NovelToon NovelToon
Cinta Sumpit Bambu

Cinta Sumpit Bambu

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Spiritual / Duda / Matabatin / Berbaikan / Fantasi Wanita
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Hum@ira211

Berawal dari pertemuan yang tidak disengaja, seorang pria yang sedang kelaparan malah di suguhi pemandangan yang tidak menyenangkan.

Bagaimana kisahnya mari kita ikuti bersama.

Oh iya, ini cerita author yang perdana.. jadi maklumin ya kalau masih belepotan..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hum@ira211, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Antara Keraguan dan Kerinduan

Pria yang datang bersama Sandi itu berdiri dihadapan Sulastri, dari penampilannya yang rapi menandakan bahwa setidaknya ia seorang pegawai kantoran.

"Perkenalkan Nona, nama saya Edo, saya diutus kakek Nona untuk mencari Anda." pria itu memperkenalkan dirinya.

Wajah Sulastri mendadak berubah, ia memutar pandangan matanya ke arah Nina dan Sandi, dalam benaknya bertanya-tanya bagaimana bisa mereka membawa orang itu ke hadapannya, sedangkan ia masih berusaha dalam bersembunyi dari kakeknya.

"Apakah pria ini hendak menjemput paksa aku untuk menikah?" pikir Sulastri.

"Enggak, aku nggak mau".

"Kalau kau hendak membawaku pulang percuma saja pak Edo, kembalilah!." kata Sulastri

"Tidak Nona, tadinya Tuan Soedono memang menyuruh saya untuk mencari dan membawa Anda kembali, namun ketika pak Sandi menjelaskan yang sebenarnya, kakek Nona hanya berpesan agar Nona mau menemuinya ., meskipun hanya sebentar saja" Edo menjelaskan maksud kedatangan nya.

...*********...

##Flashback##

Siang itu setelah membaca surat yang ditulis Sulastri, kakek Soedono segera menghubungi Edo untuk menemaninya pergi ke kantor Sulastri. Ia ingin mencari tahu penyebab cucunya itu sampai nekat untuk pergi dari rumahnya.

Kakek Soedono tidak begitu yakin kalau masalahnya hanya sebatas menolak soal perjodohan. Dan dia harus memastikan kantor cabang yang dipimpin Sulastri itu tetap berjalan meskipun telah ditinggalkan cucunya itu.

Sesampainya di sana kakek Soedono segera mengadakan Ratas dengan beberapa kepala stafnya. Dengan wajah memerah menahan amarah, kakek Soedono menanyai satu persatu bawahannya itu. Namun semuanya tidak bisa memberikan jawaban yang memuaskan.

" Sekarang kasih tahu saya, siapa yang diberikan tanggung jawab untuk memimpin disini?" tanya kakek Soedono keras.

"Saya Tuan.." jawab salah satu staf. Seketika ia berdiri dari duduknya.

Kakek Soedono sejenak memperhatikan orang yang berdiri itu

"Bukankah kamu Sandi, mantan manajer keuangan saya dulu?" tanya kakek

"Betul Tuan.. Saya yang anda pindahkan untuk membantu Nona Sulastri di sini" jawab Sandi.

Kakek Soedono berdiri lalu berjalan memutari ruang pertemuan itu sembari memandangi staffnya satu persatu kemudian duduk kembali di kursinya

"Coba jelaskan!! Apakah ada masalah di sini sehingga Sulastri pergi ?" kakek Soedono memandang lekat ke arah Sandi.

"Maaf Tuan, saya tidak begitu yakin masalah ini yang menyebabkan Nona pergi..."

Sandi kemudian menjelaskan semua kejadian yang ia lihat, mulai David yang kepergok jalan dengan wanita lain, lalu tentang penyelewengan David terhadap perusahaan, serta penunjukannya sebagai penanggung jawab sementara menggantikan Sulastri di kantor tersebut sampai kakek Soedono yang menunjuk seseorang yang menurutnya pantas dan layak memimpin.

"Itulah yang saya ketahui Tuan.." kata Sandi menutup keterangan nya.

"Dan ini salah satu bukti penyelewengan David.." Sandi menyerahkan berkas yang ia dapatkan dari kantor David.

"Baiklah, saya akan menyelidiki sendiri masalah ini. Sebelum ada bukti yang kuat kau jangan bertindak lebih jauh. Dan untuk sementara kau yang saya tunjuk memimpin di kantor ini." tandas kakek Soedono.

Kakek Soedono mengisyaratkan rapat telah selesai dan meminta Sandi tetap tinggal untuk menanyainya.

"Sandi, ...mendekatlah!" pinta kakek Soedono.

"Saya Tuan" sahut Sandi

Sandi mendekati kakek Soedono yang saat ini berdiri di dekat jendela. Memandang jauh ke depan namun terasa kosong. Nampak jelas kesedihan terlihat di wajahnya yang sudah mulai keriput.

"Sandi, perlu kau ketahui Sulastri itu cucuku satu satunya dan saya sangat menyayangi nya." kata kakek Soedono datar.

Sandi hanya mendengarkan, tak berani menyela.

"Sebenarnya saya tidak berniat memaksakan pernikahan dia dengan David, apalagi setelah tahu perangai David seperti itu meskipun belum terbukti benar." kakek Soedono menarik nafas dalam baru kemudian melanjutkan.

"Tapi kau lihat sendiri kan, saya sudah tak lagi muda, entah berapa lama lagi saya diberikan umur..." sudut matanya mulai menitikkan air mata.

"Sebelum itu terjadi saya hanya ingin menyaksikan Sulastri mendapatkan lelaki yang pantas dan membuatnya bahagia."

"Namun jika keputusan saya selama ini salah, saya tidak akan memaksakannya untuk menikahi David."

Kakek Soedono terdiam cukup lama, entah berapa kali ia menarik nafas panjang. Begitu pula Sandi tak berani menanggapinya karena takut salah bicara.

"Sekarang saya minta bantuan kamu Sandi.." kata kakek Soedono sembari berbalik.

"Apa yang bisa saya lakukan Tuan?" tanya Sandi.

"Tolong jaga keselamatan Sulastri, dan bawa kepadaku secepatnya bersama calon menantu ku, siapapun yang dipilih oleh Sulastri asal dia orang baik saya tidak akan mempermasalahkan." pungkas kakek Soedono.

"Baik Tuan, saya akan berusaha semaksimal mungkin " jawab Sandi.

Sejak saat itulah Sandi selalu menyempatkan diri menghubungi Sulastri dan Nina, namun karena permintaan Sulastri, maka Sandi hanya menghubunginya sesekali saja ketika ada hal yang sangat penting saja. Bahkan untuk menghubungi Nina pun dibatasinya.

Sulastri pun meminta Sandi untuk merahasiakan keberadaannya dari orang-orang dekatnya terutama kakek dan David. Namun kali ini mengapa tiba-tiba orang suruhan kakeknya datang bersama Sandi.

...******...

Sulastri hanya terdiam mendengarkan penuturan orang kepercayaan kakek nya itu, dalam hatinya memang sedang memendam rasa rindu kepada sang kakek, namun untuk menemuinya sekarang ini adalah hal yang tak mungkin, ia takut untuk dipaksa menikah dengan orang yang tidak dicintainya.

Nina mendekati Sulastri. Ia tahu saat ini sahabatnya itu sedang dilanda dilema, jika dia menemui kakeknya maka dia juga harus bersiap dengan pernikahan, namun jika tidak menemuinya maka rasa rindu itu akan semakin menyiksanya. Biar bagaimanapun satu satunya keluarga yang ia miliki hanyalah sang kakek.

"Nona, saya mengerti anda masih ragu untuk pulang. Tapi percayalah , kali ini Tuan Besar tidak lagi memaksakan soal pernikahan itu." kata Edo.

Sulastri tercengang mendengar penuturan Edo. Terakhir kali bertemu kakeknya, ia dipaksa untuk segera menentukan hari pernikahan dengan berbagai alasan. Lalu apa yang membuat kakeknya berubah pikiran?

Sulastri menatap lekat pria dihadapannya itu, Edo pun segera mengerti apa yang Sulastri pikirkan.

"Percayalah Nona, Tuan Besar hanya merasa rindu bertemu dengan Nona... Beliau menitipkan ini untuk Anda.." kata Edo sembari menyodorkan sepucuk surat. Di sampulnya tertulis pengirimnya.

"Tolong sampaikan pada Kakek, saat ini saya belum bisa menemuinya". ujar Sulastri.

Edo pun menganggukkan kepalanya tanda mengerti dan segera berlalu dari hadapan Sulastri. Ia melirik ke arah Sandi dengan gestur seakan ingin mengucapkan terimakasih telah membantunya menemui Sulastri. Mobil SUV hitam yang dikendarainya mengingatkan Sulastri bahwa mobil inilah yang belakangan ini selalu mengikutinya.

Sulastri memandangi surat yang diberikan oleh Edo. Ia merasa ragu untuk membukanya. Di bolak baliknya surat itu beberapa kali membuat Nina geregetan.

"Bukalah Las, barangkali ada sesuatu yang terjadi pada kakek" ucap Nina.

Dengan meneguhkan hatinya, Sulastri membuka amplop yang masih tersegel itu. Ia berdiri agak menjauh. seketika bola matanya membesar saat membaca apa yang tertulis di selembar kertas yang dipegangnya itu.

Nina dan yang lainnya merasa khawatir melihat perubahan ekspresi wajah Sulastri. Sebenarnya apa yang disampaikan kakeknya itu, sehingga membuat Sulastri gelisah..

1
Maya Lestari
semangat authorrrrrr, aku nunggu up nya yaa
Maya Lestari
Thor, jgn lama amat flashback nya yaa. mau tau kelanjutannya yg dimasa mereka sekarang/Smile/
Amin Wahyudin: ok kak, mungkin sekitar 2 atau 3 episode lagi
total 1 replies
Agustini Sunarto
karyanya bagus ayo dilanjut
Amin Wahyudin: masih dalam proses kak..
total 1 replies
Agustini Sunarto
Kecewa
Amin Wahyudin: kalau boleh tahu apa yang membuat kaka kecewa?
total 1 replies
PetrolBomb – Họ sẽ tiễn bạn dưới ngọn lửa.
Menarik perhatian.
tecna kawai :3
Seru banget, berasa ikutan karakternya!
Amin Wahyudin: terima kasih kak atas support nya..
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!