Haris seorang pemuda tampan dan pembisnis sukses, Haris sangat bosan dengan wanita-wanita yang mendekati dirinya karena harta membuat Haris memutuskan untuk menyamar demi mendapatkan pasangan yang tidak mendekati dirinya karena harta, berhasilkah Haris mendapatkan cinta sejati yang tulus mencinta Haris apa adanya tanpa mempermasalahkan hidup sederhana?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon maya ps, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29
Oki yang tidak terima bos besarnya direndahkan karena kendaraan saja, berencana kerjain ayah nya Karla supaya beberapa hari tidak ganggu bos besarnya dan tidak membuat Oki kesal melihatnya.
"Awasi sekitar tempat gua kerjain laki-laki tua tidak tahu diri itu, gua tidak terima big bos gua direndahkan berlebihan memangnya Karla sehebat apa sampai ayah nya sesombong itu cih!" protes Oki geram jika ingat bagaimana ucapan ayah nya Karla saat bicara didepan Haris.
"Bener Pak, dia saja mendapatkan perkebunan secara cuma-cuma karena kebaikan bos dia dulu bukan karena dari warisan saja sudah lupa diri dari mana dia asal dulunya, siap Pak saya akan pastikan rencana kita aman Pak lumayan kan beberapa hari bos Haris tidak dibuat emosi terus." ucap Adam setuju saja bikin celaka orang tuanya Karla, orang yang lupa diri akan masa lalunya sampai akhirnya seenaknya merendahkan orang lain yang ingin deketin anaknya.
"Kita lakukan besok pagi, awasi sekitar dan telefon gua saat target keluar rumah oke semuanya!" perintah Oki melihat anak buahnya yang setuju kerjain Ayah nya Karla.
Oki tahu resiko jika terjadi apa-apa sama ayah nya Karla, Oki siap akan tanggung semua biaya pengobatan dan benerin kendaraan yang dibawa ayah nya Karla besok yang penting misinya berhasil dan pastinya tidak akan berlebihan bikin celakanya.
**
Haris menatap seisi rumahnya yang kelihatan sangat berdebu, seperti tidak ada penghuninya sama sekali membuat Haris kesal melihat rumah kontrakan yang tidak terurus.
"Telefon Adam saja lah suruh kesini, biar dia yang beberes dan temenin gua bergadang lumayan tidak sendirian disini." ucap Haris mendapatkan ide bagaimana Haris tidak capek sapu rumah dan ngepel dari ujung ke ujung rumah.
Haris telefon Adam supaya datang ke rumahnya bawa makanan yang Haris mau dan beberapa minuman, karena mau bergadang bareng Adam dan minta Adam bawa laptop supaya bisa diam-diam melihat keuangan perusahaan yang dimiliki.
**
Karla melihat orang tuanya yang lagi berdebat merasa tidak enak melihat orang tuanya berantem karena dirinya, tapi ayah nya selalu seenaknya merendahkan orang lain tanpa memikirkan perasaan orang lain.
"Ayah tolong stop dong Ayah merendahkan orang lain, masa Karla tidak boleh berteman sama siapapun sih Ayah. Karla mau berteman sama semua kalangan jangan memberikan batas pertemanan dong tolong Ayah." bujuk Karla melihat Ayah nya pegang pinggang sambil melihat Karla.
"Betul Ayah, kita jangan selalu dianggap sombong dan angkuh karena ucapan Ayah yang berlebihan, baik ke perempuan maupun laki-laki mengerti tidak sih Ayah apa Ayah lupa kita pernah hidup susah sebelum se kaya seperti sekarang Ayah!" tegas Bunda nya Karla menatap suaminya, semenjak suaminya mendapatkan perkebunan dari atasannya membuat suaminya berubah menjadi angkuh dan mudah merendahkan orang lain seenaknya.
"Tidak bisa, keputusan Ayah itu terbaik untuk keluarga kita, kita harus bergaul sama orang kaya biar dipandang tinggi dari pada orang biasa kita dianggap rendah mengerti tidak kalian apa kalian tidak malu dihina saat ngobrol, belanja, maupun jalan-jalan bareng orang sederhana hah. Sudah lah kalian diajak punya kenalan orang kaya saja banyak protes tidak tahu bersyukur kalian ini!" bentak ayah nya Karla kesal.
Ayah nya Karla langsung berdiri dan meninggalkan istri dan anaknya, kesal karena kedua wanita yang sangat dicintainya selalu saja protes setiap dirinya minta jangan bergaul sama orang-orang sederhana.
Karla cuman bisa geleng-geleng kepala melihat ayah nya begitu keras kepala dan egois, berteman saja pilih-pilih dan tidak peduli dengan ucapan orang lain yang tidak setuju sama ucapannya yang seenaknya.