SEASON 2 NOT CONSIDERED
Melewati masa kritis karena tragedi yang menimpanya, membuat seorang Elina trauma pada penyebab rasa sakitnya. Hingga dia kehilangan seluruh ingatan yang dimilikinya.
Morgan, dia adalah luka bagi Elina.
Pernah hampir kehilangan, membuat Morgan sadar untuk tak lagi menyia-nyiakan. Dan membuatnya sadar akan rasa yang rupanya tertanam kuat dalam hatinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon WILONAIRISH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 31
Shella terkekeh sinis, masih betah menyaksikan bagaimana teman lamanya itu sedang bersama mantan sahabatnya. Jelas ini adalah kesempatan emas, yang tak akan Shella sia-siakan.
Kalau menghancurkan hubungan El dan Morgan masih belum membuatnya puas, maka menghancurkan Bianca atau Viola mungkin akan semakin seru.
Karena kesempatan yang ada adalah menghancurkan Bianca, mungkin ia lebih baik menyusun rencana untuk melakukan aksinya nanti.
"Bi-Bi, lo pikir gue gak bisa bales gaya lo yang sok belain Elina? Gue bakal bikin lo menderita dan kesakitan" kekeh Shella dengan nada sinis nya.
Sementara Bianca yang sudah cukup menghabiskan waktunya bersama Ray, meminta untuk pria itu supaya pulang lebih dahulu. Karena ia masih harus menunggu Elina sampai sadar.
"Kamu gak ikut aku pulang?" tanya Ray, ia pikir ia datang untuk menjemput Bianca.
"Aku masih nunggu sahabatku sadar, kamu duluan aja ya pulangnya. Nanti aku kabarin lagi, kalau udah ada waktu buat pergi berdua." Jelas Bianca merasa bersalah, karena Ray rupanya mengajak ia keluar malam ini. Namun sayang dirinya belum bisa.
Akhirnya Ray mengangguk paham, dan berpamitan untuk pulang. Ray bergegas meninggalkan rumah sakit, namun tampak dihadang oleh seseorang.
"Shell?" panggil Ray dengan heran.
"Hai Ray, gue boleh gak kalau pulang bareng lo. Temen gue masih harus stay di sini, jadi gue bingung mau pulangnya gimana" ujar Shella memasang wajah memohonnya, berupaya untuk membuat Ray iba kepadanya.
Ray paham, kemudian mengizinkan Shella untuk ikut bersamanya. "Ya udah pulang bareng gue"
...***...
"Pasien Elina sudah siuman" ujar seorang perawat kembali memberikan informasi.
Papa, Morgan, Rozer, dan yang lain yang memang sudah kembali sejak tadi tersenyum dengan binar bahagia. Mereka merasa lega dan bahagia mendengar kabar itu. Hingga semuanya bergegas untuk masuk ke dalam ruangan.
Mama dan papa Elina langsung berhambur memeluk Elina. Setelahnya, kedua sahabat Elina pun juga memeluk sahabat mereka itu. Menandakan betapa bahagia dan senangnya atas keadaan Elina yang sudah sadar.
"El" panggil mama.
"Ma, Pa, Vi, Bi gue ... gue udah inget semuanya" lirih Elina meneteskan air matanya. Ia bahagia karena berhasil mendapatkan kembali semua ingatannya.
"El .." ujar Mama tak percaya, hingga kembali memeluk Elina kembali.
Mereka semua terharu sekaligus bahagia atas kepulihan Elina. Begitupun Morgan dan Rozer yang juga mengulas senyuman bahagianya.
Setelah beberapa saat, semuanya tampak lebih tenang. Elina mengulas senyuman pada Morgan dan Rozer.
"Inget gue, El?" tanya Rozer dengan nada bercandanya.
Elina mengangguk mantap, kemudian memeluk Rozer dengan bahagia dan tertawa pelan. Sementara Morgan memalingkan wajahnya, dadanya terasa sesak melihat itu.
Hingga ia memilih bangkit, untuk keluar dari ruangan Elina. Elina sudah baik-baik saja, maka waktunya ia harus pergi. Tekadnya masih sama, ia sudah merelakan Elina bahagia dengan pilihannya.
"Gan" ujar Elina memanggil Morgan setelah melepaskan pelukannya dan Rozer.
Langkah Morgan harus terhenti, ia berbalik menoleh pada Elina. "Iya?"
"Gue inget lo, lo gak bahagia?" tanya Elina menatap sayu Morgan.
Morgan tersenyum, mengangguk mantap. "Pasti, gue bahagia El. Gue bahagia akhirnya lo sembuh dan inget semuanya" ujar Morgan mendekat ke arah Elina.
"Lo gak mau peluk gue?" tanya Elina menatap lekat Morgan.
Morgan tersenyum, tentu saja ia mau. "Boleh?" tanya Morgan dengan ragu.
Elina mengangguk mantap, dan Morgan langsung memeluk wanita yang masih bertahta di hatinya.
Next .......