikan suaminya saat itu juga.
Bagaimana dia bisa menjalani kehidupannya setelah di ceraikan oleh suaminya karena kelumpuhan yang di deritanya?
Sanggupkah Dara melewati semua ini dan menemukan kebahagiaannya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bersama
Hari ini Jordan kembali menemani Dara untuk melakukan terapi karena memang wanita itu akan melakukan terapinya seminggu 3 kali dan itu semua sudah di jadwalkan sendiri oleh Jordan agar semuanya berjalan dengan lancar.
" Kamu sudah siap?" Tanya Jordan yang melihat bahwa dara sudah siap dengan penampilannya hari ini.
Wanita itu menganggukkan kepalanya karena dia memang sudah siap sejak tadi. Entah mengapa dia merasa sangat bahagia hari ini karena pagi tadi dia sudah bisa menggerakkan kakinya sendiri.
Melihat Dara yang ntar saya tersenyum seperti itu membuat Jordan merasa penasaran apa yang membuat wanita itu terus tersenyum sejak tadi.
Apa Dara sudah bisa menerima kehadirannya saat ini? tiba-tiba saya senyum dari Jordan aku mengembang dengan sempurna.
" Dara, kenapa kamu terlihat sangat bahagia sekali hari ini? apa kamu mau menangkan materi atau undian?" Tanya Jordan.
Dia penasaran dengan tingkah laku Dara pagi ini. Rasa penasarannya membuat Jordan merasa ikut hanyut kedalam senyuman wanita itu.
" Kenapa mengatakan bahwa aku memenangkan undian? tidak bisa kah kamu mengatakan hal yang lebih masuk akal lagi?" Dara balik bertanya pada Jordan karena pria itu bertanya hal yang tidak masuk akal menurutnya.
" Lalu kenapa? katakan padaku kenapa kamu terlihat sangat bahagia sekali pagi ini? apa itu berkaitan dengan diriku? jika memang iya maka aku akan sangat bangga untukmu. Ternyata kamu sudah benar-benar membuka hatimu untukku." Ucap Jordan.
Dia berharap banyak pada Dara untuk membuka hatinya dan menerima kehadiran Jordan di sisinya.
" Aku tersenyum bahagia bukan karena memenangkan undian atau pun kamu. Aku bahagia karena aku sedang bisa menggerakkan sebelah kakiku sendiri walau rasanya tetap sulit. Tapi aku bisa, aku bisa melakukannya sendiri pagi tadi."
" Benarkah?" Tanya Jordan dengan perasaan yang begitu bahagia.
Apalagi dia juga melihat bagaimana Dara yang terlihat sangat bahagia dengan apa yang disampaikannya tadi.
" Aku bahagia. Aku benar-benar bahagia untuk mu Dara." Jordan sampai memeluk Dara tanpa dia sadari karena terlalu merasa terlalu bahagia dengan berita ini.
Begitu juga dengan Dara sendiri. Dia juga diam saja saat pria itu memeluknya dan ada perasaan hangat yang menjalari dirinya saat ini.
Dara tidak pernah merasakan pelukan sehangat ini. Sungguh, pelukan Jordan membuatnya tenang dan bisa merasakan ketulusan di dalamnya.
Jordan sendiri tiba-tiba tersadar dengan dirinya. Apa yang telah dia lakukan saat ini? kenapa dia bisa memeluk Dara?
" Astaga Jordan, kau bodoh sekali hah? kenapa kau memeluk Dara? bagaimana jika dia marah nanti?" Tanya Jordan salak hatinya.
Dia tidak ingin Dara salah paham padanya hingga membuat wanita itu kembali menjauhinya.
Jordan sudah berjuang banyak untuk itu, jadi dia tidak mungkin merusak apa yang telah di bangun selama ini.
Secepat mungkin dia harus meminta maaf pada Dara agar wanita itu tidak semakin salah paham dengan dirinya.
" Dara, maaf. Aku tidak bermaksud melakukan hal seperti itu pada mu. Aku hanya ikut merasakan kebahagiaan mu. Aku--"
" Sudah ayo pergi. Nanti kita terlambat bertemu dengan dokter. Aku tidak ingin dokter menunggu kita." Ucap Dara yang mencoba mengalihkan pembicaraan di antara mereka karena sejujurnya dia juga merasa canggung atas apa yang telah terjadi di antara mereka tadi.
" Tapi aku minta maaf dan katakan bahwa kamu akan memaafkan aku Dara."
" Sudahlah, kita bisa membicarakannya nanti. Sekarang ayo pergi lebih dulu."
Bersambung ❤️