Ini adalah Karya pertama. Mungkin ada banyak typo dan keterburu-buruan di awal-awal chapter..
Zhang San hanya lah pemuda biasa di Klan nya. Namun tragedi besar terjadi dalam hidup nya. Kematian orang tua nya, menjadi titik balik dalam hidup nya,
"Aku akan membalas perlakuan kalian semua"
LIKE, KRITIK DAN SARAN DI HARAP KAN, SEMOGA BERKAH
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jajajuba, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bandit Gunung Batu
Runtuh nya sekte elang langit di iringi rintik hujan yg turun mengaliri parit- parit yg tercipta.
Setelah pemakaman. Tidak ada raut kebahagia'an yg terlihat di wajah yg hidup. Hanya menyesal kan kenapa semua harus terjadi.
Panatua agung pun yg mengetahui anak nya adalah dalang di balik rencana ini sangat murka. Tapi apa mau di kata nasi sudah menjadi bubur. Tinggal membenahi yg ada.
Cao ling an setelah memakam kan ayah nya mengurung diri nya di kamar. Tak ada yg berani menggangu nya. Hanya ketika zhang san ingin berpamitan lah. Dia baru keluar dari peraduan nya.
"Boleh kah aku mengikuti mu. Sekarang aku tak punya siapa- siapa lagi." Ucap cao ling an dengan raut muka sedih. Mata lebam karna menangis.
Satu jari melayang ke arah wajah. Mengusap air mata yg menetes ke bawah,
" Tak usah risau, Aku mengizinkan mu ikut. Tapi dengan syarat jangan membantah ucapan ku." Ucap nya dengan tegas.
Cao ling an yg mendengar persetujuan itu mata nya langsung berbinar dan wajah imut nya kembali terlihat.
"Izin lah kepada paman mu dulu !"
"Baik, kita kesana bersama. sahut cao ling an dengan semangat
Mereka berdua pun berjalan ke arah kediaman cao mingsin.
Sesampai nya di kediaman panatua agung cao ling an langsung memanggil.
"Paman! Paman, di mana kau paman"
"Ada apa ling'er? kenapa kau berteriak?"
"Boleh kah aku ikut dengan zhang san?"
"Emmm. Kenapa kau harus meninggalkan sekte. Aku bisa membimbing mu agar menjadi matriak muda sekte ini."
"Tidak paman, aku ingin berpetualang mencari pengalaman dan meningkatkan kekuatan bersama kaka san."
"Baik lah jika itu sudah keputusan mu." Ucap cao mingsin sambil mengusap kepala keponakan satu- satu nya itu lalu memeluk nya,
"Ma'af kan anak paman, dia sudah mendapat hukuman dan kehilangan kultivasi nya."
"Yg lalu biarlah sudah berlalu. Tak mungkin terulang kembali kan." Ucap cao ling an yg mulai dewasa menyikapi nya.
"Paman berharap kalian akan baik -baik saja."
"Terima kasih paman. Kami akan segera pergi. Kami pamit." Tangan melambai mengiringi langkah dua insan yg saling berbagi hati tapi masih tak mau mengakui..
"Kemana kita akan pergi?" Tanya cao ling an.
"Kemana hati ku senang la la la la la. Sambil berlari kecil zhang san bernyanyi.
"Kita mencari desa dulu atau kota terdekat."
"Ikuti aku, aku sedikit lebih tau daerah sini.
Mereka pun melangkah bersama. Bercanda, tertawa melupakan segala lara yg ada, Menumbuh kan benih cinta.
Perjalanan panjang tak begitu melelahkan karna wanita idaman sangat mengagumkan.
"Kau sangat cantik!" Kata itu terlepas begitu saja, membuat wajah putih cao ling an merah seperti kepiting rebus.
"Kau sudah pandai menggoda" jawab nya,
"Apa kah semua lelaki suka menggombal."
"Mungkin iya. Mungkin juga tidak." Zhang san tertawa sambil menggaruk kepala yg tidak gatal.
"Di hadapkan dengan keindahan mana ada yg tahan" ucap zhang san lagi.
Tak terasa langkah kaki mereka tiba di pintu masuk desa.
"Tidak ada penjaga di desa ini." Ucap zhang san. "Mengapa desa ini begitu sepi ya?" Ucap cao ling an pelan.
"Lebih baik kita periksa. Tetap waspada."
Mereka pun memasuki desa tersebut. Sungguh sangat sepi. Seolah desa itu adalah desa yg di tinggal kan.
Beberapa ratus meter melangkah. Banyak pasang mata yg melihat dari dalam rumah.
Ketika itu ada anak kecil berlari mengambil boneka yg di jemur. Dan di cepat - cepat di tarik oleh orang tua nya. Untuk di bawa masuk.
"Mereka terlihat ketakutan gege san."
"Kau benar an'er. Cao ling an terkejut senang di hati nya mendengar zhang san memanggil nya an'er. Apa kah dia menerima ku, pikir nya.
"Pasti ada yg tidak beres di desa ini. Ayo kita masuk lebih jauh dan mencari tempat makan." ucap zhang san membuyarkan pikiran cao ling an.
Setelah melihat ada rumah makan yg buka mereka pun mengayunkan kaki memasuki nya. Kemudian memesan beberapa hidangan yg ada.
"Setelah pelayan menyiapkan hidangan." Cao ling an pun bertanya.
"Apa yg sebenar nya terjadi di desa ini paman?" Tanya nya kepada pelayan.
"Desa ini mungkin akan segera hancur nona."
"Memang nya kenapa pak?"
"Kemarin di desa sebelah ada sekelompok bandit yg telah menculik beberapa anak gadis desa tersebut. Dan membunuh para pemuda yg mencoba melawan.
Dan kemungkinan beberapa hari lagi. Mereka akan datang ke desa ini." Ucap pelayan sambil mendesah lesu.
"Tapi kenapa paman disini masih berjualan.?"
"Kemana saya harus pergi tuan muda. Toh tidak ada tempat dan sanak keluarga lagi" ucap nya sedih.
"Sebaik nya tuan muda dan nona lekas pergi dari sini. Karna desa ini sudah sangat tidak aman. Para warga pun bersembunyi dan tak ingin keluar jika tak terlalu mendesak."
"Booooom. ...!
"Oh tidak. Mereka sudah datang" Ucap pelayan yg segera bergegas menutup rumah makan nya.
Zhang san menaruh lima keping emas di meja. Kemudian dia melesat bersama cao ling an.
"Kemana mereka. Kok hilang!" Pelayan bingung yg ada hanya kepingan emas yg berkilauan.
"Ayooo anak- anak. majuuu." Ucap pemimpin bandit berseru.
"Cepat cari wanita muda. Dan rampas harta yg mereka punya." seseorang bersuara.
"Jangan bawa anak kami tuan!" seorang bapak- bapak mencoba menahan anak nya. Namun bleees kepala nya terlepas.
"Aaaaaaaa anak gadis itu berteriak histeris. Bapaaaaak" teriak nya.
Di sisi yg berbeda .Tolong.... toolong... teriakan warga menggema memilukan.
"Belees ! Bleees! bleess" tiga kepala terlepas begitu cepat tanpa sempat berteriak. Dengan langkah bayangan zhang san begerak cepat melepas kan beberapa kepala lagi..
"An'er bantu warga. Aku akan menghadapi pemimpin nya."
"Serah kan padaku san gege!" ucap nya sambil memenggal kepala seorang bandit yg hendak menangkap nya.
Zhang san pun melesat ke arah pemimpin bandit yg sedang duduk di atas kuda nya. Tanpa bertanya. Dia mengarah kan pedang nya. Namun pemimpin bandit itu cukup cekatan juga. Dia menghindar dengan melompat dari kuda.
"Bangsat...! kau merusak kesenangan ku." Dengan mencabut dua pedang dari sarung nya. Dia memutar mutar pedang nya dan menggumamkan teknik nya. "Tebasan tornado."
"Wuuus.... wuuuus..."
Tebasan yg berputar menciptakan tekanan yg mengarah ke arah zhang san. "Mati lah!" Teriak nya.
Namun zhang san tak tinggal diam. Dia pun juga menggumam kan teknik nya. " Aura pedang."
Bilah angin tercipta di sekitar nya. Mengelilingi nya membuat domain nya sendiri. Hingga menghilangkan tebasan tornado dan mengganti nya dengan aura pedang.
"Gluuuk...! Bunyi ludah terteguk. Ini gawat" ucap pemimpin bandit. Namun dia tak sempat berlari. Bilah- bilah angin itu langsung menusuk seluruh tubuh nya. "Aaaaaaaaaaaa teriakan terahir yg begitu panjang terdengar..."
Dari orang2 Sabdraan,Petalukan menjadi bawahannya dan membangun Sekte Kebajikan di Alam Jiwa Zhan San bertambah maju kuat bertambah banyak bawahannya
eeeeh malah di sambut dengan
Permusuhan mau ditangkap di pekerjakan kerja Rodi/Paksa Itu Dewa beneran/Dewa Kawe
Salam sehat sukses selalu Author
Bersama seluruh keluarganya Aamiin