Krystal Berliana Zourist, si badgirl bermasalah dengan sejuta kejutan dalam hidupnya yang ia sebut dengan istilah kesialan. Salah satu kesialan yang paling mengejutkan dalam hidupnya adalah terpaksa menikah di usia 18 tahun dengan laki-laki yang sama sekali belum pernah ia temui sebelumnya.
Kesialan dalam hidupnya berlanjut ketika ia juga harus di tendang masuk ke Cakrawala High School - sekolah dengan asrama di dalamnya. Dan di tempat itu lah, kisah Krystal yang sesungguhnya baru di mulai.
Bersama cowok tampan berwajah triplek, si kulkas berjalan, si ketua osis menyebalkan. Namun dengan sejuta pesona yang memikat. Dan yang lucunya adalah suami sah Krystal. Devano Sebastian Harvey, putra tunggal dari seorang mafia blasteran Italia.
Wah, bagaimana kisah selanjutnya antara Krystal dan Devano.
Yuk ikuti kisahnya.
Jangan lupa Like, Komen, Subscribe, Vote, dan Hadiah biar Author tambah semangat.
Salam dari Author. 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Icut Manis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 2 : DI HUKUM
Bel istirahat berbunyi, bertepatan dengan Krystal yang keluar dari ruangan wakil kepala sekolah, menghabiskan waktu satu jam hanya mendengar ocehan Pak Hasan yang tidak ada habisnya.
Krystal mendesah panjang, melangkah gontai menuju lapangan. Jika ujung-ujungnya akan di hukum lari keliling lapangan juga, untuk apa pria berkumis tebal itu mengomelinya hingga telinganya panas coba.
Tiba di tengah lapangan, Krystal mendongak menatap langit dan matahari sudah sangat terik. Ya, iyalah sudah pukul 9.30, ya jelas panas. Memang kadang-kadang si Hasan tidak ngotak kalau memberikan hukuman.
Krystal membuka seluruh kancing seragamnya, membiarkan kaos putih yang menjadi dalaman itu terlihat. Lalu mulai berlari mengelilingi lapangan. Jam yang memang sudah saatnya jam istirahat membuat Krystal menjadi tontonan beberapa siswa yang berlalu lalang.
Mengherankan? Sudah tidak, karena inilah tontonan mereka setiap pagi, melihat Krystal sang badgirl di hukum lari lapangan. Tapi tunggu? Kenapa tatapan anak sekolah pagi ini terkesan sedikit berbeda dari biasanya? Dan tampak sesekali saling berbisik-bisik. Yang sialnya tidak bisa Krystal dengar.
"Emang susah jadi cewek cantik, dilihatin terus." Dengus kesal.
BRUKK!
"ANJING!"
Teriakan itu menggelegar di tengah lapangan tersebut, mengundang siswa-siswi lain yang tengah berlalu lalang untuk berhenti dan melihat wajah memerah penuh amarah dari Krystal karena baru saja terkena lemparan bola basket tepat di kepala.
"SIAPA YANG NGELEMPARIN BOLA BASKET KE GUE, HAH?!" Amuk Krystal.
"LO YANG LEMPAR?!"
"Bukan Krys, bukan!"
"LO?!"
"Jangankan nimpukin lo pakai bola, nyenggol lo seupil pun gue nggak berani."
"TERUS SIAPA YANG LEMPAR?!"
"GUE! MAU APA LO, HAH?!"
Dari arah kiri lapangan seorang gadis yang dandanan nya sebelas dua belas dengan Krystal terlihat mendekati tengah lapangan dengan langkah yang tegas, serta dagu yang sedikit baik. Kerumunan yang terbentuk di kiri lapangan itu sampai membubarkan diri untuk memberikan gadis itu lewat.
Carletta atau Letta panggilannya. Salah satu gadis baddas yang dijuluki preman nya SMA Panca Dharma. Penampilannya sama bad dengan Krystal. Namun muka cantiknya lebih terlihat sangat sangar dan keras dibandingkan Krystal. Dan satu yang terpenting, rumornya Krystal agak-agak takut dengan Carletta. Tapi sejauh ini belum ada verifikasi resmi nya.
"Apa sih lo?! Sakit goblok!" Semprot Krystal.
"Dasar oon! Putus cinta doang dugem sampai subuh. Telat kan lo ujungnya!" Ucap Carletta kesal menoyor kepala Krystal.
"Anjing, lo santai kek. Harga diri gue bangsat!" Desis Krystal. Karena siswa-siswi lain memperhatikannya.
"APA?! BUBAR LO KIRA SINETRON DI TONTON, HAH?!"
Gertakan Krystal dalam sekejap membubarkan siswa-siswi lain. Bersamaan bisik-bisik tetangga yang terdengar.Sehingga kini lapangan kosong dan hanya menyisakan Krystal dan Carletta saja.
"Mulut lo nggak bisa apa di filter dikit?! Harga diri gue di pertaruhkan, Carl!" Geram Krystal tertahan.
Btw, untuk orang-orang terdekat memang Carletta di panggil dengan nama Carl.
"Sok ngomongin harga diri lo sama gue. Dengan dugem semalaman aja karena putus cinta, itu udah nginjak harga diri namanya!"
"Siapa yang dugem gara-gara putus cinta?! Sok tau lo! Ketus Krystal.
"Argh udah deh ah, nggak usah di bahas. Temenin gue main basket aja. Btw, si princess polkadot mana?" Sambung Krystal dengan bertanya, sembari melempar bola oranye garis-garis itu ke arah Carletta yang sudah melepaskan seragam sekolahnya, menyisakan kaos oblong hitam pas badan.
"Itall!"
Belum juga Carletta angkat suara. Suara heboh yang lebih menyerupai toa itu sudah terdengar memekakan. Untung lapangan sepi.
"Tuh manusia yang lo cari panjang umur."
Sasa Gemilang namanya, gadis cantik dengan suara toa rusak. Si princess polkadot kalau kata orang-orang mah. Karena semua yang ia pakai dari ujung rambut sampai ujung kaki selalu bermotif polkadot.
Mulai dari bandana dikepala, aksesoris berupa gelang, kalung dan cincin, jam tangan, bahkan sampai kuku-kuku pun ikut dikutekin jadi polkadot. Eh, jangan lupakan kipas angin mini polkadot yang selalu di bawanya kemana-mana.
"Volume suara lo tolong di kondisikan, Sa! Berisik tau nggak!" Desis Carletta kesal.
"Sama lah kayak lo, nggak jauh beda." Krystal ikut nimbrung yang langsung mendapat toyoran lagi dari Carletta.
"Biarin wlek..." Ledek Sasa pada Carletta. Sebelum berpindah mengamit lengan Krystal.
"Ital, jadi benar lo di putusin Justin semalam?" Sambung Sasa dan bertanya.
"Ck! Ini lagi, udah deh nggak usah dibahas. Daripada gue nonjok orang nggak berdosa entar." Balas Krystal malas.
Justin Gelangga. kapten tim basket, ketua osis, cassanova sekolah, tampan dan satu lagi julukannya yang baru di dapatkan tadi malam yaitu mantan Krystal. Yang terakhir perlu di catat besar-besar dan jangan lupa di bold.
"Tapi kok aneh, ya. Tiba-tiba dia mutusin lo, padahal kalian baru sebulan pacaran. Mana pas PDKT Justin kelihatan niat banget lagi." Seru Sasa heran.
"Ya siapa juga yang betah pacaran sama cewek jelmaan dajjal kayak gini. Kalau gue jadi Justin juga selang sehari udah gue buang." Celetuk Carletta, sembari mendribble bola basket ke dalam ring dengan mulus.
"Benar juga, sih." Kekeh Sasa.
Sementara Krystal mendengus, lalu merebut bola di tangan Carletta, mendribble nya beberapa kali sebelum akhirnya melompat memasukkan ke dalam ring.
"Eh, tapi tunggu gue ke sini mau ngasih info sama lo."
"Info apaan?!"
"Berhenti dulu main basketnya. Lihat ini!"
"Alah paling juga nggak penting. Berita lo kan nggak jauh-jauh dari lambe turah Panca Dharma." Seru Carletta yang di sambut kekehan oleh Krystal.
Krystal dan Carletta terus bermain satu lawan satu dengan Sasa yang menjadi berteriak menjadi supporter keduanya. Krystal sampai melupakan jika ia dalam masa hukuman lari keliling lapangan.
Tepat saat Krystal akan kembali mencetak poin, bola di tangannya sudah lebih dulu disentak oleh Sasa hingga terlempar keluar lapangan.
"Nih liat dulu. Lo tu trending sekarang di twitter tahu nggak. bukan hanya twit, tapi ig juga." Kesal Sasa, menyodorkan ponselnya pada Krystal.
Tanpa minat, Krystal merebut benda pipih tersebut. Carletta ikut mendekatkan tubuh untuk melihat berita sepenting apa yang Sasa bawa.
"Justin jadian sama Alma?" Sasa mengangguk sebagai jawaban atas pertanyaan Carletta itu.
"Parah kan? Padahal baru semalam putus sama lo, Krys."
"Banget sih, Krys. Ini harga diri lo ini dipertaruhkan."
"Lo dengar nggak sih gue bilang apa? Justin jadian sama Alma, Tal!" Gas Sasa, karena tidak mendapatkan reaksi yang berarti dari gadis itu. Krystal hanya mengembalikan ponselnya lalu kembali bermain basket.
"Krysss!!!"
"Ya terus kalau mereka jadian urusan nya sama gue apa coba?! Sahut Krystal, sembari menshoot bola ke ring.
Berdecak, Sasa melangkah lebar dan merebut bola di tangan Krystal.
"Ya kan, aneh. Baru semalam putus dari lo masa dia udah nembak cewek lain lagi. Mana ceweknya Alma lagi, alamat besar kepala deh tuh orang bisa dapatin Cassanova sekolah."
"Krys, lo nggak papa, kan?" Tanya Carletta.
"Nggak papa. Emang gue kenapa?" Balas Krystal tidak peduli.
"Lo nggak cemburu gitu?" Sasa mengernyit.
Mendengus kasar, lantas menyandarkan punggungnya ke tiang ring. Krystal memandang malas kedua temannya itu.
"Harus banget gitu gue cemburu?"
"Manusiawi nya seorang cewek yang baru putus dan cowoknya udah jadian sama cewek lain, harusnya sih, iya." Sahut Carletta.
Manggut-manggut, Krystal mengusap tengkuknya.
"Oke deh, ntar ya gue pikirin."
"Hah? Kok dipikirin, sih? Lo harus harus labrak Alma sekarang!!" Ujar Sasa memprovokasi.
"Buat apaan?!" Tanya Krystal malas.
"Ya karena udah rebut Justin dari lo. Selama ini kan dia iri banget sama lo, selalu ngelakuin berbagai cara buat ngalahin lo! Nah pasti ini salah satu rencananya, ngegoda Justin biar mutusin lo!"
Krystal mendesah tidak minat.
"Udah biarin ajalah. kayak baru pertama kali aja gue diputusin gini. Udah sering! Heran gue kenapa setiap kali gue pacaran sama orang ujung-ujungnya diputusin kayak gini dengan alasan yang sama lagi."
"Apa emang?" Tanya Sasa dan Carletta berbarengan.
"Bosan katanya. Emang muka gue segitu bosannya, ya?" Balas Krsytal dengan wajah lempengnya.
Sasa dan Carletta saling melempar pandang satu sama lain, sebelum akhirnya mendengus bersamaan.
"Fifty-fifty lah."
"Fifty-fifty gimana?"
"Ya muka lo laknat parah, sih. Perpaduan antara ketus dan menyebalkan. Tapi cantik, manis, tapi ngeselin nya lebih banyak."
"Bangke lo!"
Tawa Sasa dan Carletta seketika pecah melihat wajah kesal Krystal.
"Nggak-nggak bercanda. Lo tu cantik Krys, ya meski emang tingkah lo rada minus, sih." Ujar Sasa.
"Bukan rada lagi. Tapi emang minus banget." Carletta menambahkan.
"Sialan lo pada!"