Jatuh cinta kepada seorang Arthur Mayer yang memiliki masa lalu kelam tidak dipermasalahkan Shannon Claire karena ia sungguh mencintai pria itu.
Namun bagaimana ketika terungkap dimasa lalu Arthur lah dalang dari peristiwa yang menyebabkan Shannon kehilangan orang yang disayanginya? apakah Shannon memilih bertahan atau meninggalkan Arthur? simak kisahnya di novel hasil menghalu dari Ratu Halu Base 😎
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Base Fams, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AD #29
Shannon terlihat duduk santai di sofa, seraya membaca buku. Fokusnya tidak teralihkan dari setiap kalimat yang ditulis dalam kisah tersebut sampai-sampai ia tidak menyadari jika ada seseorang yang sedang memperhatikannya.
Ya sosok itu tak lain adalah Arthur. Arthur berdiri di belakang sofa yang ditempati Shannon, bersandar pada lemari buku. Pria itu baru datang. Setelah turun dari mobil, ia menarik langkah menuju ke perpustakaan. Ada keinginan pada dirinya untuk singgah, dan ternyata keinginan itu menuntunnya untuk bertemu dengan kekasih kecilnya.
"Sudah kedua kalinya aku membaca buku ini, tetap saja aku menangis." Keluh Shannon sambil menyeka air matanya, membuat Arthur tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.
Shannon membenarkan posisi duduknya. Ia meraih ponselnya yang tergeletak diatas meja, dan membuka kunci pada layar telepon genggamnya itu. "Sudah pukul 9 lewat 10. Apa Arthur belum pulang? aku akan mengirim pesan. Mungkin dia masih sibuk, dan butuh semangat dariku."
Arthur yang berencana ingin mendekati Shannon, ia pun mengurung niatnya. Mari kita lihat bagaimana caramu memberiku semangat. Arthur melebarkan senyumannya. Kemudian, yang ia lakukan mengeluarkan ponsel dari dalam saku celananya.
◉ Malam pria tuaku yang tampan. Kau sedang apa?"
Ponselnya bergetar, Arthur dengan segera membuka layar chatnya bersama Shannon, menggerakkan jemarinya, membalas pesan dari gadisnya. Beruntung ponselnya dalam keadaan silent, dan rencananya berjalan mulus.
◉ Aku sedang lembur, sayang. Ada beberapa berkas lagi yang harus aku periksa. Kau sendiri, sedang apa?
Pesan darinya langsung di terima Shannon. Arthur melihat kekasihnya langsung membalas pesannya. Hanya beberapa detik, balasan pesan dari Shannon sudah di terimanya.
◉ Memikirkanmu mon chérie. Kapan kau akan pulang? aku merindukanmu."
Hanya membaca kalimat dari kekasihnya itu, Arthur semakin melebarkan senyumannya. Perasaanya menghangat. Pria itu tidak langsung membalas pesan Shannon, hingga pesan baru dari kekasihnya itu muncul lagi di layar.
◉ Sepertinya kau sangat sibuk. Baiklah, aku tidak akan mengirim pesan lagi. Semangatlah bekerja, dan lekaslah pulang. 😘
Arthur berdeham tipis, sontak membuat Shannon sedikit memutar tubuhnya. "Arthur! " matanya berkedip, menggemaskan. Senyuman indah, tulus diterbitkan olehnya untuk menyambut kepulangan Arthur. "Sejak kapan kau berdiri disana? kemarilah!"
"Sekitar 5 menit yang lalu." Arthur menarik langkah mendekati Shannon. Sejurus kemudian, ia merebahkan kepalanya diatas pangkuan kekasihnya itu.
Shannon menundukkan wajahnya seraya menyelipkan jemari lentiknya di cela rambut coklat Arthur, lalu membelai penuh kasih.
"Kau terlihat sangat lelah. Kenapa kau tidak langsung beristirahat di kamarmu?"
"Aku tidak akan bisa beristirahat dengan tenang, sebelum aku melihatmu, sayang." Arthur mengangkat tangannya, menyapu pipi Shannon yang terasa hangat.
"Kalimatmu sangat manis, Tuan Arthur. Kalau begitu, pandangi lah wajahku sebanyak yang kau inginkan. Aku harap kau tidak bosan." Shannon terkekeh sendiri mendengar ucapannya.
"Itu tidak akan terjadi," Arthur menangkap tangan Shannon, lalu mengecupnya. "Apa yang kau lakukan hari ini?"
"Aku belajar memasak, dan juga bermain dengan Harley. Ternyata, Harley sangat menggemaskan sepertimu, Arthur." Arthur tergelak menanggapi ucapan Shannon. "Omong-omong, kita seperti sepasang kekasih yang sedang backstreet. Berkencan dengan sembunyi-sembunyi."
"Kau yang menginginkannya. Padahal, aku ingin sekali memperlihatkan kepada dunia jika aku memiliki kekasih muda yang sangat cantik, dan juga manis. Aku ingin membuat para pria di luar sana iri denganku."
"Oh Ya Tuhan." Shannon terkikik, geli. "Bagaimana jika ada seseorang yang berencana merebut hatiku, darimu?"
"Aku pastikan itu tidak akan terjadi. Aku akan membuatmu selalu bahagia, sehingga kau kesulitan untuk berpaling. Akan ku buat kau tergila-gila kepadaku."
Dan itu sudah terjadi..
"Buktikanlah kalau begitu." Tantang Shannon dan Arthur menyanggupinya.
Keduanya tersenyum dalam diam, dan hening begitu saja masuk diantara mereka. Arthur menikmati sentuhan jemari Shannon yang masih bergerak, membelai rambutnya. Pandangannya tidak lepas dari wajah Shannon yang memerah karenanya.
"Shannon, " gumam Arthur. Pria itu menjamah satu tangan Shannon yang berada diatas dadanya, kemudian ia mengusap menggunakan ibu jarinya.
"Ya Arthur, " jawab Shannon dengan nada suaranya yang lembut mengalirkan rasa damai.
Arthur bangun, ia duduk menghadap kekasihnya itu. "Aku ingin mengenalkanmu dengan Daddy. Katakan padaku, jika kau sudah siap."
"Baiklah, aku akan mengatakannya jika aku benar-benar sudah siap. Aku masih sedikit khawatir."
"Kau tidak perlu merasa khawatir. " Arthur menyentuh wajah Shannon, membelai dengan lembut. "Dad, sosok Ayah yang sangat bersahaja, hangat, dan sangat perhatian. Pasti kau akan menyukainya. Sama sepertiku, saat aku pertama kali bertemu dengannya."
"Maksudmu?" tanya Shannon.
"Sebenarnya, Daddy Alonso bukan Ayah kandungku, sayang. Daddy memungutku, dan menjadikan aku putranya."
"Pasti Tuan Alonso sangat menyayangimu?"
"Ya kau benar."
"Lalu, Ayah kandungmu? "
"Aku tidak mengetahuinya." Balas Arthur. "Yang aku tau, aku dilahirkan dari rahim wanita yang menjadi korban pelecehan.“ Arthur menggenggam erat tangan Shannon, dan wajahnya terlihat menyedihkan. "Bahkan diakhir hidupnya, Ibuku mendapatkan pelecehan lagi."
"Ya Tuhan." Lirih Shannon
Flashback on:
"Kau jangan gila, Garf!" seru Freya mencoba melepaskan diri dari pria yang telah menolongnya ketika Freya mendapatkan pelecehan, dan membantu Freya saat Freya ingin melahirkan. Ethan Garfield, nama pria itu.
"Kau jangan munafik, Freya. Kau menyukaiku, bukan." Garfield menyerang, dan mencium leher jenjang Freya
"Lepaskan aku brengsek!" Freya mencakar tangan Garfield hingga rangkulan di pinggangnya terlepas. Freya segera berlari, dengan cepat Garfield meraih tangannya, dan menghempaskan tubuh Freya ke lantai. Pria itu langsung mengungkung tubuh Freya, lalu melepaskan handuk yang membalut tubuh
"Tubuhmu sangat indah sayang."
Dengan kasar Garfield menggaulii tubuh Freya, tidak memedulikan jeritan, dan tangisan wanita itu.
Bertepatan itu, Arthur membuka pintu kamar, dan ia menyaksikan pria itu menyakiti Ibunya. "Lepaskan Ibuku, Paman Garfield! " teriak Arthur, tangan kecilnya memukul punggung pria itu.
"Kau mengganggu saja, bocah brengsek!!" Garfield mendorong Arthur ke arah meja. Arthur terjatuh, dan keningnya terbentur sudut meja, dan Arthur terluka. "Ibu..."
Flashback off.
"Setelah melakukan aksi bejadnya, pria brengsek itu menyekap Ibuku menggunakan bantal." Arthur tertunduk, air matanya menetes. "Aku tidak bisa menyelamatkan Ibuku, Shannon. Aku tidak bisa menyelamatkannya."
Ya kejadian memilukan itu terjadi, saat Arthur berusia 6 tahun. Apa yang bisa dilakukan seorang anak kecil selain berteriak, dan menangis. Ia tidak bisa menolong Ibunya. Bahkan, aparat kepolisian seolah menutup mata atas kejadian yang menimpanya, dan keluarga dari mendiang Ibunya pun tidak berbuat apa-apa untuk membantunya.
Shannon mengangkat wajah Arthur. Sambil menangis, Shannon menghapus air mata Arthur, lalu memeluk tubuh kekasihnya itu. "Menangislah Arthur, dan berbagilah kesedihanmu." Shannon mengusap pelan punggung Arthur. Menit berikutnya, Arthur melingkarkan tangannya di pinggang Shannon lalu ia menumpahkan kesedihannya.
Beberapa saat kemudian, suasana kembali tenang. Shannon terdiam, menatap kedua mata Arthur yang sayu. Keduanya saling pandang, mengunci tatapan masing-masing hingga akhirnya Arthur mengikis jarak wajah diantara mereka, dan mencium bibir kekasihnya itu.
Ciuman Arthur sangat lembut, melumat beberapa kali kemudian ia membuat jarak tipis untuk kembali saling memandang. "Temani, aku disini. Aku masih membutuhkanmu."
"Ya, aku akan menemanimu."
👍👍
Shannon jangan lemah hadapi ulat bulu, Brantas ulat bulu Shannon
pasti dia tidak mau wanitamya dilecehkan dan pasti akan mnjaga wanitanya..