NovelToon NovelToon
Menjadi Ibu Pengganti Putra Presdir

Menjadi Ibu Pengganti Putra Presdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Duda / Anak Genius / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Keluarga / Suami ideal
Popularitas:6.7k
Nilai: 5
Nama Author: Hernn Khrnsa

Dua kali gagal menikah, Davira Istari kerapkali digunjing sebagai perawan tua lantaran di usianya yang tak lagi muda, Davira belum kunjung menikah.

Berusaha untuk tidak memedulikannya, Davira tetap fokus pada karirnya sebagai guru dan penulis. Bertemu dengan anak-anak yang lucu nan menggemaskan membuatnya sedikit lupa akan masalah hidup yang menderanya. Sedangkan menulis adalah salah satu caranya mengobati traumanya akan pria dan pernikahan.

Namun, kesehariannya mendadak berubah saat bertemu Zein Al-Malik Danishwara — seorang anak didiknya yang tampan dan lucu. Suatu hari, Zein memintanya jadi Ibu. Dan kehidupannya berubah drastis saat Kavindra Al-Malik Danishwara — Ayah Zein meminangnya.

"Terimalah pinanganku! Kadang jodoh datang beserta anaknya."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hernn Khrnsa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

MIPPP 03 — Merindu Kasih Sayang

Pukul sebelas siang, Kavindra secara sengaja menghentikan semua aktivitasnya saat itu juga. Padahal ia tengah diburu sebuah project yang sangat penting dan tenggat waktunya sudah sangat dekat.

Tapi, apa boleh buat, demi memenuhi keinginan sang ibu tercinta, Kavindra harus rela membagi waktunya antara kerja dan menjemput Zein dari sekolah barunya.

Sebenarnya, mudah saja bagi Kavindra untuk menyuruh sopir ataupun mempekerjakan seorang baby sitter khusus untuk mengantar-jemput Zein. Namun, usulan itu ditolak mentah-mentah oleh ibunya.

Ibunya itu mengatakan bahwa bonding antara Kavindra dan Zein kurang dekat. Seringnya, Zein bermain dan bermanja dengan pamannya sementara Kavindra sibuk bekerja dan bekerja.

Bukan tanpa alasan Kavindra terus sibuk dengan pekerjaan dan mengurusi perusahaan multinasional miliknya. Semenjak bercerai dengan Lauren empat tahun silam, Kavindra seolah menarik diri dari dunia Zein dan memilih sibuk pada pekerjaannya.

Melihat Zein, Kavindra selalu merasa ingat dengan bagaimana Lauren mencampakkannya dahulu. Karena hal itu, Zein kehilangan kasih sayang dari orangtuanya.

Tetapi, syukurnya, Zein adalah anak yang patuh dan pengertian. Meski Kavindra jarang menghabiskan waktu dengan Zein, tetapi anak kecil itu tetap menyayangi Kavindra sebagaimana mestinya.

Kavindra menghela napas saat mobilnya terjebak macetnya Ibukota. Ia berdecak kecil dan memukul stir kemudi mobilnya pelan. "Da*n! Kenapa harus macet di jam seperti ini," gumamnya merasa kesal.

Di Kinder School, Zein tampak berdiam diri di area parkir, tepatnya di sebuah tempat tunggu khusus anak-anak. Kaki kecilnya menendang kerikil-kerikil di tanah merasa kesal dengan ayahnya sendiri.

"Papa bohong lagi sama Zein," gumamnya merasa sedih.

Pada saat itu, Davira secara kebetulan baru saja keluar dari ruang guru. Menangkap bayangan kecil di area parkir, matanya memicing, merasa mengenali sosok kecil yang berjongkok di sana.

"Zein?" panggilnya ragu. Kepala anak kecil itu menoleh dan memandang Davira sedih. "Zein belum pulang, Nak? Di mana Papa Zein?" tanya Davira seraya meraih tangan kecil anak itu.

Secerdas apapun Zein menyembunyikan air matanya, Davira tetap bisa melihat genangan air menumpuk di bawah pelupuk mata anak itu. Zein menatapnya sendu, hatinya berkata ingin menangis, tapi otaknya berkata anak laki-laki tak boleh cengeng.

"Zein, mau Miss peluk?" tawar Davira iba melihat Zein yang diam menahan tangis sedari tadi. Mengangguk kecil, Zein lalu menghambur ke dalam pelukan Davira dan menuang tangisnya di sana.

Davira sedikit terkejut dengan aksi Zein yang tiba-tiba itu, namun tangannya tetap mengusap punggung Zein dengan pelan dan penuh kasih sayang. Sedetik kemudian isakan kecil Zein terdengar.

"Papa jahat, Miss. Papa bohong lagi sama Zein," adu Zein. Tangan kecilnya merangkul bahu Davira. Dengan sabar, Davira menunggu sampai isakan Zein mereda.

"Zein sudah selesai nangisnya?" tanyanya saat Zein melepas pelukan pada bahunya. 

Anak kecil itu mengangguk kemudian mengusap pipinya yang basah. 

"Mau cerita sama Miss?" tanya Davira lagi.

Zein kembali mengangguk, lalu Davira mengajaknya untuk duduk di sebuah kursi tunggu. Zein mengikutinya dengan patuh, padahal Zein bukanlah tipe anak kecil yang bisa langsung menurut apalagi jika ia baru mengenal orang tersebut.

Tetapi, tampaknya Davira tidak termasuk. Sebab, meskipun mereka baru bertemu tadi pagi, Zein sudah langsung merasa aman dan nyaman berada di dekat Davira.

"Zein, Miss mau tanya, boleh?" tanya Davira setelah mereka menemukan tempat duduk yang lebih nyaman.

Zein tampak mengangguk kecil di sampingnya. Davira tersenyum melihat Zein dari samping. Ia berpikir, Zein itu anak yang lucu dan unik. 

Bayangkan saja bagaimana Davira dibuat tak bisa berkata saat tadi pagi Zein secara terang-terangan memintanya menjadi Ibu untuknya.

"Kenapa Zein menangis tadi? Zein sedih karena belum dijemput Papa Zein?" tanya Davira dengan hati-hati.

Zein tampak merengut, bibirnya mengerucut dan melipat tangannya di depan dada. "Zein kesal sama Papa, Miss! Papa janji mau jemput Zein tapi sampai sekarang Papa belum juga datang!" adu Zein yang membuat Davira terkekeh.

"Oh, begitu. Papa Zein mungkin masih dalam perjalanan, sebentar lagi pasti sampai, kok," bujuk Davira lembut. 

Zein kemudian mendongak menatap Davira. Memandangi sosok perempuan dengan hijab putih yang menutupi kepalanya itu.

"Miss belum jawab pertanyaan Zein tadi pagi, lho." Zein mengangkat kepalanya, memandang Davira dengan intens.

"Pertanyaan Zein yang mana, ya, yang belum Miss jawab?" tanya Davira pura-pura lupa. Zein kembali mengerucutkan bibirnya.

"Ish, Miss! Yang ituloh, Miss mau gak jadi Ibunya Zein? Soalnya Miss itu cocok sama Papa," cetus Zein penuh kejujuran yang sontak membuat Davira tak habis pikir.

"Kenapa Zein tanya kayak gitu?" Davira balik bertanya. Belum sempat Zein menjawab, sebuah mobil Mercedes berhenti tepat di pelataran parkir. Melihat mobil itu, Zein langsung memasang raut wajah bahagianya.

"Papa!" pekiknya senang sambil berdiri dan melompat senang. 

Lalu, seorang pria dengan setelan jas lengkap keluar dan menghampiri keduanya. Melihat Kavindra datang, akhirnya Davira tersenyum lega.

"Papa kenapa baru jemput Zein?" tanya Zein dengan melipat kedua tangannya di dada.

"My bad, little boy. Papa kena macet tadi," jawab Kavindra setengah membujuk. "Maaf, ya? Zein sudah lama menunggu?"

Melihat interaksi ayah dan anak itu, hati Davira mendadak menghangat. Ia berandai, jika ia sudah menikah dan memiliki anak, pemandangan seperti inilah yang akan sering dilihatnya.

Kavindra menatap Davira sedikit canggung. "Selamat siang, Miss. Sebelumnya terimakasih sudah menjaga Zein," kata Kavindra tak enak hati. Davira hanya menanggapi dengan senyum.

"Oh, tidak apa-apa, Pak Kavindra. Zein anak yang baik," jawab Davira tak kalah canggung. Setelah itu, Kavindra mengajak Zein untuk pulang bersamanya. Zein tampak melambai-lambaikan tangannya pada Davira.

"Miss, besok aku tunggu jawabannya, ya!" teriaknya sebelum memasuki mobil. Mengundang tanya Kavindra akan hal apa yang Zein tanyakan sampai-sampai harus menunggu besok.

"Jawaban apa yang Zein minta dari Miss Dav?" tanya Kavindra saat keduanya telah duduk di dalam mobil. Kini, Kavindra sibuk memakaikan safety belt pada tubuh mungil Zein.

Anak kecil itu mengangguk dengan antusiasnya. "Zein cuma minta Miss Dav jadi Mami Zein," jawab Zein dengan polosnya. Mendengar jawaban itu Kavindra sontak menepuk keningnya sendiri.

"Oh, Zein. How can you asking someone to be your mother?" tanya Kavindra tak habis pikir. "Zein tidak boleh seperti itu, Nak." Kavindra memperingatkan Zein sambil menghela napas panjang. 

Sedangkan di sampingnya, Zein memandang ayahnya tak berkedip. Zein hanyalah anak-anak yang kadang rindu kasih sayang seorang ibu.

Pria tiga puluh dua tahunan itu hanya menghela napasnya panjang kemudian menyalakan mobilnya lalu meninggalkan area parkir Kinder School. Saat melewati gerbang, Kavindra tak sengaja melihat Davira selama beberapa saat.

"Siapa yang ajarin Zein kayak gitu?" tanya Kavindra di tengah-tengah perjalanan mereka. Zein yang semula menatap ke arah jalanan mendadak memandang papanya yang sibuk menyetir itu.

"Uncle," jawab Zein singkat yang membuat Kavindra menggerutu dalam hati.

"Uncle? Uncle yang bilang kayak gitu?" ulang Kavindra memastikan. Lalu, Zein mengangguk mantap. 

"Awas saja dia nanti, akan kuhajar dia karena sudah mengajari anakku hal yang macam-macam!" gerutu Kavindra pelan, kemudian mulai mengemudikan mobilnya ke jalanan. 

Yang menjadi pikiran Kavindra sekarang adalah bagaimana ia harus menjelaskan tingkah Zein kepada guru barunya itu? 

1
〈⎳Mama Mia
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
〈⎳Mama Mia
wuihhh, selina muncul. harus emak jadi emaknya davira/Smug//Smug/
〈⎳Mama Mia
sing narsis malah anake 😂😂
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Good job 👍
🦆͜͡⍣⃝ꉣꉣᵘᵐᵐᵘᏦ͢ᮉ᳟🤎𝐀⃝🥀●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Akhirnya ketakutan Kavindra dan Davira tidak terjadi, entah apa yg diinginkan dari Papa nya Kavindra itu belum terlalu kelihatan
🦆͜͡⍣⃝ꉣꉣᵘᵐᵐᵘᏦ͢ᮉ᳟🤎𝐀⃝🥀●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Wah ternyata ada yg sudah bergerak mendekati Komisaris tempat Kavindra bekerja semoga ngasih bonus yang baik tidak untuk menekan Davira
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Betul 🤭👍
HK: 😁😁😁🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Bingung jg ya 😒
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Rasain,makanya jgn jahil 🤭🤣🤣
HK: Kan jadi kena 🤣🤣🤣
total 1 replies
Selina Navy
ga gini ya driku 🤣🤣 Selina yg ni suka kok sma miss dav
HK: Hooh, nanti diingpo lagi yak
Selina Navy: /Sneer//Sneer//Sneer/

kak btw nnti di warkop jam 12 kan ya?
total 3 replies
Selina Navy
makasi lo kak udah dicomblangin sma ravindra/Joyful//Joyful/
HK: Nanti tunggu bonus turun dulu, ya. Gak tahu dah kapan turunnya. 🤣🤣🤣
Selina Navy: dari onel RA takde kah? /CoolGuy/
total 5 replies
Selina Navy
Selina???/Scare//Scare//Scare/
wah wahhh/Facepalm/
kemaren queen terinspirasi dri nama Selina dipelesetin jdi Selena, skrg Selina lgi di sni, ada magnet juga nn ni weh/Proud//Proud/
Selina Navy: seneng donkk /Hey//Hey/
HK: Bilang aja km seneng, kan? Ngaku! 😒😏😔😭
total 4 replies
〈⎳Mama Mia
buat karya baru lagi aja. judulnya

ANAKKU, SAINGANKU

/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
HK: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
🦆͜͡⍣⃝ꉣꉣᵘᵐᵐᵘᏦ͢ᮉ᳟🤎𝐀⃝🥀●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Makanya jangan suka jail sama anak sendiri Kavindra enak gak di kunciin pintu kamar sama Zein
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Ceritanya bagus,sangat menginspirasi 👍👍👍
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Hadeuh 🤣🤣🤣
HK: Ribut terus /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Karena Papamu tadi cemburu Zein 🤣🤣
HK: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
◌ᷟ⑅⃝ͩ● Marlina Bachtiar ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
🤭🤣🤣
🦆͜͡⍣⃝ꉣꉣᵘᵐᵐᵘᏦ͢ᮉ᳟🤎𝐀⃝🥀●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Ada-ada saja kamu Zein minta Papa mu tidur di luar mana mau lah Zein, itu Pak Agus gak ada kapok-kapok nya ya menyakiti Bu Rika
🦆͜͡⍣⃝ꉣꉣᵘᵐᵐᵘᏦ͢ᮉ᳟🤎𝐀⃝🥀●⑅⃝ᷟ◌ͩ: Iya kak lebih pintar si Zein daripada Kavindra
HK: Zein gak mau kalah 🤣🤣🤣
total 2 replies
Selina Navy
honey moon/Hey//Hey//Hey/
HK: /Sly//Sly//Sly//Sly/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!