NovelToon NovelToon
Echoes Of Furry

Echoes Of Furry

Status: tamat
Genre:Tamat / Balas Dendam / Anak Kembar / Keluarga / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: Sweety Pearl

Terlahir dari keluarga yang serba berkecukupan bahkan tanpa kekurangan adalah impian dari seluruh anak yang ada di dunia, sebuah keberuntungan yang didapatkan 5 anak kembar keluarga Jiang.

Keluarganya merupakan pemilik perusahaan besar yang bergerak dalam industri perumahan dan juga perdagangan secara global. Memiliki koneksi dengan beberapa perusahaan besar dan beberapa negara mambuat perusahaan tersebut sangat maju.

Tapi dibalik segala kejayaan perusahaan keluarga Jiang tersebut, banyak rahasia kelam yang terselubung dibaliknya, perlahan satu-persatu rahasia tersebut mulai terkuak saat yang tertua dari Jiang Twins belajar mengambil alih perusahaan.

Sang tertua menelusuri perlahan segala celah rahasia lalu menceritakan semua informasi yang didapatinya kepada keempat kembarannya yang lain. Banyak kejutan-kejutan yang membuat mereka berlima hampir beberapa kali berpisah atau berpencar saat bersama-sama menguak berbagai rahasia tersebut.

tertarik dengan ceritanya? Yuk mampir!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sweety Pearl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gadis Misterius.

❁ Happy Reading ❁

Suara candaan mereka terdengar menggema di seluruh ruangan saat tawa mereka berhenti hawa di sekeliling langsung terasa tidak nyaman bukan satu atau dua orang di antara mereka yang merasakan, semuanya merasakan hal demikian.

Daxia mengelus tengkuknya yang terasa meremang ditatapnya sekeliling yang suasananya sangat sepi, lagu-lagu yang ada di playlist milik Guotin masih berputar tapi suaranya kalah dengan hawa sekitar yang terasa aneh.

Masing-masing dari mereka mengeluarkan sebuah pistol yang selalu dibawa kemana-mana untuk penjagaan, Daxia mengambil pistol tersebut yang ada di dalam paper bag miliknya. Mereka pasang badan saling membelakangi menatap seluruh penjuru rumah tapi tidak ada apapun di sekitar.

Dari kaca pintu terlihat ada dua orang yang datang mendekat Qinling berinisiatif membukakan pintu karena tau itu pasti pelayan di rumahnya dan benar saja dua wanita tersebut baru saja selesai membersihkan halaman depan.

"Tuan halaman depan sudah kami bersihkan apa ada tempat lain yang bisa kami bersihkan?" suara salah satu wanita tersebut terdengar parau Wenhua menoleh dan menatapnya dengan perasaan iba.

"Kalian boleh pulang untuk hari ini sudah tidak ada lagi yang bisa kalian kerjakan kami bisa membereskan isi dalam rumah yang berantakan," ucapan dari Wenhua membuat kedua wanita tersebut menatapnya dengan mata yang berbinar.

"Tapi bagaimana dengan ...."

"Bayaran kalian akan tetap sama kok jangan khawatir kalian berdua bisa pulang beristirahat," Wenhua mengangkat tangannya sedikit di depan wanita itu menandakan untuk berhenti bicara, wajahnya mengukir senyuman hangat.

"Terimakasih banyak anak-anak kembar Jiang, perusahaan keluarga kalian layak mendapatkan kejayaan yang besar karena memiliki hati yang sangat baik," ucapan wanita itu membuat mereka berlima tersenyum senang.

"Terimakasih kembali do'a-nya," tutur Guotin.

"Ah aku melupakan sesuatu, Tuan. Di depan tadi ada seorang gadis yang mampir menggunakan mobil yang sangat mewah berwarna biru, dia memanggilku sebentar saat aku menghampiri dan hendak membukakannya pagar agar bisa masuk dia bilang tidak usah dia hanya memesankan sesuatu padaku untuk disampaikan ke kalian berlima,"

Dengan kompak mereka langsung saling berpandangan menunggu wanita yang menggunakan pengikat kepala berwarna merah muda mengingat.

"Aku sedikit lupa apa yang dia bilang seingatku dia mengatakan memang yang terkuat saat ini tapi bukan berarti tidak bisa dilengserkan, ya seingatku itulah yang dikatakannya. Setelahnya dia langsung pergi dengan kecepatan mobilnya yang tinggi,"

Guotin dan Wenhua langsung memasang ekspresi datar mendengarnya, Daxia menatap ke Qinling dengan menaikkan sebelah alisnya. Fangxi sebisa mungkin berekspresi santai.

Entahlah mungkin mereka sudah muak mendengar ucapan yang seakan mulai menghantui kehidupan mereka.

"Wah, terimakasih telah menyampaikannya." Tapi mau sekuat apapun Fangxi menyembunyikan wajah kesalnya itu akan tetap dengan mudah ketahuan, kedua pelayannya menatapnya bingung.

"Ada apa, Tuan? Apakah dia adalah saingan perusahaan? Tuan sepertinya terlihat gelisah." tanya pelayan satunya yang memakai topi berwarna hitam, ia menelisik wajah Fangxi dengan teliti.

"Tidak ada apa-apa aku baik kalian boleh silahkan langsung pulang." Fangxi langsung memberikan salam kepalan tangan dan sedikit membungkuk, mereka berempat hanya bingung dan membiarkan Fangxi melakukan salam tersebut sendirian.

"Baiklah permisi, Tuan." keduanya membalas salam kepalannya lalu membungkuk dan langsung berbalik ke luar dari pintu utama.

Wenhua mengacak rambutnya frustasi, "Oke gua mulai muak ini udah ketiga kalinya tapi kita sama sekali gak tau siapa pelaku dibalik ini semua dan maksud tersembunyinya, kemungkinan terbesar gua yakin ini adalah kerjaannya saingan Papa atau mungkin saingan keluarga besar kita. Target mereka bukan hanya bersaing di pasar tapi juga menghantui kita,"

"Tapi masalahnya saingan Papa itu banyak kita gak bisa asal tuduh karena sama sekali gak ada sedikitpun petunjuk yang ditinggalkan," Guotin menenangkan Wenhua yang masih mengacak rambutnya kesal.

"Mungkin gadis itu bisa jadi petunjuk kita?" celetuk Daxia sambil menjentikkan jarinya.

"Cek CCTV gimana?" Qinling tiba-tiba menimpali, Fangxi menoleh dan langsung memukul bahunya.

"Gua gak mau ngulang kebodohan ini lagi tolong, gua gak mau ini jadi jalan Papa mengetahui apa yang terjadi sama kita selama ini. Pikiran Papa dan Mama pasti udah sumpek banget ngurusin perusahaan jangan sampai mereka tau dan nantinya akan membebani pikiran mereka lagi." berkali-kali Fangxi menghela nafasnya yang tidak teratur berusaha menangkan dirinya sendiri.

"Terus cara kita buat tau tentang tuh gadis dari mana kalau bukan dari —"

Belum sempat Wenhua menyelesaikan ucapannya ponsel salah satu dari mereka berdering membuyarkan keadaan, Fangxi meraba saku baju dan celananya mencari benda pipih tersebut.

"Guozi? Tumben nih," panggilan suara itu langsung dijawabnya.

"Oi, napa? Tumben banget nelpon."

"Lu berlima lagi kosong gak? Gua sama Qianfang mau ceritain sesuatu sama kalian." suara Guozi disebrang sana terdengar sedikit bergetar tapi juga santai seperti biasanya.

"Penting banget? Kenapa gak langsung di telpon aja?" Daxia maju mendekatkan kepalanya ke dekat tangan Fangxi yang memegang ponsel.

"Jangan banyak tanya dah kalau memang sekiranya lu pada bisa semua nanti malam kita ngumpul di rumah Changrui tempat andalan kita," Fangxi hanya mengangguk pelan mengerti.

"Okelah gua sama yang lain bakalan datang nanti," Guozi berdehem setelahnya beberapa kata penutup panggilan langsung diakhiri.

"Napa?" tanya Guotin tepat sedetik setelah panggilan baru saja diakhiri.

"Guozi ngajak ngumpul kita semua kayak biasa di rumah Changrui gak tau ada apa tiba-tiba banget," jawab Fangxi sambil memutar-mutar ponselnya di tangan.

Tiga bungsu saling berpandangan dengan Daxia di tengah-tengah melakukan pertukaran ide atau alasan mengapa Guozi semendadak itu tiba-tiba menghubungi mereka dan sengaja mengajak berkumpul langsung.

"Kayaknya sepenting itu, apalagi mengingat Kakek Nenek yang saat ini tinggal serumah sama mereka." ujaran dari Guotin ada benarnya dan Fangxi baru ingat dengan hal itu.

"Okelah nanti malam kita bakalan ke rumah Changrui," sesaat sulung mempertimbangkan lagi dan akhirnya dia setuju untuk pergi berkumpul tersebut. 

Saat badan mereka berbalik dari depan pintu suasana di dalam rumah sudah seperti normal tidak ada lagi hawa yang tidak mengenakkan dan lagu playlist Guotin terdengar sangat asik, Daxia mengeraskan rahangnya dengan keanehan beberapa menit yang lalu. "Hawa gak enak tadi udah hilang ...."

"Itu gak mungkin sembarang firasat apalagi yang ngerasainnya kita berlima." Qinling langsung menarik tangan Guotin memintanya untuk menemani ke atas dan dia hanya menuruti.

Daxia langsung mengait kedua tangan Wenhua dan Fangxi dalam pelukannya untuk menemaninya juga hingga masuk ke dalam kamar, sembari menunggu Daxia selesai membereskan barang-barang belanjaannya Fangxi berjalan ke arah balkon menghirup udara segar.

Wenhua berjalan mendekati rak buku yang isinya kebanyakan adalah Novel yang masih terbungkus rapi, Daxia hanya suka mengoleksi buku menghabiskan uangnya untuk belanja wishlist novel tapi novel tersebut belum tentu dibacanya.

Perhatian Wenhua tertuju ke sebuah novel terkenal yang menceritakan tentang detektif ternama yang bernama Sherlock Holmes, sudah banyak kasus yang dipecahkannya. Itu membuat rasa penasaran yang ada di dalam diri Wenhua meronta ingin membaca isinya.

"Bungsu, gua pinjam novel ya?" suara Wenhua terdengar sangat lembut dan matanya berbinar menatap cover novel tersebut berkali-kali, Daxia menyibakkan rambutnya dan menoleh apa yang diinginkan kembarannya tersebut.

"Oh itu sebenarnya buat lu cuma gua lupa mulu buat ngasihnya ambil aja," Wenhua tentu saja kaget mendengarnya tapi juga bercampur senang, langsung dihampirinya Daxia dan memeluknya mengucapkan terimakasih.

Dari luar terdengar suara langkah kaki lewat. "Fangxi, Wenhua, Daxia kalau udah selesai langsung ke bawah makan dulu gua toast-in roti keju nih." suara teriakan Guotin terdengar menggelegar dari luar sana.

Mereka bertiga langsung melupakan hal masing-masing dan rebutan keluar dari kamar segera berlari berlomba sampai duluan di dapur, Qinling memundurkan kepalanya menoleh melihat ke tangga perkelahian antara ketiganya yang tidak mau mengalah. Guotin hanya menghela nafas karena sudah sangat terbiasa selama 19 tahun hidup bersama.

"Mau request punya gua ditambahi beef slices," ucap Fangxi setibanya di dapur, Guotin hanya mengisyaratkan tangannya ke arah kulkas dengan maksud menyuruh Fangxi mengambilkannya.

❁ See You In The Next Part ❁

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!