Sebuah cerita yang berfokus kepada seorang remaja bernama Celvin Lloyd Relgi. Dia berangan-angan untuk menjadi seorang pahlawan kelas-S terkuat yang pernah ia dambakan. Bersama teman-temannya mereka pergi berpetualang dengan keseruan, candaan, suka dan duka akan mereka alami pada perjalanan mereka. Musuh-musuh yang menjadi lebih kuat seiring berjalannya waktu membuat Celvin ingin menjadi semakin kuat demi melindungi orang-orang yang ia pedulikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Si Bogeng, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 19 Bagian 2: Luka Dalam yang Terbuka Kembali
Mereka akhirnya mempersiapkan berbagai peralatan dan logistik-logistik yang akan berguna di dalam perjalanan. Dan begitu juga dengan anggota-anggota yang ikut pada misi itu.
Terpilihlah sembilan orang dalam divisi yang akan mengikuti misi itu. Diantaranya sendiri yang pasti adalah Kai dan Tenzei.
Aurie Donai, seorang gadis dengan rambut pirang yang menggunakan seragam SSD. Dengan senjata berupa dua buah pistol tangan yang ia pegang, sebagai penyerang jarak menengah.
Blake Voin’gard, pria dengan jaket berwarna hitam, yang menggunakan dua bilah pedang sebagai Infiltrator.
Vio. Dengan nama lengkap yaitu Vionz Gold. Seorang teman dekat dari Tenzei, yang juga memiliki peran sebagai penyembuh di dalam tim.
Dan anggota-anggota lainnya sebagai pengamat dan pendukung dalam serangan.
Dalam perjalanannya, Kai dan yang lainnya melintasi berbagai musuh dan monster-monster yang menghalangi mereka. Tapi dikarenakan kerja sama tim yang sangat baik, semuanya mereka bisa taklukan.
Kai sendiri mengambil peran sebagai pasukan garda depan, menemani Tenzei. Dengan kapak yang ia pegang, Kai menjadi sangat berguna dalam pertarungan jarak dekat. Meski minimnya pengalaman, tapi dengan teman-teman satu divisi bersamanya, Kai tak gentar menghadapi apapun ancaman yang datang.
Semua berjalan baik-baik saja. Tapi ketika mereka tiba di sebuah titik dimana terlihat banyaknya tumpukan kristal-kristal dan batu permata berwarna ungu yang berada di sekitar bagian mulut goa. Kai, merasakan hal yang tidak beres.
“Ini dia. Titik investigasi kita!” Ucap Tenzei sambil melihat ke arah depan.
“Tunggu, sebenarnya apa sih yang kita sedang cari disini? Dan untuk apa kita melakukan investigasi ini?” Tanya dari salah satu anggota pasukan pada Tenzei.
Tenzei lalu menghela nafasnya, dan kemudian berkata dengan nada yang serius.
“Dua hari yang lalu. Dikabarkan pasukan dari divisi keenam yang dikirim kesini, menghilang tanpa jejak sama sekali.”
“Dan tugas kita, adalah untuk mencari atau menginvestigasi TKP tentang hal-hal yang terjadi disini”
(Pasukan Divisi keenam? Kalau tidak salah, aku juga mendengar mereka semua tidak ada yang pulang, dan seperti hilang saja dengan tiba-tiba saja) Ucap Kai dalam hati.
Semua anggota, menyetujui Tenzei dan mereka akhirnya masuk lebih dalam ke titik investigasi itu. Setibanya di titik dari investigasi, yaitu Pure White Cavern. Terlihat banyaknya jaring laba-laba yang tersebar di berbagai sudut gua. Dengan kantung-kantung yang terlihat seperti kepompong yang menggantung di langit-langit gua.
Tapi. Seberapa lama pun mereka menjelajah, tidak ditemukan apa-apa sama sekali, termasuk arachnid-arachnid yang biasanya mendiami gua seperti ini. Tenzei, yang kebingungan dikarenakan tidak ditemukan sama sekali tanda-tanda akan munculnya arachnid, mulai berwaspada dengan sekitar.
Salah satu anggota, kemudian mulai terlihat ketakutan dan gelisah dengan keadaan di dalam gua yang sangat sunyi.
“K-Kapten! Kupikir kita harus pergi sekarang,” ucapnya dengan ketakutan dan gemetaran
“Tenang dulu. Kita masih belum menemukan apa yang kita cari disini,” jawab Tenzei sambil membungkuk.
Terlihat pedang-pedang yang menancap di lantai gua. Dengan helm dan baju zirah yang berceceran di sekitar gua. Tenzei yang menyadari sesuatu kemudian dengan cepat menghadap belakang sambil berteriak.
“SEMUANYA LARI!!!”
Tapi, belum bisa menyadari apa-apa, tiba-tiba sesuatu yang sangat besar menjatuhkan dirinya dari atas. Dan menewaskan salah satu anggota dengan meremukkan badannya dengan tragis.
Darah kemudian muncrat dimana-mana yang mengakibatkan shock dari semua anggota divisi kedua.
“AHHHHHH!!” Teriak dari Aurie dengan suaranya yang sangat melengking.
Terlihat sebuah Arachnid dengan ukuran yang sangat tidak wajar berdiri di hadapan mereka. Dengan taring yang besar berwarna ungu dan mata merah yang menyala sangat terang dengan kristal berwarna ungu yang berada di bagian punggungnya
“S-Sial!! Bagaimana ini?!!” Tanya dari Blake yang tampak ketakutan.
Mereka semua terjebak di dalam gua itu, dengan arachnid raksasa yang menghalangi jalan keluar satu-satunya dari mereka. Mereka kemudian mulai berlari lebih dalam masuk ke bagian dari gua itu. Tapi hal yang mereka tidak tahu, ialah mereka sudah membuat kesalahan yang sangat fatal.
“A-Apa?! J-Jalan buntu?!!” Teriak Tenzei yang sangat frustasi.
Ya. Jalan yang mereka lalui adalah akhir dari rute gua tersebut. Dan terlihat juga Arachnid itu berlari dengan sangat kencang menuju ke arah mereka. Terlihat semua anggota termasuk Kai, terjatuh lemas dan putus asa dengan keadaan yang sudah sangat buruk.
Terlebih, Aurie yang sangat ketakutan dan gemetaran sambil menangis dengan kencang dan berteriak.
“Aku…AKU MASIH BELUM MAU MATI!!”
Tenzei, sebagai Kapten kemudian berbicara pada anggota yang lainnya.
“Semua!! Dengar, ini semua memang salahku yang memilih misi gila ini”
“Tapi. Di saat keadaan yang genting saat ini, kita semua tidak memiliki pilihan lain selain melawan!” Ucap Tenzei, yang mencoba memotivasi anggota-anggotanya.
Blake, kemudian berdiri dengan wajah yang sangat marah kemudian…
*BRAK!!
Blake memukul Tenzei dengan sangat keras, dan kemudian menggenggam kerah bajunya sambil berkata dengan nada yang sangat marah.
“Pertama, kau gila!! Kedua, kau tidak sadar ukuran dari Arachnid itu?? Dan ketiga, aku menyesal mengikutimu pada misi ini”
Blake, yang memiliki kekuatan elemental angin, lalu memusatkan semua kekuatannya di kaki dan sambil mengambil ancang-ancang untuk berlari, dia menoleh ke belakang dan berkata.
“Maaf semuanya, aku tidak mau mati. Jadi aku akan menerobos langsung melewati Arachnid itu”
“Aku berjanji, aku akan mencari pertolongan dengan cepat ketika aku keluar dari sini.”
“ACCELERATE!!”
Blake, kemudian berlari dengan sangat cepat seperti hembusan angin, melewati Arachnid itu. Tapi yang ia tidak, sebuah gerakan yang salah. Tenzei yang melihat itu, langsung berteriak untuk menghentikan Blake.
“BLAKE TUNGGU!! JANGAN!!!
Dengan tiba-tiba…
*SPLAT!
Cairan berwarna putih kemudian keluar dari mulut Arachnid itu, dan tepat mendarat di depan Blake yang membuat gerakannya terhambat dan berhenti secara tiba-tiba.
“A-Apa?! Sial!!”
Blake, mencoba meronta-ronta dengan mencoba menggerakkan kakinya dengan cepat. Tapi itu semua sia-sia, dia sudah tak bisa bergerak lagi.
“BLAKE!! CEPAT PERGI DARI SANA!!” teriak Tenzei, dengan nada yang panik.
“SUDAH KUCOBA!! TAPI TIDA…”
Suara guncangan yang sangat besar terdengar dari belakang Blake. Ketika dia menoleh ke belakang, terlihat Arachnid itu yang sudah berdiri di belakangnya. Melihat ajalnya sudah dekat, Blake hanya bisa terdiam lemas dengan wajah yang pasrah. Dan tiba-tiba saja…
*KRAUSS!!
Arachnid itu kemudian memakan bagian atas dari Blake, dan hanya menyisakan bagian bawahnya yang masih menempel di gumpalan itu.
Melihat itu, semua anggota yang tersisa kemudian mulai panik. Keadaan makin tak terkontrol, dan hanya menambah buruk situasi. Aurie menjadi semakin ketakutan dan sangat panik, dia kemudian terjatuh lemas dengan raut wajah yang terlihat pasrah.
Tenzei, sebagai Kapten divisi—tidak bisa diam saja. Dia akhirnya mencoba menenangkan semuanya memberikan kalimat terakhirnya.
“Dengar semuanya, sudah tidak ada cara lain lagi. Kita harus melawan balik, maka dari itu kita harus satukan kekuatan kita dan bangkit!!”
Meski ragu dengan keputusan yang diambil oleh kapten mereka, tapi dikarenakan itu adalah jalan terakhir—maka dengan terpaksa, mereka mengikuti keputusan dari kaptennya.
Aurie yang terjatuh pun bangkit. Dan dengan kaki yang tak bisa berhenti gemetaran, dia mencoba untuk tetap tegar. Dan Kai, yang sangat minim dengan pengalaman di lapangan, ditambah juga dengan kematian kedua rekannya yang membuat Kai benar-benar down pada saat itu.
Sambil memegang senjatanya, mereka menunggu aba-aba dari Tenzei. Dan kemudian…
“SEKARANG!!” Teriak Tenzei, yang mengaba-abakan untuk menyerang.
Mereka semua kemudian langsung melaju dengan cepat ke Arachnid itu. Namun, itu adalah kesalahan fatal yang mereka buat. Satu per satu dari mereka mulai tumbang dan dikalahkan dengan tragis.
Salah satu dari mereka, mati tertusuk tepat di dadanya. Lalu beberapa lagi, mati diremukkan oleh Arachnid itu. Aurie yang sangat panik, tidak memperhatikan langkahnya dan kemudian terjebak di cairan lengket Arachnid itu.
“S-Sial!! Tidak! Tidak! Tidak! Aku tidak ingin mati!!” Teriak Aurie yang sangat panik sambil meronta-ronta.
Namun nasib yang sangat tragis menimpa Aurie. Dia mati dengan cara yang sama seperti Blake. Tenzei mencoba melawan, tapi itu semua hanya berakhir dengan sia-sia. Dan Arachnid itu kemudian menusuknya di bagian pinggang kiri yang membuatnya jatuh tumbang.
Kai yang tak bisa fokus, terutama karena kematian dari rekan-rekannya. Kemudian diserang oleh Arachnid itu. Tapi Kai akhirnya tersadar dan dengan cepat mencoba untuk memblok serangan dari Arachnid itu.
“Akhhh!!”
Meski berhasil diblok, tapi kekuatan yang sangat besar dari Arachnid itu membuat Kai terpental ke arah dinding dari goa itu, yang membuatnya hampir tak sadarkan diri. Dengan penglihatan yang hampir buram, Kai melihat Arachnid itu mendekatinya dan mencoba menusuk Kai, dengan kakinya.
Tapi sebelum itu terjadi, Tenzei kemudian bangun dan melemparkan pedangnya ke arah Arachnid itu, yang membuatnya marah. Sambil berteriak, Tenzei mencoba mengalihkan perhatiannya dengan melambai-lambai pada Arachnid itu.
“HEY!! LABA-LABA SIALAN!! ARAH SINI!!”
Arachnid itu kemudian berbalik, dan berlari dengan kencang ke arah Tenzei. Tenzei kemudian berteriak pada Kai sambil mengalihkan perhatian dari Arachnid itu.
“KAI!! LARILAH! INI ADALAH SEBUAH PERINTAH!!!”
Kai, yang hanya memiliki sedikit lagi tenaga, kemudian berdiri. Dan dengan perasaan yang terpukul dan berat hati, dia kemudian menangis dan berlari mencoba meninggalkan tempat itu.
(Sial!! Sial!! Sial!! Mengapa…mengapa semuanya malah berakhir begini?!!) Ucap Kai di dalam hatinya sambil berlari dengan menangis.
Terlihat dari kejauhan, Tenzei yang dicabik-cabik oleh Arachnid itu dengan sadis.
...Kenapa?!...
...Kenapa hal ini terjadi pada kami?!!...